Tahukah kalian alasan saya melarang kalian menggunakan kekuatan gaib?
Sekalipun kalian memiliki kekuatan gaib, kalian tidak perlu
menggunakannya. Mengapa? (Seseorang menjawab: Karena akan mempengaruhi
siklus sebab dan akibat.) Itu bukan alasan yang utama. Apa lagi? (Seseorang
menjawab: Ego.) Benar! Ini sangat penting! Praktisi rohani tidak boleh
memiliki ego semacam ini, yang akan menghalanginya untuk terbebas dari
tiga alam penderitaan karena "individu/pribadi"-nya masih ada dan
terpisah dari semesta. Sebab kita memiliki konsep "individualistis"
sehingga kita bertransmigrasi antara kelahiran dan kematian. Kita
memiliki tubuh-tubuh "individu", yang merupakan alasan kita memiliki
masalah-masalah "individu", karma "individu" dan pahala "individu".
Bila kita tidak memiliki konsep pemisahan ini, maka kita satu dengan
alam semesta, satu dengan semua Ciptaan. Ini merupakan tingkat yang tertinggi.
Mungkin kalian masih tidak mengerti tingkat ini maka saya akan jelaskan
ini kepada kalian secara singkat. Seorang praktisi rohani yang
bertingkat paling tinggi, tidak peduli akan keadaan apa pun; dia tidak
terbelenggu pada keadaan apa pun. Bila dia jatuh sakit, dia sakit; saat
dia basah kuyup terkena hujan, dia basah kuyup; saat angin bertiup ke
arahnya, dia tertiup. Dia tidak takut saat ada badai; dia tidak peduli
saat hujan; sebab semua ini hanyalah kejadian alam.
Sebagai contoh, kita mungkin tidak menyukai badai, tetapi ada
tempat-tempat yang membutuhkan angin; kita mungkin tidak bahagia saat
hujan, tetapi para petani membutuhkan hujan untuk mengolah tanah.
Seandainya kita berdoa agar hujan berhenti sebab hal itu lebih baik bagi
kita, tetapi bila hujan itu dibutuhkan oleh petani di beberapa tempat
tertentu dan dalam musim-musim tertentu, maka apa yang seharusnya
terjadi? Karena itu, Tuhan tidak dapat memenuhi seluruh doa kita pada
saat yang sama; sebagian orang berdoa agar hujan; sebagian berdoa agar
matahari bersinar; sebagian lebih menyukai angin kencang dan sebagian
menyukai salju. Sebagian orang mengira indahnya saat bersalju, walaupun
ada orang-orang yang membencinya karena terlalu dingin. Mereka tidak
dapat menumbuhkan sayur-mayur, mereka tidak dapat memperoleh penghasilan,
atau mungkin buruk bagi kesehatan mereka. Bila Tuhan sekalipun tidak
dapat memenuhi harapan-harapan setiap makhluk hidup, maka mengapa kita
harus terlalu mempedulikannya?
Ada seorang raja pada zaman China kuno. Suatu hari, dengan pakaian hangat
dalam jubah bulu tebal yang indah, dia duduk dalam istananya memandang
ke luar dari balkon, dan berseru, "Wah! Demikian indah dan menawan saat
turun salju!" Dia menyukainya sehingga dia tekun berdoa kepada Tuhan
untuk mengirim lebih banyak salju, sementara dia duduk di sana menikmati
pemandangan. Kemudian, pejabat-pejabatnya melaporkan kepadanya bahwa
banyak rakyatnya mati kedinginan dan kelaparan, tetapi raja tidak dapat
mengerti. Dia hidup dalam suatu istana dan mengira bahwa salju sangatlah
indah! Sangat mungkin, ada fasilitas pemanas dalam istana, dan dia
mengenakan jubah bulu tebal yang indah. Tentu saja, dia tidak dapat
mengerti!
Kebijaksanaan di dalam Kebahagiaan, Kemarahan, Kesedihan, dan
Kegembiraan
Semua kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan di dunia ini
merupakan pelajaran-pelajaran agar kita pelajari. Tanpa melalui semua
emosi ini, kita tidak dapat mengerti perasaan para makhluk hidup.
