Ego Muncul dari Kebiasaan

 

Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai  

 

Dari mana asalnya ego? Kita dapat mengatakan bahwa ego merupakan semacam kepribadian, suatu sikap mental. Dari mana asal kepribadian? Kepribadian bukan hal yang besar; bukan Diri Sejati kita; bukan juga Hakikat Tuhan kita yang tercerahkan. Hanya kepribadian kita, yang terlahir dari kebiasaan-kebiasaan yang terkumpul secara terus-menerus. Setiap kali kita lahir, apakah sebagai seorang manusia, seekor hewan liar, suatu makhluk Surgawi, suatu makhluk neraka, seekor hewan piaraan atau setan, kita memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu. Masing-masing makhluk memiliki kebiasaan-kebiasaannya sendiri dan itu semua dapat dipelajari.

Sebagai contoh, bila kita macan, tentunya kita akan menjadi bengis. Setiap hari kita akan berburu makanan dan membunuh hewan. Itu cara kita hidup pada masa kehidupan itu. Maka, jika kita segera terlahir kembali sebagai seorang manusia setelah meninggal sebagai seekor macan, maka jejak-jejak sifat hewan yang ganas masih tetap membekas. Kita akan memiliki watak yang garang, suka melahap daging dan menjadi sangat jahat. Kita tidak akan mudah cocok dengan sesama atau mudah memaafkan, dan kita menyukai pertengkaran dan selalu melakukan hal-hal yang negatif secara berlebih-lebihan.

Bila setelah kehidupan kita sebagai macan berakhir, dan kita dilahirkan kembali sebagai hewan yang lain, mungkin yang lebih lembut seperti seekor domba, tentunya kita akan berbeda cara hidupnya dan menjadi sangat lembut. Bahkan bila sifat-sifat macan masih ada dalam hewan itu, akan memiliki kesempatan kecil untuk timbul. Kita perlahan-lahan akan melupakannya dan kemudian sifat jahat ini akan berkurang. Kita akan berhenti membunuh dan memakan daging. Sifat-sifat hewan dan naluri membunuh kita akan berkurang. Bila, setelah kita meninggalkan tubuh domba, kita dilahirkan lagi sebagai domba yang lain, kita akan menjadi lebih lembut lagi dan cara kita menjalani kehidupan yang lain menjadi lebih manis.

Bila kita dilahirkan kembali sebagai seorang manusia setelah kehidupan kita sebagai domba telah berakhir, tentunya kita akan lebih nampak seperti domba. Kita akan menjadi sangat lembut, dan tidak nampak sangat mengerikan. Kita akan menjadi patuh dan mudah dikendalikan serta mudah bergaul dengan yang lain! Lidah kita akan mudah puas. Kita mungkin lebih suka mengonsumsi rumput-rumputan dan mencari sayur-sayuran. Maka, kita dapat melihat bahwa tiap-tiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda karena telah mengumpulkan berbagai kebiasaannya sendiri-sendiri.

Selama perwujudan kita sebagai hewan, saat kita meninggal sebagai macan dan dilahirkan secara berulang-ulang sebagai macan yang lain atau sebagai hewan bengis yang lain seperti serigala atau ular sebelum kita akhirnya dilahirkan kembali sebagai manusia, sifat-sifat kita tidak akan jauh berbeda dari sifat-sifat setan. Itu sebabnya kita menjumpai sebagian orang sangat bengis tanpa alasan, dan hampir tidak mungkin berhubungan dengan mereka. Karena mereka baru saja berpindah dari kehidupan seekor hewan dan mengenakan tubuh yang baru. Mereka telah dilahirkan secara berulang-ulang sebagai seekor hewan, dan sangat sering sebagai hewan yang bengis. Ini bukan kebetulan. Jika tidak, mengapa tidak setiap orang dilahirkan kembali sebagai seekor hewan, saat terus dilahirkan kembali sebagai seekor hewan yang bengis? Mungkin karena sebelum mengambil bentuk hewan, mereka menyemai banyak hal-hal buruk, telah mengambil terlalu banyak kehidupan atau tertekan dalam situasi karena takdir dan membiarkan kekerasan menguasai mereka.

