Beberapa hari sebelumnya, bukankah saya pernah menceritakan kisah
tentang bagaimana kita terkurung di sini, terkunci dari luar, dan dijaga
oleh para malaikat dan penjaga surgawi? (Hadirin: Ya.) Mungkin Anda
ingin menanyakan bagaimana mereka bisa mengurung kita.
Mereka menggunakan tiga alam (rohani)!
Rintangan pertama - seperti penjara di dunia ini, mempunyai tiga atau
empat pintu. Ketika saya ke Hualien mengunjungi para tahanan dan memberi
ceramah, saya harus melintasi beberapa pintu sebelum bertemu mereka.
Pada dinding paling luar, ada kawat berduri di bagian atasnya. Tahanan
kelas berat diborgol dengan rantai besi, dan mereka bahkan tidak boleh
meninggalkan sel, apalagi melangkah ke luar melalui pintu-pintu tersebut.
Tetapi, beberapa tahanan boleh bergerak lebih bebas; mereka boleh
bekerja menyapu lantai, bercocok-tanam dan menyiram tanaman. Mereka
mempunyai kebebasan lebih. Beberapa di antaranya boleh keluar melewati
beberapa pintu hingga hampir mencapai dinding luar!
Situasi itu serupa dengan kita sebagai praktisi rohani. Beberapa orang (praktisi
rohani) melewati tiga atau empat pintu dan mencapai alam keempat, tetapi
mereka dihentikan oleh dinding. Hanya jika telah keluar dari pintu utama
dan dinding paling luar, maka mereka baru sungguh-sungguh bebas. Itulah
proses kita terpenjara dalam tiga alam rohani. Lalu, bagaimana kita
terkurung di alam rohani pertama, yang disebut dunia Astral?
Terikat oleh Rasa Kasih Sayang Dunia Astral
Bagaimanakah keadaan dunia Astral itu? Di dunia astral ini mereka
menggunakan Rasa Kasih Sayang dan Perasaan untuk mengikat kita. Tidak
perlu menggunakan kekerasan, caci-maki ataupun rantai besi. Mengertikah
Anda situasinya? Oleh sebab itu, seluruh umat manusia di sini terlibat
dalam rasa kasih sayang. Itu bisa terjadi antara pria dan wanita, atau
bahkan wanita dengan wanita, ataupun pria dengan pria.
Rasa kasih sayang merupakan alat yang lebih baik daripada kunci dan
rantai besi. Kebanyakan dari kita tidak mampu lolos saat diikat oleh
perasaan kasih sayang! Sukar bagi kita untuk meninggalkannya.
Diperlukan suatu kemauan keras yang luar biasa, pertobatan kuat
yang timbul dari dalam, atau keberanian yang sangat besar, kerinduan
yang sangat tulus, untuk memperoleh pertolongan dari Para Suci. Lalu
mereka akan mendorong kita hingga kita bisa melampaui dunia Astral.
Apabila ada di antara kita yang masih terikat oleh rasa kasih sayang dan
mempunyai banyak masalah percintaan, kita tahu bahwa kita masih di dalam
tingkatan Astral. Maka, sebaiknya kita berhenti membual, dan mencoba
menyadari bahwa kita masih belum mampu mengatasi rintangan pertama.
Itulah sebabnya sejak dahulu, orang-orang selalu menghormati para
biarawan/biarawati. Mereka menganggap para biarawan/biarawati itu
sedikitnya telah melampaui tingkat Astral - pintu pertama.
Seperti halnya para penghuni penjara, beberapa di antaranya telah
melakukan tindakan kriminal yang serius, jadi mereka dikurung di dalam
sel yang begitu kecil sehingga mereka tidak bisa berdiri tegak. Tahanan
yang lebih serius lagi malah diborgol dengan rantai, dan mereka tidak
pernah diizinkan melewati pintu pertama. Beberapa tahanan bisa keluar
dari pintu pertama dan ikut mengerjakan sesuatu di halaman penjara, jadi
mereka lebih bebas. Wajarlah jika tahanan yang dikurung di dalam sel
kecil menjadi iri hati. Di dalam, mereka tidak bisa melihat matahari
atau orang lain. Bahkan para handai taulan tidak diperbolehkan
mengunjungi mereka, tidak juga pengacara. Mereka menunggu kematian -
hukuman mati mereka. Tentu saja, mereka sangat iri pada tahanan lain
yang boleh melewati pintu pertama, dan bergerak dengan bebas.