Lihatlah, baru hujan tadi malam, tetapi kalian telah merasa tidak nyaman
tinggal dalam tenda kalian. Kalian mulai panik, mengasihani diri kalian
sendiri dan banyak mengeluh. Walaupun kalian dapat melihat saya di sini,
kalian masih mengeluh hanya karena sedikit susah dan tidak nyaman pada
saat-saat hujan. Walaupun kalian dapat melihat saya, kalian masih tidak
cukup bahagia untuk melupakan hujannya. (Guru tertawa.) Bahkan lebih
buruk orang-orang yang hidup dalam kepahitan sepanjang hidup mereka,
tanpa sedikit pun kebahagiaan yang mengimbanginya atau keadaan apa pun
yang dapat membuat mereka tertawa.
Saat kita dalam penderitaan, kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan yang
memberi kita kesempatan untuk mengembangkan belas kasih kita. Bila, saat
kita menderita, belas kasih kita masih gagal untuk muncul, maka kita
harus mengasihani diri kita sendiri. Kita harus mawas diri mengapa kita
sekaku batu! Saat kita bahagia, belas kasih kita seharusnya juga muncul,
dan pikiran kita seharusnya bersama dengan mereka, orang-orang yang
menderita. Saat kita dalam penderitaan, kita seharusnya lebih berbelas
kasih dan memikirkan orang-orang yang sependeritaan, atau yang lebih
menderita daripada kita setiap hari. Ini artinya "selalu bersama Tuhan
dalam apa pun yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari". Belas kasih
kita merupakan "Tuhan" dan kasih kita merupakan "Tuhan". Bila kita
kehilangan kasih dan belas kasih kita, maka kita sangat jauh dari Tuhan.
Itulah Tuhan adanya; Tuhan tidak memiliki rupa yang tertentu.
Saat bermeditasi, kita seharusnya mengamati Cahaya Batin dan merenungkan
Suara Batin, karena Cahaya dan Suara ini mengandung belas kasih dan
cinta kasih yang agung. Semakin kita berkomunikasi dengan Mereka,
semakin berbelas kasih kita jadinya. Kita tidak memandang pada Cahaya
karena sangat indah, atau mendengar pada Suara karena sangat menarik.
Tidak, tidak! Karena belas kasih dan Cinta kasih semesta yang Mereka
kandung merupakan suatu jenis pengobatan yang dapat menyembuhkan
gejala-gejala mementingkan diri sendiri, keangkuhan dan berhati dengki.
Tanpa pengobatan yang unggul ini, tiada penyembuhan bagi penyakit
keserakahan, kemarahan, dan kebodohan kita.
Tetapi, ada saat-saat kita gagal menyediakan cukup upaya untuk
bermeditasi dan olah rohani, dan Tuhan harus mengirimi kita berbagai
penyakit, bencana atau penderitaan untuk memaksa kita belajar lebih
cepat. Karena kita tidak melakukan pengobatan yang unggul untuk
menyembuhkan diri kita sendiri, kita hanya dapat melakukan pengobatan
yang rendah mutunya pada waktu-waktu demikian. Sebagai contoh, sebagian
pasien tidak menyukai ramuan China, maka kita harus menuliskan
obat-obatan barat bagi mereka. Dan bila mereka tidak menyukai
obat-obatan barat juga, dan mereka sakit parah, maka kita hanya dapat "memotong"
atau melakukan pembedahan. Karena itu, saat seorang pasien tidak sakit
parah, dia dapat meminum ramuan China agar sembuh perlahan-lahan. Tetapi,
bila keadaannya parah, kadang-kadang kita harus cepat-cepat memberinya
obat-obatan barat atau suatu suntikan yang terasa sedikit sakit, tetapi
lebih efektif. Bila penyakitnya sungguh kritis, maka dia membutuhkan
suatu operasi. Atau, dia dapat meninggal, meninggalkan tubuh ini dan
mengambil tubuh yang lain.
Karena itu, kita tidak seharusnya takut menderita; tetapi kita harus
khawatir bila tidak memiliki kekuatan untuk menanggung penderitaan. Kita
seharusnya berdoa agar Tuhan memberi kita ketabahan yang lebih besar.
Apakah ketabahan? Ketabahan merupakan tingkat yang tertinggi, yang tidak
hanya memerlukan tenggang rasa tanpa mengeluh, tetapi juga rasa syukur
sepenuh hati. Saat kita makin meningkat, kita tidak terganggu oleh
keadaan apa pun. Apa pun keadaannya, kita biarkan terjadi; tidak
menyangkut kita. Pada saat itu, kita benar-benar terlepas dari dunia.
Kita tidak terikat pada kebahagiaan, kemarahan, kesedihan atau
kegembiraan, dan kita juga tidak merasa takut. Seperti halnya
orang-orang dunia, kita juga dapat bahagia, marah, sedih atau gembira.