Sebagai contoh, kita mengetahui bahwa beberapa penjahat dijebloskan ke dalam penjara. Tujuan semula pemerintah memperlakukan demikian adalah agar memberi pelajaran kepada mereka dan memberi mereka kesempatan untuk bertobat, memperbaiki kehidupan mereka dan menjadi penuh kebajikan. Tetapi, mereka makin buruk dalam penjara. Dipenuhi amarah, sebagian berusaha melarikan diri dan membalas dendam saat mereka berhasil. Mereka melakukan lebih banyak kejahatan dan makin menyulitkan mereka untuk menarik diri dan keluar dari situasi buruk ini. Mereka mungkin menghadapi keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan dalam penjara dan dapat salah paham dengan maksud baik orang lain. Kadang-kadang rasa rendah diri mereka dapat menyebabkan mereka mempercayai bahwa mereka telah diperlakukan buruk walaupun polisi memperlakukan semua orang secara sama. Perasaan ini dapat mengeras dalam hati mereka dan mereka ingin membalas dendam saat mereka keluar dengan melakukan lebih banyak kejahatan yang serius, sehingga berakhir dengan menerima hukuman yang lebih keras. Hukuman yang lebih keras sebaliknya membangkitkan kebencian yang lebih besar dalam diri mereka, yang menyebabkan mereka makin jatuh sampai mereka akhirnya menjadi sungguh-sungguh sulit atau tidak mungkin diperbaiki.

Saat kita menjadi hewan buas, kita berkubang dalam hubungan sebab-akibat. Bila kita jatuh ke dalam situasi demikian dan kita gagal memperbaiki atau menyesali dan terus melakukan lebih banyak tindakan yang jahat, kita akan tetap pada tingkatan hewan dan memiliki banyak kesulitan untuk meningkat pada tingkatan manusia lagi. Bahkan bila kita ingin menjadi manusia, akan membutuhkan banyak masa kehidupan sebelum kita dapat berhasil.

Saat kita menjadi macan, kita mengumpulkan sifat-sifat, tindakan dan kebiasaan jahat macan. Medan magnet kita menjadi suatu lingkaran cahaya yang jahat. Dan saat kita menjadi manusia, medan magnet ini tercatat dalam kesadaran kita yang disebut kesadaran Alaya, di mana pikiran dan tindakan kita yang baik dan buruk dari kehidupan lampau kita direkam. Dengan rekaman yang begitu banyak, ia akan memberi reaksi secara spontan pada situasi-situasi yang serupa. Ini berarti bila seseorang atau suatu keadaan merangsang kita, sifat tersebut segera muncul karena kita lupa bahwa sekarang kita adalah manusia, bukan macan.

Bila kita manusia ingin menghindari situasi-situasi demikian, kita harus meneliti sifat-sifat mirip hewan yang kita miliki. Dan kemudian kita akan mengetahui bahwa kita memiliki hubungan sebab-akibat yang sangat berat. Tetapi, apakah hubungan sebab-akibat itu? Dalam masa yang lampau kita telah mengumpulkan banyak kebiasaan. Saat kita berpindah, kita mengumpulkan dan merekam terlalu banyak tindakan jahat, seperti halnya pada suatu pita rekaman. Saat tombolnya ditekan, ia akan memainkan kembali. Dan apakah tombol-tombol ini? Merupakan kesempatan-kesempatan atau kejadian-kejadian yang kita hadapi yang menyalakan rekaman-rekaman dengan sendirinya.