Sama halnya, kita menyangka para biarawan/biarawati itu telah melampaui
tingkat rasa kasih sayang dan bebas dari perasaan-perasaan kasih sayang
ini, maka kita menghormati mereka. Kalau tidak, apa sih bedanya? Mereka
tidak pantas disebut biarawan/biarawati jika belum mampu melampaui
tingkat rasa kasih sayang. Ini sejenis kunci!
Sangat sulit melewati rintangan pertama, tetapi sekali kita berhasil
mengatasinya, rintangan-rintangan berikutnya lebih mudah dilalui. Hanya
jika seorang tahanan sudah bertingkah laku baik, maka penjaga
mengizinkannya berjalan-jalan dan ikut bekerja. Setelah beberapa lama
dalam pengawasan dan ia tetap berkelakuan baik, penjaga akan lebih
mempercayainya. Beberapa saat kemudian, ia akan diperbolehkan keluar
pintu kedua dengan lebih mudah. Jika kelakuannya terus saja membaik,
akan lebih mudah baginya untuk keluar - bukan keluar penjara, tetapi
diizinkan bekerja lebih banyak, dan memperoleh tambahan kepercayaan dari
para penjaga. Ia tidak akan dikunci dengan ketat, dipukuli ataupun
dihukum.
Alam karma - Sukar Lolos dari Hukum Karma
Kita menyebut rintangan kedua sebagai alam karma (Hukum Sebab-Akibat).
Bagaimanakah karma mengikat kita? Apa saja yang telah diciptakan para
malaikat bagi kita? Begitu kita melewati rintangan pertama, para
malaikat telah menyiapkan rintangan kedua, maka kita tidak bisa naik
dengan segera untuk menyerang makhluk surgawi, membuat kesulitan,
membuat kekacauan di surga, dan merusak kedamaian alam semesta. Karena
itu, disediakan rintangan demi rintangan untuk menghentikan kita, dan
memungkinkan para malaikat mengawasi kita. Jika kita mampu mencapai
Kerajaan Surgawi segera setelah kita menerobos rintangan pertama,
malaikat-malaikat itu akan kesulitan; maka dibuatlah rintangan lainnya.
Cara apakah yang dipakai para malaikat kali ini? Mereka mengontrol kita
dengan Hukum Sebab Akibat. Tetapi, bagaimana caranya? Caranya ialah:
Apa pun Yang Kita Perbuat di Dunia Ini, Tidak Peduli Baik ataupun Buruk,
Tetap Akan Menghasilkan Buah. Oleh karena itu, kita harus kembali untuk
memetiknya. Kalau kita melakukan hal-hal buruk, kita akan kembali untuk
menderita; jika kita melakukan hal-hal baik, kita akan kembali untuk
menikmatinya. Selagi menikmati, kita bisa tanpa sadar melakukan hal-hal
buruk. Semakin kita menikmatinya, semakin kita jatuh ke dalam perangkap.
Saat situasi menjadi buruk, kita sengsara dan frustrasi, dan begitulah
kita lebih cenderung untuk melakukan hal-hal buruk. Keadaan apa pun akan
mematikan kita. Nah, inilah jebakannya!
Para Malaikat mengurung kita di sini tidak memakai rantai, tidak bisa
juga menggunakan kekuatan-kekuatan gaib, karena kita telah mempelajari
semuanya. Kita tahu bagaimana menjebol kurungan dan kabur. Oleh sebab
itu, mereka merancang suatu cara yang fleksibel untuk mengurangi
kekuatan kita dengan kasih sayang dan karma. Mereka menciptakan suatu
sistem hukum karma yang di dalamnya kita lahir dan hancur dengan
sendirinya. Pada hakikatnya mereka tidak melakukan apa pun terhadap kita;
bukan main! Apa pun yang Anda lakukan, baik ataupun buruk, Anda harus
kembali, bertumimbal lahir. Ini sungguh hebat! Sejak itu, kita telah
dirantai hingga sekarang. Kita tidak pernah bisa lolos betapapun
hebatnya kita mencoba. Kita tidak akan bisa naik.
Seperti halnya pintu utama suatu penjara, Anda hanya bisa keluar dengan
melaluinya. Menggali terowongan atau usaha lainnya, cepat atau lambat
Anda akan tertangkap polisi. Sekali tertangkap, hukuman akan bertambah,
dan kalian akan dikurung lebih kuat. Itulah sebabnya kebanyakan orang
gagal memperoleh kebebasan dengan berlatih dan bermeditasi sendiri.
