Berbicara soal murid-murid saya, beberapa dari mereka mengikuti saya
dengan sangat setia; mereka lebih cerdas. Di samping itu, dari
pengalaman kami, murid-murid yang mempunyai pengalaman batin yang baik
akan mengikuti saya sampai pada akhirnya. Mereka bisa lolos dari
berbagai ujian. Saya boleh berambut ataupun botak, saya mungkin memakai
jeans ataupun pakaian lainnya..., mereka dengan mudah menerima saya.
Mereka mengerti dari dalam dan tidak tergantung pada penampilan luar
saya. Mereka menerima ajaran-ajaran saya langsung dari dalam.
Murid-murid yang memiliki pengalaman batin yang lebih baik, mereka lebih
setia kepada saya. Mereka begitu santai dan bahagia. Tidak soal
bagaimana saya memperlakukan mereka, memarahi mereka, mencintai mereka,
memberi mereka banyak hal ataupun tidak; mereka tetap mengikuti saya.
Mereka mengerti dari dalam bahwa Guru mengajarkan mereka hal-hal yang
benar.
Murid-murid kebanyakan atau yang menengah yang mungkin saja kekurangan
landasan dan fondasi yang dalam karena latihan mereka di kehidupan
lampau. Mereka kembali, tetapi kebiasaan mereka belum sepenuhnya
dikalahkan. Mereka tidak menelitinya dengan mendalam. Mereka tidak
sungguh-sungguh ingin mengerti atau menjadi rajin. Setelah saya mengajar
mereka, mereka hanya bermeditasi sesempatnya saja. Mereka bermeditasi
hanya jika mereka dalam keadaan tertekan dan lelah. Pada waktu biasa,
mereka tidak bermeditasi. Mereka jarang berpikir tentang Guru. Saat
mereka bermasalah, mereka berdoa kepada Bodhisattva Quan Yin atau Buddha
Amitabha. Jika tidak ada reaksi, mereka akan mencoba berdoa kepada
saya. Jika ada reaksi, mereka mungkin mulai kembali berlatih lagi. Jika
tidak ada tanggapan, atau jika tanggapan itu tidak sebanding dengan
harapan mereka untuk menerima jutaan dollar dengan segera, mereka akan
berhenti berlatih. (Tertawa)
Murid yang terendah adalah mereka yang kekurangan kebijaksanaan, dan
tidak mempunyai banyak penglihatan batin. Mungkin waktu sebelum mereka
mendapatkan inisiasi, mereka selalu menertawakan dan meninggalkannya.
Jika ada orang mengajarkan Kebenaran, mereka tidak mempercayainya. Saat
Buddha Sakyamuni masih hidup, saat Dia sedang membabarkan Dharma,
sedikitnya ada 5.000 orang yang meninggalkan-Nya.
Namanya bukan Kebenaran Sejati jika tidak ada seorang pun yang
menertawakannya. Kebenaran Sejati selalu ditertawakan. Mengapa mereka
menertawakannya? Karena mereka belum pernah mendengar teori semacam itu.
Maka, kecuali mereka yang mempunyai kebijaksanaan agung, orang-orang
kebanyakan akan selalu menertawakan. Hal ini sangat sederhana dan
beralasan.
Tiga
Jenis Praktisi
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai
Hsihu, Formosa, 10 Juni 1990
Ada tiga jenis praktisi rohani. Yang pertama percaya kepada Tuhan dan
mematuhi-Nya. Yang kedua mengabdi kepada Tuhan. Yang ketiga, atau yang
tertinggi, telah manunggal dengan-Nya. Ia yang manunggal dengan Tuhan
berarti telah menjadi Tuhan. Ia datang karena ketulusan; bukan ketamakan.
Ketulusan itu datang secara alami dan sulit untuk dijelaskan.
Kadang-kadang kita bisa bingung antara mengharapkan sesuatu dan
ketulusan, tetapi sebenarnya itu berbeda.
Orang jenis pertama suka menyembah dan mematuhi Tuhan. Ia sangat puas
dan bahagia dengan beranggapan bahwa ia memiliki Tuhan yang lebih tinggi
darinya, melindunginya, berdoa dengannya. Ia tidak menginginkan apa pun,
selain menyembah dan mematuhi Tuhan.
Orang jenis kedua mengenal Tuhan dan senang bekerja dengan-Nya. Apa pun
yang dilakukannya, ia melakukannya untuk Tuhan. Tetapi, tidak lama
kemudian, ia akan lebih menyukai pekerjaan itu daripada Tuhan. Semakin
lama, semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga ia lupa
bahwa tujuan terakhirnya adalah Tuhan. Orang semacam ini mempunyai
banyak pahala. Ia melakukan banyak hal yang baik, seperti menolong
makhluk hidup, berceramah, mendirikan kuil, menjadi biarawan dan
lain-lain. Tetapi, setelah ia melakukan hal-hal itu dalam waktu yang
lama, orang mulai menyembah dan memujanya. Mereka percaya bahwa ia
sangat bermoral dan terus memujinya. Semakin mereka memuji, semakin ia
terhanyut dalam pekerjaan itu. Perlahan-lahan ia menjadi terikat untuk
melakukan hal-hal baik, tidak pernah mampu manunggal dengan Tuhan. Kedua
jenis murid ini tidak bisa mencapai tingkat tertinggi, yang satu terikat
untuk menyembah Tuhan dan yang satu lagi terikat untuk bekerja agar
menyenangkan Tuhan.
Orang jenis ketiga mungkin juga memuja Tuhan dan berbuat hal baik untuk
menyenangkan Tuhan, tetapi ia tahu hal-hal itu tidak begitu penting. Ia
lebih suka memahami, "Siapakah Tuhan", ia tidak hanya ingin menyembah
atau menyenangkan Tuhan dengan kerja nyata. Di samping itu ia juga ingin
tahu siapakah Tuhan itu. Ia ingin 'menangkap-Nya'. Orang jenis ini
akhirnya akan manunggal dengan Tuhan. Sangat sedikit orang dapat
mencapai tingkatan ini.
|