Maka, kadang-kadang kita sangat jahat kepada orang-orang, tetapi kita tidak mengetahui alasannya. Karena tombolnya telah tertekan. Orang tertentu tidak sengaja mengatakan sesuatu yang kita pernah mendengarnya di masa lampau saat kata-kata tersebut mengecewakan kita. Sekarang, saat kita mendengar sesuatu yang serupa, kita segera menjadi kecewa. Atau mungkin dalam kehidupan yang lalu, saat kita menjadi manusia atau hewan, seseorang menjebak kita. Sekarang, kapan pun kita melihat sesuatu yang menyerupai jebakan-jebakan demikian, hanya dalam penampilan, kita menjadi takut. Kita tidak mengerti mengapa suatu jenis kotak tertentu mengerikan kita. Beberapa kotak nampak serupa dengan jebakan yang kita hadapi dalam kehidupan kita yang lalu sehingga kita takut dan tidak menyukainya. Itu alasan sebagian orang lebih menyukai perabot yang bundar, atau tidak menyukai perabot yang persegi atau mirip perabot segitiga. Ini semua berhubungan dengan kesan-kesan pada kehidupan yang lalu.

Keadaan-keadaan yang kita sukai, tidak sukai, benci atau kasihi adalah sebagian dari apa yang disebut ego. "Saya" hanya menyukai cara demikian; ini sesuai selera "saya" - ini disebut "ego." "Ego"nya berarti kepribadiannya. Yang demikian adalah kebiasaan "saya"; ini yang "saya" perkirakan; "Saya" tidak dapat berubah; "Saya tidak ingin berubah, atau beginilah diri "saya" dan saya tidak dapat berubah! Ini yang disebut ego, tetapi kenyataannya, ego merupakan kepribadian; tidak ada yang misterius atau tidak dapat dimengerti.

Hanya Getaran Meditasi Suara Yang Dapat Membersihkan Hubungan Sebab-Akibat

Untuk menghentikan diri kita makin terjerumus dalam hubungan sebab-akibat, kita harus menghindari kebiasaan-kebiasaan kita dan mencegahnya muncul. Bila suatu kebiasaan muncul, akan makin kuat bertumbuh, kita bahkan akan menjadi lebih cepat marah. Sebagai contoh, dalam kehidupan lampau, kita mungkin telah dituduh melakukan kejahatan yang tidak pernah kita lakukan. Dan kita mungkin telah dipukuli dan sakit hati, atau dianiaya oleh mereka yang berkuasa. Kemudian dalam kehidupan kita sekarang, kita mungkin bertemu seseorang yang menganiaya atau melukai hati kita karena alasan yang dapat dibenarkan. Kenyataannya, kita di pihak yang salah, dan adalah tepat baginya untuk menganiaya kita. Tetapi, seseorang telah salah menuduh dan menganiaya dalam kehidupan kita yang lalu dan kita membencinya. Dan saat kita menghadapi suatu situasi yang serupa lagi, kita tidak dapat menoleransinya dan berusaha membalas atau melawan. Maka, kita memperdalam kebencian dalam hati kita dan membuat suasana dendam bertumbuh makin kuat. Pada akhirnya membentuk kepribadian kita yang pendendam. Maka, bila kita ingin menghindari situasi ini, kapan pun kita ingin membalas dendam pada orang-orang, kita harus segera mengatakan kepada diri kita sendiri: "Apakah balas-membalas akan ada akhirnya?"

Setiap kali kita melakukan tindakan atau mempelajari suatu gagasan baru, suatu saluran yang baru tercipta dalam otak kita untuk menyimpan materi yang baru ini. Ini untuk menyimpan kebencian, itu untuk kasih, ini untuk kedengkian, dan itu untuk ketenaran dan keuntungan. Tiap tempat dimuati oleh suatu kualitas yang berbeda. Makin banyak kebiasaan yang kita miliki, makin banyak kotak atau saluran yang mengisi otak kita.