Mereka mencoba menggali terowongan atau membuat lubang di dinding,
tetapi itu hanyalah mengarah pada konsekuensi yang lebih serius. Kita
sebut mereka kerasukan. Karena itu, hukum karma adalah rantai, kunci
atau pintu yang mengurung kita di sini. Itulah cara kerjanya. Hal itu
dirancang oleh para malaikat. Jika tidak, mereka tidak bisa mengurung
kita di sini.
Anda boleh bertanya: "Rintangan pertama adalah perasaan kasih sayang.
Dan rintangan kedua adalah karma. Itu seharusnya sudah cukup, tetapi
mengapa lalu diperlukan rintangan ketiga juga? Dan untuk apa alam
keempat itu? Itu demi keamanan saja! Amatilah para tahanan di penjara.
Mereka dirantai, dan ada banyak pintu di dalam yang diperkuat dengan
kawat berduri dan dinding luar yang dijaga oleh banyak polisi. Mereka
juga mempunyai sistem yang mampu menghentikan pelarian dengan segera,
misalnya pagar listrik. Ketika orang memanjatnya, ia akan dikejutkan dan
terjatuh! Tidak perlu menangkapnya. Mereka juga punya radar dan alarm
tanda bahaya. Jika ada orang yang merangkak ke luar, alarm pun akan
berbunyi, sehingga seluruh dunia akan tahu.
Tidak Bisa Keluar dari Ketiga Alam Rohani Sebelum Ego Dihilangkan
Sama halnya, manusia di Bumi telah amat sengsara terkunci di belakang
dua pintu dan tidak sanggup lolos. Masih juga ditambah dengan pintu
ketiga. Untuk apa pintu ketiga itu? Seandainya ada orang yang sangat
pintar, dan ia tahu bahwa kelakuan buruk akan membawanya pada balasan
buruk, dan kelakuan baik akan menuntunnya pada balasan baik, bagaimana
jika ia tidak melakukan hal baik ataupun buruk, dan oleh karena itu ia
memasuki alam rohani ketiga? Andaikan tidak ada dinding lain di alam
ketiga, ia sudah langsung meluncur ke Kerajaan Allah!
Meskipun ia tidak melakukan hal baik ataupun buruk, tidak berarti ia itu
sudah baik. Barangkali ia telah menyiapkan suatu rencana bagus, karena
ia tahu bahwa ia akan terikat oleh apa pun juga yang dilakukannya. Ia
memutuskan untuk tidak merasakan kasih sayang apa pun, tidak melakukan
hal baik ataupun buruk, dan lihatlah apakah kita bisa keluar atau tidak.
Kita tetap tidak bisa keluar. Sebab para malaikat telah memikirkan hal
itu. Malaikat lebih pintar daripada kita; barangkali mereka takut kepada
kita, karena kita benar-benar 'mengerikan'.
Setelah rintangan kedua ada rintangan ketiga. Bagaimana rintangan ketiga
itu menghentikan kita? Kita tidak mempunyai rasa kasih sayang, dan kita
tidak melakukan hal baik ataupun buruk, apa lagi yang bisa mengurung
atau mengontrol kita? Ingatkah Anda, apa sifat alam rohani ketiga?
Itulah Kekuatan Mencipta. Sang Brahma adalah pencipta dalam ketiga alam
rohani itu. Yang disebut dengan pencipta sebagaimana kita kenal hanyalah
di dalam ketiga alam rohani. Pencipta yang kita kenal adalah sang Brahma
ini.
Bagaimana para malaikat mengikat kita sambil memberi kita kekuatan
mencipta pada waktu yang sama? Itu dikarenakan, meskipun kita telah
mencapai tingkat ketiga, kita masih mempunyai ego. Kita selalu ingat
untuk tidak melakukan hal baik maupun hal buruk. Karena memiliki
kekuatan, kepintaran, dan kemauan untuk mengontrol diri sendiri, kita
masih mempunyai ego tersebut. Kalau kita mempunyai kekuatan gaib untuk
menciptakan sesuatu, kita malah akan bertambah sombong. Walaupun
kesombongan ini sesuatu yang lebih mulia, tetap saja merupakan
kesombongan.
"Wah! Saya sungguh hebat! Sekarang saya bisa menulis puisi, memainkan
piano, melukis, dan melakukan apa saja. Banyak dari kemampuan saya telah
berkembang!" akibatnya kita bertambah sombong lagi. Karena kita masih
berada dalam ketiga alam rohani itu, kita tidak bisa mengontrol ego.
Kita masih belum mendidik moralitas kita, menekan ego setiap hari, dan
belajar menjadi rendah hati; maka semakin banyak kita mendapat atau
menciptakan, semakin membengkak lagi kesombongan kita. Itulah sebabnya
kita tertambat di sana.