Tetapi, kita melakukannya seperti penonton, berdiri pada garis tepi
mengamati orang lain sedang bahagia, marah, sedih atau gembira, daripada
menenggelamkan diri kita dalam emosi-emosi ini. Kita dapat melihatnya
kapan pun kita inginkan, dan bila kita tidak ingin melihatnya, kita dapat
mengabaikannya. Serupa dengan menonton televisi - kita menekan tombol
saat kita ingin menontonnya, dan saat kita tidak menginginkan, kita
mematikannya. Serupa juga dengan mendengarkan kaset audio. Saat kita
ingin mendengarkan musik melankolis, kita memutar kaset jenis tersebut.
Dan saat kita merasa cukup, kita dapat cepat-cepat memutar kaset yang
lain.
Bila kita dapat berperilaku demikian saat kita di dunia ini, maka semua
kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan akan memberi
kebijaksanaan kepada kita. Di dunia ini, kita hidup bersama orang-orang
lain. Maka, tidak mungkin menghindari kebahagiaan, kemarahan, kesedihan,
dan kegembiraan, karena kita harus berhubungan dengan mereka. Sama
seperti sebuah cermin yang tidak dapat berbicara. Bila kalian buruk, ia
memperlihatkan penampilan kalian yang buruk; bila kalian cantik, ia
memperlihatkan wajah kalian yang cantik. Bila kalian memiliki dua tanduk
pada kepala kalian, ia akan memperlihatkan kedua tanduk kalian. Bila
kalian memiliki taring-taring yang panjang, ia pasti akan memantulkan
taring-taring itu. Ia tidak akan merias kalian, menyembunyikan taring
kalian atau menghilangkan tanduk kalian. Itu hanyalah suatu cermin yang
selalu memantulkan dengan jelas dan jujur. Sama halnya dengan praktisi
rohani. Saat hidup di dunia ini, kita juga akan memiliki kebahagiaan,
kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan seperti halnya setiap orang lain di
dunia karena mereka merupakan pantulan keadaan yang kita alami.
Maka, walaupun makhluk tercerahkan luarannya tampil memiliki emosi
kegembiraan, kemarahan, kesedihan, dan kebahagiaan, dalam kenyataannya,
dia tidak demikian. Dia dapat mengubah emosinya dengan sangat cepat.
Bila dia ingin tertawa, dia dapat melakukan demikian dengan segera. Atau
bila dia inginkan, dia dapat menangis seketika. Dia dapat mengubah dari
menangis menjadi tertawa dengan segera. Kita tidak mengetahui apakah dia
kecewa atau bahagia, karena hanya sejenak yang lalu dia mungkin
berlinang air mata memaki orang-orang, tetapi saat ini dia bisa saja
sedang tertawa. Jadi, dia sangat tenteram dengan kegembiraan, kemarahan,
kesedihan, dan kebahagiaan. Dia tidak dikendalikan oleh emosi-emosi ini,
dan kadang-kadang dia dapat mengecoh mereka agar selaras dengan yang
lain.
Kita telah mendengar tentang Orang Suci Jigong yang hidup (seorang
biarawan Buddha yang tercerahkan dan ringan hati yang dipuja secara luas
sebagai seorang suci setelah dia wafat) dan kekuatan gaibnya yang besar.
Dia dikenal sangat tenteram batinnya. Tetapi, banyak orang mengatainya
gila dan memanggilnya "Si Gila Ji". Tetapi, sebenarnya dia berpura-pura
gila. Sebagian orang melihat dia menikmati daging dan minum anggur.
Tetapi, kebenarannya adalah bahwa dia sedang berpura-pura demikian.
Karena pada dasarnya dia tidak memiliki keinginan untuk makan atau minum,
apalagi makan daging atau minum anggur! Sebagian orang ingin mendapatkan
bukti dan merebut tulang yang sedang dia gerogoti, tetapi tulang itu
berubah menjadi labu botolnya. Kadang-kadang dia terlihat sedang duduk
dan makan daging. Tetapi, saat dia berpaling, seseorang hanya dapat
melihat dia sedang mengucapkan sutra. (Guru tertawa) Tidak tampak ada
daging apa pun!
Karena kita makhluk hidup tidak dapat menyelami tindakan para Praktisi
Agung dan menghakimi begitu saja, kita berpindah dari kehidupan ke
kehidupan. Para Guru Agung datang; kita melihat tiada yang istimewa
padanya. Para guru kecil datang; kita juga tidak dapat membedakan.
