Dari mana asalnya ego? Kita dapat mengatakan bahwa ego merupakan semacam
kepribadian, suatu sikap mental. Dari mana asal kepribadian? Kepribadian
bukan hal yang besar; bukan Diri Sejati kita; bukan juga Hakikat Tuhan
kita yang tercerahkan. Hanya kepribadian kita, yang terlahir dari
kebiasaan-kebiasaan yang terkumpul secara terus-menerus. Setiap kali
kita lahir, apakah sebagai seorang manusia, seekor hewan liar, suatu
makhluk Surgawi, suatu makhluk neraka, seekor hewan piaraan atau setan,
kita memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu. Masing-masing makhluk
memiliki kebiasaan-kebiasaannya sendiri dan itu semua dapat dipelajari.
Sebagai contoh, bila kita macan, tentunya kita akan menjadi bengis.
Setiap hari kita akan berburu makanan dan membunuh hewan. Itu cara kita
hidup pada masa kehidupan itu. Maka, jika kita segera terlahir kembali
sebagai seorang manusia setelah meninggal sebagai seekor macan, maka
jejak-jejak sifat hewan yang ganas masih tetap membekas. Kita akan
memiliki watak yang garang, suka melahap daging dan menjadi sangat jahat.
Kita tidak akan mudah cocok dengan sesama atau mudah memaafkan, dan kita
menyukai pertengkaran dan selalu melakukan hal-hal yang negatif secara
berlebih-lebihan.
Bila setelah kehidupan kita sebagai macan berakhir, dan kita dilahirkan
kembali sebagai hewan yang lain, mungkin yang lebih lembut seperti
seekor domba, tentunya kita akan berbeda cara hidupnya dan menjadi
sangat lembut. Bahkan bila sifat-sifat macan masih ada dalam hewan itu,
akan memiliki kesempatan kecil untuk timbul. Kita perlahan-lahan akan
melupakannya dan kemudian sifat jahat ini akan berkurang. Kita akan
berhenti membunuh dan memakan daging. Sifat-sifat hewan dan naluri
membunuh kita akan berkurang. Bila, setelah kita meninggalkan tubuh
domba, kita dilahirkan lagi sebagai domba yang lain, kita akan menjadi
lebih lembut lagi dan cara kita menjalani kehidupan yang lain menjadi
lebih manis.
Bila kita dilahirkan kembali sebagai seorang manusia setelah kehidupan
kita sebagai domba telah berakhir, tentunya kita akan lebih nampak
seperti domba. Kita akan menjadi sangat lembut, dan tidak nampak sangat
mengerikan. Kita akan menjadi patuh dan mudah dikendalikan serta mudah
bergaul dengan yang lain! Lidah kita akan mudah puas. Kita mungkin lebih
suka mengonsumsi rumput-rumputan dan mencari sayur-sayuran. Maka, kita
dapat melihat bahwa tiap-tiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda-beda karena telah mengumpulkan berbagai kebiasaannya
sendiri-sendiri.
Selama perwujudan kita sebagai hewan, saat kita meninggal sebagai macan
dan dilahirkan secara berulang-ulang sebagai macan yang lain atau
sebagai hewan bengis yang lain seperti serigala atau ular sebelum kita
akhirnya dilahirkan kembali sebagai manusia, sifat-sifat kita tidak akan
jauh berbeda dari sifat-sifat setan. Itu sebabnya kita menjumpai
sebagian orang sangat bengis tanpa alasan, dan hampir tidak mungkin
berhubungan dengan mereka. Karena mereka baru saja berpindah dari
kehidupan seekor hewan dan mengenakan tubuh yang baru. Mereka telah
dilahirkan secara berulang-ulang sebagai seekor hewan, dan sangat sering
sebagai hewan yang bengis. Ini bukan kebetulan. Jika tidak, mengapa
tidak setiap orang dilahirkan kembali sebagai seekor hewan, saat terus
dilahirkan kembali sebagai seekor hewan yang bengis? Mungkin karena
sebelum mengambil bentuk hewan, mereka menyemai banyak hal-hal buruk,
telah mengambil terlalu banyak kehidupan atau tertekan dalam situasi
karena takdir dan membiarkan kekerasan menguasai mereka.
