Apapun agama atau
kepercayaan kita, kita semua tahu bahwa hewan memiliki jiwa karena
mereka dapat bergerak menurut kehendak mereka sendiri. Setiap makhluk
hidup yang dapat bergerak dengan sendirinya, memiliki kehendak untuk
bergerak dan memiliki pikiran yang memberikan perintah untuk bergerak,
berhubungan dengan makhluk hidup lainnya, memperoleh banyak pengalaman
dan mengembangkan kecerdasannya, semuanya itu menghasilkan
keterikatan. Ketika makhluk itu menjadi terikat dengan kecerdasan dan
kumpulan pengalaman mereka, mereka menjadi terikat secara emosional
dengan hidup dan takut akan kematian. Karena mereka ingin hidup lebih
lama, mendapatkan semakin banyak pengalaman, kegiatan dan kesempatan
untuk membuat pertalian dan belajar dari makhluk-makhluk lain, maka
hati mereka dipenuhi oleh rasa cinta akan kehidupan, takut akan
kematian, dan perasaan benci, kebaikan dan rasa syukur.
Jika kita mengkonsumsi hewan,
kita secara tidak sadar memasuki medan magnet mereka, yang tercermin
dari keinginan yang kuat untuk hidup dan kecemasan akan kematian. Kita
terjebak, seperti ketika kita menginjak lem dan kaki kita menempel dan
tidak dapat bergerak. Menginjak pasir tidak masalah, karena tidak
menempel. Masing-masing memiliki kualitas yang berbeda. Tetapi, bila
kita menginjak kualitas binatang yang terikat dengan kehidupan dan
takut akan kematian, medan magnet mereka yang penuh kebencian melekat
pada jiwa kita, menjebak kita, menekan kita, dan mengurangi kebebasan
kita.
Tumbuhan tidak akan bergerak
tanpa ditiup angin sehingga mereka memiliki lebih sedikit pengalaman
dan kecerdasan. Dengan kesadaran tingkat rendah ini, mereka juga
menjadi kurang terikat. Bagi tumbuhan, masalah mati dan lahir kembali
bukanlah masalah menyeramkan karena mereka memiliki pengalaman dan
keterikatan yang lebih sedikit. Lain halnya dengan hewan, mereka
mempunyai lebih banyak pengalaman sejak mereka dapat bergerak atas
kehendaknya sendiri. Contohnya, seekor anjing mungkin pergi mencari
kekasih, dan berputar-putar keesokan harinya, dan berpikir, “Wow! Yang
ini lebih cantik dari yang dulu! (Guru dan hadirin tertawa.)
Keterikatan tumbuh dari kejadian-kejadian seperti itu yang menyebabkan
mereka melekat kepada kehidupan. Di bawah pengaruh fenomena-fenomena
ini, semua hewan akan menyukai kehidupan dan takut akan kematian.
Tetapi hal ini tidak terjadi pada tumbuhan karena pengalaman yang
mereka miliki terlalu sedikit. Jadi, ketika kita mengkonsumsi tumbuhan,
medan magnet mereka tidak melekat kepada kita.
Oleh karena itu, kita tidak
bisa bilang bahwa tumbuhan dan hewan sama saja. Jika seperti itu, sama
saja seperti berkata bahwa makan permen karet, pasir dan batu adalah
sama, dan hal itu tidak benar. Pasir dan batu tidak menempel saat kita
injak; hanya permen karet yang menempel. Masing-masing memiliki
kualitas yang berbeda, sehingga kita tidak bisa mengatakan hewan sama
saja dengan tumbuhan. Mereka benar-benar berbeda. (Tepuk tangan) Kita
dapat mengerti hal ini lewat pengamatan. Bukan karena Guru Ching Hai
berkata demikian, atau Bodhisattva berkata demikian sehingga kita
jadi mengerti. Kita mengetahui hal ini hanyalah dengan pengamatan;
sangat sederhana dan masuk akal.
Semua yang ada di alam
semesta memiliki kualitas yang berbeda. Jadi, ketika kita memilih diet,
tentu saja, kita harus memilih makanan yang lebih sedikit menjadi beban
untuk kita dan memudahkan kita berlatih dan maju lebih cepat. Hanya
dengan demikian kita tidak akan terikat atau tertarik turun oleh medan
magnet yang sangat berat.