Semula, kotak-kotak atau saluran-saluran ini dapat hancur sendiri. Sangat sederhana. Bila tiada apa pun di dalam, mereka akan melebur bersama-sama dan musnah. Tetapi, ada suatu senyawa yang disebut "materi kelabu" dalam otak kita yang mengisi saluran atau kotak ini. Semua gagasan dan tindakan yang baru tercatat dalam materi kelabu ini, yang memenuhi saluran yang kosong dalam otak, sangat mirip suatu komputer yang semata-mata merekam catatan.

Kita tidak pernah dapat menghapus hal atau kualitas yang baru kita pelajari. Maka, kita harus berlatih Metode Quan Yin untuk menghalau kebiasaan-kebiasaan buruk yang ada di dalam diri kita. Tiada cara lain untuk membersihkannya! Kalian telah sering mendengar tentang mencuci otak seseorang, tetapi mencuci otak dengan kata-kata tidak cukup menyeluruh. Otak kita sangat kecil, tetapi dapat mencatat semua hal, dalam jumlah tak terbatas. Itulah masalahnya. Telah terlalu banyak mencatat, tidak dapat dihapus dengan cukup cepat. Kita memiliki gagasan-gagasan yang kacau setiap hari, semua karena kita mencatat terlalu banyak hal.

Karena itu, bila saya sekarang mencuci otak Anda dengan kata-kata, saya hanya menambah lebih banyak saluran dan kotak. Sia-sia! Anda sudah terisi dengan pandangan-pandangan dan gagasan-gagasan lama. Bila saya menambah lebih banyak yang baru, akan bercampur dengan yang lama, dan akan tidak bermanfaat. Yang lama akan terus berfungsi saat yang baru berkembang, dan hanya menjadi makin rumit.

Itu sebabnya saya mengatakan, "Sungguh, berlatih rohani tidak membutuhkan bahasa!" Maka, pada saat saya mentransmisikan Metode Quan Yin, saya tidak berbicara sama sekali dan tidak melakukan tambahan-tambahan yang baru. Saya berbincang-bincang dengan kalian sekarang hanya karena ada simpul dan masalah dalam diri kalian sehingga saya harus menjelaskannya sedikit untuk memecahkan pertentangan batin kalian. Jika tidak, saya tidak berbicara. Mengapa saya harus berbicara demikian banyak? Kalian telah mengetahui lebih daripada cukup. Sebagai contoh, bila kalian bukan penganut ajaran Buddha dan tidak mengetahui apa pun tentang Sutra Nirvana atau Sutra Intan, kalian tidak akan bertanya kepada saya tentang kitab suci tersebut, dan saya juga tidak perlu berbicara demikian banyak untuk menjelaskan berbagai hal kepada kalian. Saya berbicara banyak karena kalian berbicara banyak. Kalian telah mengumpulkan terlalu banyak sampah sehingga saya harus menggunakan banyak cara untuk menghilangkan dan membakarnya.

Metode Quan Yin bukanlah kata-kata; Ia merupakan getaran, arus listrik, kekuatan Tuhan yang membersihkan pikiran-pikiran kita yang membingungkan dan gagasan-gagasan kita yang salah. Tidak menambah saluran dan kotak apa pun dalam diri kita. Karena bila kita ingin menggunakan suatu pikiran tertentu untuk menghilangkan pikiran yang lain, akan timbul perlawanan. Tidak berarti pikiran yang lama dibersihkan! Tidak, kita hanya menambah yang lain. Akibatnya, menjadi makin penuh dan kita menjadi makin tidak tenang. Maka, semua Guru rohani yang agung berkata, "Semakin terpelajar dan berpengetahuan, semakin sulit bagi seseorang untuk mencapai Kebenaran." Kita hanya menghimpun banyak hal dalam diri kita, menyelipkannya bersama-sama sampai tiada yang dapat berkembang. Hal yang baik dan buruk bercampur bersama. Hal yang baik tidak dapat berkembang, dan hal yang buruk tidak dapat dibersihkan; menjadi sangat padat. Sekarang kalian mengerti alasan seseorang yang makin terpelajar, semakin sulit untuk menjadi tercerahkan.