Sebagian orang telah mengikuti saya sejak lama. Mereka juga telah hidup
bersama saya selama beberapa waktu. Tetapi, mereka berkata bahwa ajaran
saya sama seperti mereka yang lain. Mereka orang-orang yang tidak
berlatih dan tampil seperti saya, tetapi kenyataannya ada banyak
perbedaan.
Kekuatan Gaib Menaikkan Ego
Maka, kesimpulannya adalah bahwa kita tidak boleh menggunakan kekuatan
gaib. Di mana ada kekuatan gaib, pasti akan ada ego. Bila kita dapat
mengendalikan semesta ini, ego akan ada di sana. Bila saat ini saya
berkata, "Tidak akan ada hujan. Berhenti hujan!" dan hujan segera
berhenti, tidakkah kalian semua akan sangat gembira, bertepuk tangan, dan
bersorak-sorai? Maka sejak itu, kalian akan datang sepanjang hari
memohon kepada saya, "Guru, buatlah agar tidak hujan!" Maka, mereka yang
menyukai hujan akan berkata, "Guru, jadikan hujan agar menjadi makin
romantis! (Hadirin tertawa) Akan menyenangkan duduk di dalam
mendengarkan derai hujan. Akan lebih sejuk demikian." Maka, saya akan
sibuk tiap hari menangani pikiran-pikiran dalam benak kalian: mohon
matahari pada suatu saat, dan mohon hujan setelahnya. Akan sangat
menyusahkan. Dan saya sendiri juga akan merasa sangat bangga. Bila
setiap saat kalian memohon sesuatu, saya segera melakukannya tepat di
depan kalian, ego saya akan bertumbuh makin besar dan makin besar dengan
tidak terelakkan.
Bagi seorang Guru sejati, ego telah hilang sama sekali. Tiada jalan
untuk membawanya kembali. Karena itu, dia tidak akan melakukan tipuan
gaib yang kecil itu bagi kalian. Walaupun kalian dapat kehilangan iman
kalian kepada-Nya karena itu, dia tidak peduli karena dia tidak akan
menggunakan tipuan gaib kecil itu untuk menarik kalian. Dia menggunakan
kebenaran Agung sebagai gantinya, logika agung untuk membuat kalian
mengerti dengan jelas dan mengetahui alasan agar percaya. Dia tidak akan
menggunakan cara-cara seperti "hula-hoop" untuk memikat makhluk hidup.
Banyak tukang sulap dan tukang sihir dapat melakukan tipuan-tipuan ini.
Kalian dapat menontonnya di arena sirkus. Bahkan sekarang di India,
sebagian orang dapat melakukan hal-hal ini. Apa pun yang ingin kalian
makan, mereka dapat mengubahnya dari udara bagi kalian. Benda-benda itu
seperti sesungguhnya. Sebagai contoh, seseorang dapat memperoleh jeruk
manis bahkan di Himalaya. Saat dia mengucapkan mantra "hula-hoop,"
sebuah jeruk manis terwujud bagi kalian. Apa pun yang kalian inginkan,
dia dapat mewujudkannya. Tetapi, setelah melihat ini sejenak, kita akan
bosan dengannya. Mengetahui itu bukanlah apa-apa, kita akan menjadi jemu.
Untuk mewujudkan benda-benda itu membutuhkan banyak energi dan membuat
ego kita bertumbuh sehingga kita tidak dapat dibebaskan; hal itu juga
akan membuang tenaga kita. Akibatnya, kita tidak dapat naik ke alam yang
lebih tinggi. Itulah mengapa kita seharusnya tidak menggunakan kekuatan
gaib. Sama dengan menggunakan kekuatan rohani untuk menyembuhkan
penyakit. Orang-orang itu membuang banyak tenaga untuk menyembuhkan
penyakit orang lain. Tenaga mereka semua dihabiskan dalam alam duniawi
ini dan mereka tidak dapat melampaui tiga alam. Ambillah, sebagai contoh,
sebuah pesawat udara. Kapasitas bahan bakarnya dan jarak jelajahnya
semua telah diatur sebelumnya. Tetapi, bila dia tidak tinggal landas, dan
hanya bergerak sepanjang jalur pacu, atau bila hanya terbang di udara
pada suatu ketinggian yang rendah dan kemudian berputar-putar seperti
dalam suatu pertunjukan udara, maka setelah beberapa saat, dia akan
jatuh bila kehabisan bahan bakar. Dia tidak akan dapat mencapai
tujuannya.