Sebagai contoh, kita mengetahui bahwa beberapa penjahat dijebloskan ke
dalam penjara. Tujuan semula pemerintah memperlakukan demikian adalah
agar memberi pelajaran kepada mereka dan memberi mereka kesempatan untuk
bertobat, memperbaiki kehidupan mereka dan menjadi penuh kebajikan.
Tetapi, mereka makin buruk dalam penjara. Dipenuhi amarah, sebagian
berusaha melarikan diri dan membalas dendam saat mereka berhasil. Mereka
melakukan lebih banyak kejahatan dan makin menyulitkan mereka untuk
menarik diri dan keluar dari situasi buruk ini. Mereka mungkin
menghadapi keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan dalam penjara dan
dapat salah paham dengan maksud baik orang lain. Kadang-kadang rasa
rendah diri mereka dapat menyebabkan mereka mempercayai bahwa mereka
telah diperlakukan buruk walaupun polisi memperlakukan semua orang
secara sama. Perasaan ini dapat mengeras dalam hati mereka dan mereka
ingin membalas dendam saat mereka keluar dengan melakukan lebih banyak
kejahatan yang serius, sehingga berakhir dengan menerima hukuman yang
lebih keras. Hukuman yang lebih keras sebaliknya membangkitkan kebencian
yang lebih besar dalam diri mereka, yang menyebabkan mereka makin jatuh
sampai mereka akhirnya menjadi sungguh-sungguh sulit atau tidak mungkin
diperbaiki.
Saat kita menjadi hewan buas, kita berkubang dalam hubungan sebab-akibat.
Bila kita jatuh ke dalam situasi demikian dan kita gagal memperbaiki
atau menyesali dan terus melakukan lebih banyak tindakan yang jahat,
kita akan tetap pada tingkatan hewan dan memiliki banyak kesulitan untuk
meningkat pada tingkatan manusia lagi. Bahkan bila kita ingin menjadi
manusia, akan membutuhkan banyak masa kehidupan sebelum kita dapat
berhasil.
Saat kita menjadi macan, kita mengumpulkan sifat-sifat, tindakan dan
kebiasaan jahat macan. Medan magnet kita menjadi suatu lingkaran cahaya
yang jahat. Dan saat kita menjadi manusia, medan magnet ini tercatat
dalam kesadaran kita yang disebut kesadaran Alaya, di mana pikiran dan
tindakan kita yang baik dan buruk dari kehidupan lampau kita direkam.
Dengan rekaman yang begitu banyak, ia akan memberi reaksi secara spontan
pada situasi-situasi yang serupa. Ini berarti bila seseorang atau suatu
keadaan merangsang kita, sifat tersebut segera muncul karena kita lupa
bahwa sekarang kita adalah manusia, bukan macan.
Bila kita manusia ingin menghindari situasi-situasi demikian, kita harus
meneliti sifat-sifat mirip hewan yang kita miliki. Dan kemudian kita
akan mengetahui bahwa kita memiliki hubungan sebab-akibat yang sangat
berat. Tetapi, apakah hubungan sebab-akibat itu? Dalam masa yang lampau
kita telah mengumpulkan banyak kebiasaan. Saat kita berpindah, kita
mengumpulkan dan merekam terlalu banyak tindakan jahat, seperti halnya
pada suatu pita rekaman. Saat tombolnya ditekan, ia akan memainkan
kembali. Dan apakah tombol-tombol ini? Merupakan kesempatan-kesempatan
atau kejadian-kejadian yang kita hadapi yang menyalakan rekaman-rekaman
dengan sendirinya.