Maka, hanya Metode Quan Yin yang logis karena tanpa teka-teki Zen atau sejenis nyanyian, yang hanya akan menambah lebih banyak pada otak kita. Sebaliknya, kita membersihkannya. Itu alasan saya mengatakannya kepada kalian bahwa walaupun saya telah meminta kalian untuk melafalkan Nama-Nama Suci dan bermeditasi Cahaya, tidaklah efektif bila Anda tidak berlatih "Meditasi Suara." Karena dengan menyanyikan Nama-Nama Suci dan bermeditasi Cahaya, hal itu juga menambah hal-hal tambahan; walaupun tambahan-tambahan ini dapat mengendalikan hal yang lain dan membuat kita melupakan kekesalan duniawi. Seandainya kita marah dengan seseorang dan ingin membalas atau memakinya. Sekarang saat kita mengucapkan Nama-Nama Suci, kita melupakan permusuhan. Artinya kita dapat menggunakan Nama-Nama Suci yang penuh kekuatan ini untuk mengendalikan pikiran-pikiran kita yang membingungkan dan menghentikannya supaya tidak menyusahkan kita. Tidak berarti mereka lenyap, atau dibersihkan dengan melafalkan Nama-Nama Suci atau Buddha Amitabha. Tidak! Kita menambah puluhan ribu pengucapan Nama-Nama Suci setiap hari, untuk mengendalikan pikiran-pikiran yang membingungkan. Setelah itu, kita harus menggunakan "Meditasi Suara" untuk menghapusnya, termasuk Nama-Nama Suci! (Tepuk tangan) Saya sangat gembira kalian dapat mengerti.

Itu sebabnya saya katakan, bila seseorang tidak berlatih Meditasi Suara setiap hari, tetapi mengatakan bahwa dia telah tercerahkan sempurna atau menjadi seorang Buddha (Guru Sejati), dia berbohong. Sebagian orang juga mengatakan bahwa saat seseorang menjadi seorang Buddha, meditasi menjadi tidak perlu. Artinya tidak melakukan jenis meditasi yang biasa, di mana kita membebani otak kita dengan menyanyikan Nama-Nama Suci, hanya mengucapkan dua nama dan melupakan sisanya, atau mengucapkan yang satu dan melupakan empat lainnya, atau mengucapkan yang pertama dan melupakan yang kelima, atau berjuang dengan pikiran-pikiran yang membingungkan. "Ya, ampun! Saya memiliki demikian banyak pikiran-pikiran yang membingungkan. Astaga! Saya membenci orang itu. Astaga! Buddha Amitabha, Buddha Amitabha. Ya Ampun! Orang itu sungguh memuakkan. Buddha Amitabha, Buddha Amitabha... Oh! Saya pasti akan membalasnya besok. Buddha Amitabha, Buddha Amitabha..." Oh! Suatu pergulatan yang menyakitkan. Ini yang disebut meditasi karena kita melatih pikiran kita dan menekan pikiran-pikiran, kebencian dan kebiasaan-kebiasaan kita yang mengganggu.

Buddha Selalu dalam Keadaan Meditasi

Tidaklah benar seseorang tidak bermeditasi setelah menjadi seorang Buddha, tetapi dia bermeditasi tanpa pergulatan. Dia masih bermeditasi tanpa harus duduk bermeditasi sehingga kita mengatakan dia tidak bermeditasi. Sekarang, saat kita bermediatsi, kita mengetahui kita sedang bermeditasi. Seorang Buddha tidak mengetahui bahwa dia sedang bermeditasi; dia bermeditasi tanpa bersusah payah. Ini yang Lao Tze maksudkan dengan "melakukan tanpa melakukan." Dia tidak mengartikan bahwa kita harus duduk sepanjang hari, melupakan dunia, tidak menangani negara, tidak memelihara keluarga, tidak mandi atau mencuci pakaian dan bahkan tidak makan. Ini bukan "melakukan tanpa melakukan"; tapi menjadi gila. (Gelak tawa) Maka, saat sebagian orang mengatakan bahwa sekali kita menjadi seorang Buddha, kita tidak perlu bermeditasi lagi dan sebagai gantinya kita hanya menikmati berjudi dan bernyanyi karaoke sepanjang hari, ini menjadi setan. Menjadi seorang Buddha yang negatif sebagai ganti seorang Buddha seperti Buddha Amitabha.