Sama dengan kehidupan kita. Jumlah waktu dan jumlah napas bagi setiap
manusia telah ditakdirkan. Berapa banyak waktu yang kita dapat gunakan
untuk berlatih menjadi seorang suci juga ditakdirkan. Bila kita tidak
memanfaatkan waktu dan tenaga itu untuk berlatih dengan tekun agar
menjadi seorang suci, maka semua akan berakhir bagi kita. Karena waktu
kita terbatas, kita harus bergegas dalam latihan kita. Tidak akan
berhasil bila kita berlatih dengan santai. Berlambat-lambat tidak akan
berhasil! Itu karena kita tidak mengetahui berapa banyak bahan bakar
lagi yang kita miliki. Lebih baik dalam halnya pesawat terbang, di mana
keadaan bahan bakar dapat diketahui. Maka sekarang juga, bergegaslah dan
terbang sejauh kalian dapat. Jangan berputar-putar membuang waktu.
Setelah beberapa saat, akan gelap dan jalannya akan menjadi tidak dapat
terlihat. Tidak akan ada lagi bahan bakar. Maka, kita akan berada dalam
bahaya besar. Pada saat itu, penyesalan akan sangat terlambat!
Karena hal inilah maka saya mengatakan bahwa kita tidak boleh
menggunakan kekuatan gaib. Kita tidak seharusnya menghabiskan bahan
bakar kita dalam suatu pertunjukan untuk orang lain. Setelah beberapa
saat, bilamana kita jatuh di suatu tempat, tiada seorang pun akan
memandang kepada kita. Ambil, sebagai contoh, halnya sebuah pesawat
udara yang jatuh. Siapa yang akan menghabiskan waktu seharian berdiri di
sana dan memandanginya? Sama halnya dengan kita. Saat bahan bakar kita
habis dan waktu kita telah tiba, jenazah diri kita ini tetap tergeletak
di sana, membengkak dengan bercak-bercak putih dan hitam. Pada saat itu,
tiada seorang pun ingin memandang kalian. Bahkan suami terkasih kalian
tidak akan ada di sana untuk merangkul kalian sepanjang hari. Atau istri
terkasih kalian akan cepat-cepat mengubur jenazah kalian; jika tidak,
akan berbau. Sekalipun sewaktu hidup, kalian dapat melakukan berjuta
tindakan gaib, seperti menimbulkan angin dan hujan, dan terbang di awan
dan kabut, tiada seorang pun akan tertarik memandang kalian setelah
kalian meninggal!
Kalian seharusnya mengerti alasan saya tidak mendorong kalian
menggunakan kekuatan gaib. Karena kita berharap dibebaskan dari
kehidupan dan kematian, tidak pernah kembali ke dunia ini lagi. Maka,
kita seharusnya tidak bermain dengan kekuatan gaib di sini. Siapa pun
yang menggunakan kekuatan gaib, orang tersebut menjadi paling tidak
berguna! Kalian sebaiknya menjauhinya; jika tidak, kalian mungkin
terpengaruh. Maka, kalian mungkin bermain dengan "hula-hoops" dan lupa
akan Nama-Nama Suci. Maka, waktu dan tenaga kalian akan terbuang sia-sia.
Kita harus memusatkan perhatian kita pada mata kebijaksanaan, agar
memungkinkan jiwa kita terbang dengan cepat. Makin cepat makin baik!
Bila tidak dapat dilakukan hari ini, usahakan lagi besok. Bila masih
tidak mungkin besok, maka usahakan lagi hari berikutnya. Usahakanlah
setiap hari, seperti halnya burung yang baru menetas, yang belum dapat
terbang dan jatuh setelah berusaha sedikit. Tetapi, dia tetap berlatih
setiap hari. Setelah beberapa lama, dia akan dapat terbang. Sama dengan
burung roc raksasa (seekor burung legendaris China kuno, Arab dan
seterusnya). Dia tidak dapat segera terbang setelah lahir, tetapi
berangsur-angsur dapat terbang karena berlatih sendiri setiap hari. Bila
seekor anak burung ditempatkan dalam suatu kurungan, tidak akan dapat
terbang kelak karena ia tidak mengerti apa artinya "terbang". Sama
halnya, jiwa kita memiliki kekuatan untuk terbang, tetapi tiada seorang
pun mengajari kita cara melakukannya. Sekarang saya telah mengajari kalian
maka kalian harus berusaha setiap hari. Kalian harus berlatih terbang
setiap hari. Saat kalian berlatih sampai kalian mampu terbang, maka jiwa
kalian akan bebas.
|