Maka, kadang-kadang kita sangat jahat kepada orang-orang, tetapi kita
tidak mengetahui alasannya. Karena tombolnya telah tertekan. Orang
tertentu tidak sengaja mengatakan sesuatu yang kita pernah mendengarnya
di masa lampau saat kata-kata tersebut mengecewakan kita. Sekarang, saat
kita mendengar sesuatu yang serupa, kita segera menjadi kecewa. Atau
mungkin dalam kehidupan yang lalu, saat kita menjadi manusia atau hewan,
seseorang menjebak kita. Sekarang, kapan pun kita melihat sesuatu yang
menyerupai jebakan-jebakan demikian, hanya dalam penampilan, kita
menjadi takut. Kita tidak mengerti mengapa suatu jenis kotak tertentu
mengerikan kita. Beberapa kotak nampak serupa dengan jebakan yang kita
hadapi dalam kehidupan kita yang lalu sehingga kita takut dan tidak
menyukainya. Itu alasan sebagian orang lebih menyukai perabot yang
bundar, atau tidak menyukai perabot yang persegi atau mirip perabot
segitiga. Ini semua berhubungan dengan kesan-kesan pada kehidupan yang
lalu.
Keadaan-keadaan yang kita sukai, tidak sukai, benci atau kasihi adalah
sebagian dari apa yang disebut ego. "Saya" hanya menyukai cara demikian;
ini sesuai selera "saya" - ini disebut "ego." "Ego"nya berarti
kepribadiannya. Yang demikian adalah kebiasaan "saya"; ini yang "saya"
perkirakan; "Saya" tidak dapat berubah; "Saya tidak ingin berubah, atau
beginilah diri "saya" dan saya tidak dapat berubah! Ini yang disebut
ego, tetapi kenyataannya, ego merupakan kepribadian; tidak ada yang
misterius atau tidak dapat dimengerti.
Hanya Getaran Meditasi Suara Yang Dapat Membersihkan Hubungan
Sebab-Akibat
Untuk menghentikan diri kita makin terjerumus dalam hubungan
sebab-akibat, kita harus menghindari kebiasaan-kebiasaan kita dan
mencegahnya muncul. Bila suatu kebiasaan muncul, akan makin kuat
bertumbuh, kita bahkan akan menjadi lebih cepat marah. Sebagai contoh,
dalam kehidupan lampau, kita mungkin telah dituduh melakukan kejahatan
yang tidak pernah kita lakukan. Dan kita mungkin telah dipukuli dan
sakit hati, atau dianiaya oleh mereka yang berkuasa. Kemudian dalam
kehidupan kita sekarang, kita mungkin bertemu seseorang yang menganiaya
atau melukai hati kita karena alasan yang dapat dibenarkan. Kenyataannya,
kita di pihak yang salah, dan adalah tepat baginya untuk menganiaya kita.
Tetapi, seseorang telah salah menuduh dan menganiaya dalam kehidupan
kita yang lalu dan kita membencinya. Dan saat kita menghadapi suatu
situasi yang serupa lagi, kita tidak dapat menoleransinya dan berusaha
membalas atau melawan. Maka, kita memperdalam kebencian dalam hati
kita dan membuat suasana dendam bertumbuh makin kuat. Pada akhirnya
membentuk kepribadian kita yang pendendam. Maka, bila kita ingin
menghindari situasi ini, kapan pun kita ingin membalas dendam pada
orang-orang, kita harus segera mengatakan kepada diri kita sendiri: "Apakah
balas-membalas akan ada akhirnya?"
Setiap kali kita melakukan tindakan atau mempelajari suatu gagasan baru,
suatu saluran yang baru tercipta dalam otak kita untuk menyimpan materi
yang baru ini. Ini untuk menyimpan kebencian, itu untuk kasih, ini untuk
kedengkian, dan itu untuk ketenaran dan keuntungan. Tiap tempat dimuati
oleh suatu kualitas yang berbeda. Makin banyak kebiasaan yang kita
miliki, makin banyak kotak atau saluran yang mengisi otak kita.
Semula, kotak-kotak atau saluran-saluran ini dapat hancur sendiri.