Atau, kita akan sangat bangga kalau telah menjadi lebih baik atau lebih
lancar dalam berdebat. "Saya lebih baik daripada dia, karena dia kalah
berdebat dengan saya. Saya telah lulus, dia tidak. Saya bisa melakukan
ini sedangkan dia tidak..." Hanya sebagai contoh saja, ataupun: "Saya
seorang yang penuh sesal, dia tidak. Kata orang, Guru suka kepada orang
yang menyesali kesalahannya! Anda lihat, bahwa saya penuh sesal. Saya
ini hebat!". Bisakah Anda bayangkan bahwa penyesalan dapat mengarah pada
kesombongan? Apa saja yang sanggup kita ciptakan bisa membuat kita
merasa bangga. Karena itu, sungguh sangat sukar bagi kita untuk
melampaui alam rohani ketiga. Semua orang terus saja berpindah-pindah di
dalam ketiga alam rohani tersebut, mengira diri mereka agung dan sangat
hebat.
Orang yang rendah hatinya akan berkata: "Wah! Saya sangat rendah hati;
saya lebih rendah hati daripada dia. Siapa yang lebih rendah hati
daripada saya?" Mereka yang dekat dengan Guru akan menyangka bahwa
mereka itu hebat. " Guru mempercayai saya! Pasti ada yang istimewa
dengan saya." Mereka yang tidak bisa dekat dengan Guru akan menghibur
diri sendiri: "Mereka yang dekat dengan Guru adalah setan. (Guru dan
hadirin tertawa) Saya tidak sungguh-sungguh sakit, maka Guru tidak
memanggil saya ke samping-Nya. (Guru dan hadirin tertawa).
Alam Rohani Keempat - Zona Aman Pelindung Tanah Suci
Akhirnya, ada alam rohani keempat - zona aman penghabisan. Alam ini
serupa dengan penjara. Meskipun umat manusia bisa memperoleh kebebasan
lebih, belajar menjadi pintar, dan tampak bagus di luarnya, tetapi tidak
bisa dibiarkan berjalan di jalanan, karena mereka masih berstatus
tahanan! Mereka belum membayar lunas kejahatan mereka atau menghabiskan
masa hukuman mereka. Memperoleh kebebasan yang terlalu banyak bisa
membuat umat manusia gelisah dan bersikap memberontak.
Itulah sebabnya alam rohani keempat begitu luas dan gelap. Begitu
panjang dan sulit untuk dilewati. Itulah zona pelindung dunia-dunia
agung. Ketika kita mencapai alam rohani ketiga, kita telah cukup berarti.
Kita mempunyai kekuatan-kekuatan gaib, pintar, mampu menciptakan
barang-barang, dan bebas dari ikatan perasaan kasih sayang. Wah! Kita
mempunyai kemauan yang sangat kuat dan kekuatan yang dahsyat! Jika saja
kita naik dan menjarah dunia mereka, para Buddha akan kesulitan berat.
Akan terlambat untuk menghentikan kita! (Tertawa).
Karena itu, alam rohani keempat adalah alam yang paling sulit ditembus.
Tanpa adanya seorang Guru Sejati yang telah mencapai pencerahan sempurna
sebagai penjamin, tidak mungkin dilewati. Kita diizinkan berkeliaran di
alam rohani ketiga atau bahkan alam rohani keempat. Kita boleh menetap
di sana. Kita boleh terbang sesuka hati kita, dan menikmati cahaya dari
enam belas ribu matahari; tetapi itu saja, tidak lebih. Kita boleh pergi
ke manapun kecuali ke atas. Lintasan yang tersembunyi itu takkan terlihat
oleh Anda tanpa adanya seorang Guru Sejati yang membimbing. Seperti
pintu rahasia yang memerlukan kode rahasia untuk membukanya. Hanya satu
dua orang yang mengetahuinya. Bagaikan rahasia pertahanan nasional.
Tombol ataupun kode-kode rahasia hanya diketahui oleh sejumlah orang
tertentu saja di Departemen Pertahanan. Orang lain tidak tahu; sebab
mereka takut itu akan ditemukan oleh mata-mata musuh, lalu mereka akan
mendapat kesulitan.
Sekarang Anda tahu untuk apa keempat alam rohani tersebut. Bukankah
merupakan sistem yang sangat logis? (Hadirin: Ya) Tidak ada yang aneh.
Anda tidak perlu menduga-duga ataupun meragukan kata-kata saya. "Mengapa
seperti ini? Benarkah itu seperti ini?" Adakah keraguan lagi? (Hadirin:
Tidak).
|