Maka, saat Anda memperhatikan seseorang yang tidak bermeditasi atau mengucapkan Nama-Nama Suci, kalian mengerti bahwa dia bebal. Ini hanya cocok untuk alam Asura terendah; dia tertipu! Seorang Buddha (Guru Tercerahkan) tidak bermeditasi, tetapi dia bermeditasi. Mengapa? Dia harus memberkati dunia; dia harus memberkati para muridnya. Bahkan bila kita manusia biasa dapat memperoleh pahala yang demikian besar dari meditasi, bayangkan apa yang terjadi saat seorang Buddha bermeditasi. Dia tidak dapat melalaikan tanggung-jawabnya. Bila seorang Buddha datang ke sini dan tidak bermeditasi, maka apa yang dia ingin lakukan? Di samping itu, dia juga perlu mengisi roh dan kekuatan batin-Nya. Tidakkah kita merasa nyaman secara jasmani dan bahagia secara batin saat kita bermeditasi? Walaupun kita tidak memiliki keinginan akan tingkat-tingkat batin, kita mencapai semuanya dengan sama!

Kita tidak dapat tetap sehat jasmani dengan hanya makan. Banyak orang makan, tetapi tubuh mereka lemah. Bagi kita, kita hanya harus bermeditasi selama satu atau dua jam, dan kita berbahagia dalam roh, dan dapat bekerja tanpa lelah sepanjang hari. Karena itu, bahkan seorang Buddha perlu bermeditasi untuk memulihkan kekuatan-Nya. Mengonsumsi makanan saja tidak dapat menopang tubuh-Nya. Bila dia hanya seorang biasa, sekalipun dia makan banyak, dia masih tidak akan dapat melakukan tanggung-jawab yang demikian banyak dari seorang Buddha. Karena seorang Buddha makan sangat sedikit dan harus memanggul demikian banyak tanggung-jawab, bagaimana mungkin dia tidak bermeditasi?

Dia melakukan meditasi, kecuali bahwa dia tidak berjuang keras seperti kita melakukan meditasi dengan demikian banyak usaha. Seorang Buddha bermeditasi dengan suatu cara yang sangat santai. Dia segera masuk samadhi setelah dia memulai meditasi dan dia dalam samadhi bahkan saat dia tidak bermeditasi! Dia dalam samadhi dua puluh empat jam sehari dan dia dapat bermeditasi setiap saat. Ini disebut bermeditasi tanpa bermeditasi. Olah rohani tidak seluruhnya tentang meditasi. Bahkan dia masih bermeditasi untuk memberi contoh bagi para muridnya. Jika tidak, semua orang akan mengira bahwa dia telah menjadi seorang Buddha dan tidak perlu bermeditasi lagi, tetapi hanya menikmati kesenangan duniawi. Dalam hal itu, semua orang adalah sama, dan semua orang dapat melakukannya. Karena tidak perlu bermeditasi, orang-orang malas dapat juga berkata bahwa mereka telah menjadi Buddha. Suatu alasan yang sangat bagus! Bukankah begitu?

Ingat, setelah Buddha Shakyamuni menjadi seorang Buddha, Dia bermeditasi setiap hari. Itu sebabnya kitab suci menyebutkan bahwa setiap kali Buddha Shakyamuni keluar dari samadhi, Dia akan mulai memberi suatu ceramah kepada para murid-Nya. Mereka tidak pernah menyebutkan Dia memberi suatu ceramah setelah keluar dari tempat cuci, atau setelah menikmati karaoke, bernyanyi, menari atau berjudi. Tidak pernah! Karena itu, membaca kitab suci tanpa sungguh-sungguh memahaminya akan membahayakan kita. Latihan rohani kita akan terhalang. Kita akan besar mulut dan haus akan ketenaran dan keuntungan, maka merugikan diri kita sendiri.