Sangat sederhana. Bila tiada apa pun di dalam, mereka akan melebur
bersama-sama dan musnah. Tetapi, ada suatu senyawa yang disebut "materi
kelabu" dalam otak kita yang mengisi saluran atau kotak ini. Semua
gagasan dan tindakan yang baru tercatat dalam materi kelabu ini, yang
memenuhi saluran yang kosong dalam otak, sangat mirip suatu komputer
yang semata-mata merekam catatan.
Kita tidak pernah dapat menghapus hal atau kualitas yang baru kita
pelajari. Maka, kita harus berlatih Metode Quan Yin untuk menghalau
kebiasaan-kebiasaan buruk yang ada di dalam diri kita. Tiada cara lain
untuk membersihkannya! Kalian telah sering mendengar tentang mencuci
otak seseorang, tetapi mencuci otak dengan kata-kata tidak cukup
menyeluruh. Otak kita sangat kecil, tetapi dapat mencatat semua hal,
dalam jumlah tak terbatas. Itulah masalahnya. Telah terlalu banyak
mencatat, tidak dapat dihapus dengan cukup cepat. Kita memiliki
gagasan-gagasan yang kacau setiap hari, semua karena kita mencatat
terlalu banyak hal.
Karena itu, bila saya sekarang mencuci otak Anda dengan kata-kata, saya
hanya menambah lebih banyak saluran dan kotak. Sia-sia! Anda sudah
terisi dengan pandangan-pandangan dan gagasan-gagasan lama. Bila saya
menambah lebih banyak yang baru, akan bercampur dengan yang lama, dan
akan tidak bermanfaat. Yang lama akan terus berfungsi saat yang baru
berkembang, dan hanya menjadi makin rumit.
Itu sebabnya saya mengatakan, "Sungguh, berlatih rohani tidak
membutuhkan bahasa!" Maka, pada saat saya mentransmisikan Metode Quan
Yin, saya tidak berbicara sama sekali dan tidak melakukan
tambahan-tambahan yang baru. Saya berbincang-bincang dengan kalian
sekarang hanya karena ada simpul dan masalah dalam diri kalian sehingga
saya harus menjelaskannya sedikit untuk memecahkan pertentangan batin
kalian. Jika tidak, saya tidak berbicara. Mengapa saya harus berbicara
demikian banyak? Kalian telah mengetahui lebih daripada cukup. Sebagai
contoh, bila kalian bukan penganut ajaran Buddha dan tidak mengetahui
apa pun tentang Sutra Nirvana atau Sutra Intan, kalian tidak akan
bertanya kepada saya tentang kitab suci tersebut, dan saya juga tidak
perlu berbicara demikian banyak untuk menjelaskan berbagai hal kepada
kalian. Saya berbicara banyak karena kalian berbicara banyak. Kalian
telah mengumpulkan terlalu banyak sampah sehingga saya harus menggunakan
banyak cara untuk menghilangkan dan membakarnya.
Metode Quan Yin bukanlah kata-kata; Ia merupakan getaran, arus listrik,
kekuatan Tuhan yang membersihkan pikiran-pikiran kita yang membingungkan
dan gagasan-gagasan kita yang salah. Tidak menambah saluran dan kotak
apa pun dalam diri kita. Karena bila kita ingin menggunakan suatu pikiran
tertentu untuk menghilangkan pikiran yang lain, akan timbul perlawanan.
Tidak berarti pikiran yang lama dibersihkan! Tidak, kita hanya menambah
yang lain. Akibatnya, menjadi makin penuh dan kita menjadi makin tidak
tenang. Maka, semua Guru rohani yang agung berkata, "Semakin terpelajar
dan berpengetahuan, semakin sulit bagi seseorang untuk mencapai
Kebenaran." Kita hanya menghimpun banyak hal dalam diri kita,
menyelipkannya bersama-sama sampai tiada yang dapat berkembang. Hal yang
baik dan buruk bercampur bersama. Hal yang baik tidak dapat berkembang,
dan hal yang buruk tidak dapat dibersihkan; menjadi sangat padat.
Sekarang kalian mengerti alasan seseorang yang makin terpelajar, semakin
sulit untuk menjadi tercerahkan.