 

Ego Dapat Dilenyapkan Melalui Penyatuan Jati Diri dengan yang Lebih Agung

Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Malaga, Spanyol,
1 Oktober 2006, (Asal bahasa Inggris)

T: Guru, kemarin pagi Anda mengatakan kepada kami bahwa kita harus lebih rendah hati dan melenyapkan rasa ego kita, dan saya memahami semua itu. Tetapi, saya ingin tahu apakah Anda memiliki beberapa tips tentang bagaimana cara kita benar-benar melakukannya. Jika kita bekerja di dunia ini dan kita berada dalam situasi di mana ego selalu menampakkan diri di depan. Bagaimana cara untuk menekannya?

G: Sebenarnya, Anda tidak perlu berusaha terlalu keras. Hal ini akan muncul bersamaan dengan realisasi batin bahwa kita semua adalah satu; bahwa di masa lalu, kita mungkin pernah menyinggung perasaan seseorang, yang juga merupakan bagian dari kesatuan dari Diri kita. Karena itu, jika bagian khusus dari kebersamaan Diri kita itu ingin membetulkan dirinya, maka tidaklah masalah. Itu adalah Diri kita juga. Misalkan kemarin kalian menabrak batu dan berdarah di bagian tertentu dari tubuh kalian, setelah itu kalian mengobatinya, tetapi tidak tuntas. Lalu kalian pergi tidur dan melupakan semua itu. Tetapi, pada keesokan paginya saat kalian bangun dan mata kalian melihat bagian tubuh yang masih memar dan berdarah itu, maka tangan yang lain menempelkan plester pembalut pada luka itu dan hal itu menyakitkan. Kadang obat antiseptik menimbulkan rasa nyeri; menyakiti kulit kalian, dan menyakiti luka kalian, namun obat itu menolong, dan setelah beberapa waktu, obat itu akan menyembuhkan luka kalian. Apakah kalian akan mempersalahkan tangan kiri kalian karena mengobati tangan kanan kalian dengan obat antiseptik yang memberi rasa sakit dan rasa nyeri itu? Tidak! Apakah kalian akan mempersalahkan mata yang menyaksikan seluruh tubuh dan memberitahu tangan untuk membantu? Tidak! Mata adalah saksi dari semua kehidupan kalian. Tangan adalah hukum karma yang bekerja melalui orang-orang yang berbeda untuk menetralkan kesalahan yang kita perbuat di masa lampau dan membuatnya lebih baik. Sekarang kalian paham? ( T: Ya, terima kasih.)

Baiklah, jangan mengeluh. Senantiasa tenang dan berusaha menerima segala situasi, atau berusaha membuatnya lebih baik di kemudian hari atau dengan cara diplomatis jika kalian bisa. Jika tidak, maka terima saja.

T: Hanya mengatasi sang pikiran?

G: Ya. Hal itu sangat sulit, tetapi paling tidak jika Anda berada dalam situasi itu lagi, Anda akan mengingat plester itu. Lebih mudah untuk mengingatnya jika saya memberikan contoh yang konkret. Dan semuanya itu berada di dalam alam semesta. Selain itu, bahkan jika kekuatan negatif menyerang Anda melalui orang itu, hal itu tidak akan mencelakakan Anda dengan cara apa pun juga. Hal itu hanya akan menaikkan Anda. Hanya membuat Anda menjadi lebih agung. Hal itu bagaikan pupuk yang memperindah bunga mawar, bagaikan penggalian tanah dan penyiangan serta pemangkasan yang dilakukan oleh petani, hanya untuk memperindah bunga-bunga itu.