Maka, hanya Metode Quan Yin yang logis karena tanpa teka-teki Zen atau
sejenis nyanyian, yang hanya akan menambah lebih banyak pada otak kita.
Sebaliknya, kita membersihkannya. Itu alasan saya mengatakannya kepada
kalian bahwa walaupun saya telah meminta kalian untuk melafalkan
Nama-Nama Suci dan bermeditasi Cahaya, tidaklah efektif bila Anda tidak
berlatih "Meditasi Suara." Karena dengan menyanyikan Nama-Nama Suci dan
bermeditasi Cahaya, hal itu juga menambah hal-hal tambahan; walaupun
tambahan-tambahan ini dapat mengendalikan hal yang lain dan membuat kita
melupakan kekesalan duniawi. Seandainya kita marah dengan seseorang dan
ingin membalas atau memakinya. Sekarang saat kita mengucapkan Nama-Nama
Suci, kita melupakan permusuhan. Artinya kita dapat menggunakan Nama-Nama
Suci yang penuh kekuatan ini untuk mengendalikan pikiran-pikiran kita
yang membingungkan dan menghentikannya supaya tidak menyusahkan kita.
Tidak berarti mereka lenyap, atau dibersihkan dengan melafalkan
Nama-Nama Suci atau Buddha Amitabha. Tidak! Kita menambah puluhan ribu
pengucapan Nama-Nama Suci setiap hari, untuk mengendalikan
pikiran-pikiran yang membingungkan. Setelah itu, kita harus menggunakan
"Meditasi Suara" untuk menghapusnya, termasuk Nama-Nama Suci! (Tepuk
tangan) Saya sangat gembira kalian dapat mengerti.
Itu sebabnya saya katakan, bila seseorang tidak berlatih Meditasi Suara
setiap hari, tetapi mengatakan bahwa dia telah tercerahkan sempurna atau
menjadi seorang Buddha (Guru Sejati), dia berbohong. Sebagian orang juga
mengatakan bahwa saat seseorang menjadi seorang Buddha, meditasi menjadi
tidak perlu. Artinya tidak melakukan jenis meditasi yang biasa, di mana
kita membebani otak kita dengan menyanyikan Nama-Nama Suci, hanya
mengucapkan dua nama dan melupakan sisanya, atau mengucapkan yang satu
dan melupakan empat lainnya, atau mengucapkan yang pertama dan melupakan
yang kelima, atau berjuang dengan pikiran-pikiran yang membingungkan. "Ya,
ampun! Saya memiliki demikian banyak pikiran-pikiran yang membingungkan.
Astaga! Saya membenci orang itu. Astaga! Buddha Amitabha, Buddha
Amitabha. Ya Ampun! Orang itu sungguh memuakkan. Buddha Amitabha, Buddha
Amitabha... Oh! Saya pasti akan membalasnya besok. Buddha Amitabha,
Buddha Amitabha..." Oh! Suatu pergulatan yang menyakitkan. Ini yang
disebut meditasi karena kita melatih pikiran kita dan menekan
pikiran-pikiran, kebencian dan kebiasaan-kebiasaan kita yang mengganggu.
Buddha Selalu dalam Keadaan Meditasi
Tidaklah benar seseorang tidak bermeditasi setelah menjadi seorang
Buddha, tetapi dia bermeditasi tanpa pergulatan. Dia masih bermeditasi
tanpa harus duduk bermeditasi sehingga kita mengatakan dia tidak
bermeditasi. Sekarang, saat kita bermediatsi, kita mengetahui kita
sedang bermeditasi. Seorang Buddha tidak mengetahui bahwa dia sedang
bermeditasi; dia bermeditasi tanpa bersusah payah. Ini yang Lao Tze
maksudkan dengan "melakukan tanpa melakukan." Dia tidak mengartikan
bahwa kita harus duduk sepanjang hari, melupakan dunia, tidak menangani
negara, tidak memelihara keluarga, tidak mandi atau mencuci pakaian dan
bahkan tidak makan. Ini bukan "melakukan tanpa melakukan"; tapi menjadi
gila. (Gelak tawa) Maka, saat sebagian orang mengatakan bahwa sekali
kita menjadi seorang Buddha, kita tidak perlu bermeditasi lagi dan
sebagai gantinya kita hanya menikmati berjudi dan bernyanyi karaoke
sepanjang hari, ini menjadi setan. Menjadi seorang Buddha yang negatif
sebagai ganti seorang Buddha seperti Buddha Amitabha.
Maka, saat Anda memperhatikan seseorang yang tidak bermeditasi atau
mengucapkan Nama-Nama Suci, kalian mengerti bahwa dia bebal. Ini hanya
cocok untuk alam Asura terendah; dia tertipu! Seorang Buddha (Guru
Tercerahkan) tidak bermeditasi, tetapi dia bermeditasi. Mengapa? Dia
harus memberkati dunia; dia harus memberkati para muridnya. Bahkan bila
kita manusia biasa dapat memperoleh pahala yang demikian besar dari
meditasi, bayangkan apa yang terjadi saat seorang Buddha bermeditasi.
Dia tidak dapat melalaikan tanggung-jawabnya. Bila seorang Buddha datang
ke sini dan tidak bermeditasi, maka apa yang dia ingin lakukan? Di
samping itu, dia juga perlu mengisi roh dan kekuatan batin-Nya. Tidakkah
kita merasa nyaman secara jasmani dan bahagia secara batin saat kita
bermeditasi? Walaupun kita tidak memiliki keinginan akan tingkat-tingkat
batin, kita mencapai semuanya dengan sama!
Kita tidak dapat tetap sehat jasmani dengan hanya makan. Banyak orang
makan, tetapi tubuh mereka lemah. Bagi kita, kita hanya harus
bermeditasi selama satu atau dua jam, dan kita berbahagia dalam roh, dan
dapat bekerja tanpa lelah sepanjang hari. Karena itu, bahkan seorang
Buddha perlu bermeditasi untuk memulihkan kekuatan-Nya. Mengonsumsi
makanan saja tidak dapat menopang tubuh-Nya. Bila dia hanya seorang biasa,
sekalipun dia makan banyak, dia masih tidak akan dapat melakukan
tanggung-jawab yang demikian banyak dari seorang Buddha. Karena seorang
Buddha makan sangat sedikit dan harus memanggul demikian banyak
tanggung-jawab, bagaimana mungkin dia tidak bermeditasi?
Dia melakukan meditasi, kecuali bahwa dia tidak berjuang keras seperti
kita melakukan meditasi dengan demikian banyak usaha. Seorang Buddha
bermeditasi dengan suatu cara yang sangat santai. Dia segera masuk
samadhi setelah dia memulai meditasi dan dia dalam samadhi bahkan saat
dia tidak bermeditasi! Dia dalam samadhi dua puluh empat jam sehari dan
dia dapat bermeditasi setiap saat. Ini disebut bermeditasi tanpa
bermeditasi. Olah rohani tidak seluruhnya tentang meditasi. Bahkan dia
masih bermeditasi untuk memberi contoh bagi para muridnya. Jika tidak,
semua orang akan mengira bahwa dia telah menjadi seorang Buddha dan
tidak perlu bermeditasi lagi, tetapi hanya menikmati kesenangan duniawi.
Dalam hal itu, semua orang adalah sama, dan semua orang dapat
melakukannya. Karena tidak perlu bermeditasi, orang-orang malas dapat
juga berkata bahwa mereka telah menjadi Buddha. Suatu alasan yang sangat
bagus! Bukankah begitu?
Ingat, setelah Buddha Shakyamuni menjadi seorang Buddha, Dia bermeditasi
setiap hari. Itu sebabnya kitab suci menyebutkan bahwa setiap kali
Buddha Shakyamuni keluar dari samadhi, Dia akan mulai memberi suatu
ceramah kepada para murid-Nya. Mereka tidak pernah menyebutkan Dia
memberi suatu ceramah setelah keluar dari tempat cuci, atau setelah
menikmati karaoke, bernyanyi, menari atau berjudi. Tidak pernah! Karena
itu, membaca kitab suci tanpa sungguh-sungguh memahaminya akan
membahayakan kita. Latihan rohani kita akan terhalang. Kita akan besar
mulut dan haus akan ketenaran dan keuntungan, maka merugikan diri kita
sendiri.
Ego Dapat Dilenyapkan Melalui
Penyatuan Jati Diri
dengan yang Lebih Agung
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Malaga, Spanyol,
1 Oktober 2006, (Asal bahasa Inggris)
T:
Guru, kemarin pagi Anda mengatakan kepada kami
bahwa kita harus lebih rendah hati dan melenyapkan rasa ego kita,
dan saya memahami semua itu. Tetapi, saya
ingin tahu apakah Anda memiliki beberapa tips tentang bagaimana
cara kita benar-benar melakukannya. Jika kita bekerja di dunia ini
dan kita berada dalam situasi di mana ego selalu menampakkan diri di
depan. Bagaimana cara untuk menekannya?
G:
Sebenarnya, Anda tidak perlu berusaha terlalu keras.
Hal ini akan muncul bersamaan dengan realisasi batin bahwa kita semua
adalah satu; bahwa di masa lalu, kita mungkin pernah menyinggung
perasaan seseorang, yang juga merupakan bagian dari kesatuan dari Diri
kita. Karena itu, jika bagian khusus dari
kebersamaan Diri kita itu ingin membetulkan dirinya, maka tidaklah
masalah. Itu adalah Diri kita juga. Misalkan
kemarin kalian menabrak batu dan berdarah di bagian tertentu dari
tubuh kalian, setelah itu kalian mengobatinya, tetapi tidak tuntas.
Lalu kalian pergi tidur dan melupakan semua itu.
Tetapi, pada keesokan paginya saat kalian bangun dan mata kalian
melihat bagian tubuh yang masih memar dan berdarah itu, maka tangan
yang lain menempelkan plester pembalut pada luka itu dan hal itu
menyakitkan. Kadang obat antiseptik
menimbulkan rasa nyeri; menyakiti kulit kalian, dan menyakiti luka
kalian, namun obat itu menolong, dan setelah beberapa waktu, obat itu
akan menyembuhkan luka kalian. Apakah kalian
akan mempersalahkan tangan kiri kalian karena mengobati tangan kanan
kalian dengan obat antiseptik yang memberi rasa sakit dan rasa nyeri
itu? Tidak! Apakah kalian akan
mempersalahkan mata yang menyaksikan seluruh tubuh dan memberitahu
tangan untuk membantu? Tidak! Mata adalah
saksi dari semua kehidupan kalian. Tangan adalah hukum karma yang
bekerja melalui orang-orang yang berbeda untuk menetralkan kesalahan
yang kita perbuat di masa lampau dan membuatnya lebih baik.
Sekarang kalian paham?
(
T:
Ya, terima kasih.)
Baiklah, jangan mengeluh.
Senantiasa tenang dan berusaha menerima segala situasi, atau
berusaha membuatnya lebih baik di kemudian hari atau dengan cara
diplomatis jika kalian bisa. Jika tidak, maka terima saja.
T:
Hanya mengatasi sang pikiran?
G:
Ya. Hal itu sangat sulit, tetapi paling tidak
jika Anda berada dalam situasi itu lagi, Anda akan mengingat
plester itu. Lebih mudah untuk mengingatnya jika saya memberikan
contoh yang konkret. Dan semuanya itu berada di dalam alam
semesta. Selain itu, bahkan jika kekuatan negatif menyerang Anda
melalui orang itu, hal itu tidak akan mencelakakan Anda dengan
cara apa pun juga. Hal itu hanya akan menaikkan Anda. Hanya
membuat Anda menjadi lebih agung. Hal itu bagaikan pupuk yang
memperindah bunga mawar, bagaikan penggalian tanah dan
penyiangan serta pemangkasan yang dilakukan oleh petani, hanya
untuk memperindah bunga-bunga itu.
|