Kapan pun, saat sebuah
retret atau meditasi kelompok yang besar diadakan, dapur selalu
menjadi tempat yang “teramai” karena orang yang bekerja di sana sesibuk
seekor lebah.
Pada suatu musim panas,
setelah baru saja saya menjadi seorang praktisi biarawan, saya telah
terbiasa untuk tidak menikmati ceramah Guru, yang diberikan setiap hari
Minggu di Center Hsihu, karena saya ditempatkan di bagian dapur. Suatu
minggu pagi di dapur, setiap orang sibuk mencuci dan memotong sayuran
sebagaimana biasanya, menyiapkan makan siang untuk Buddha yang akan
datang yang menghadiri meditasi kelompok di hari itu. Lalu, saat tim
dapur sedang menyiapkan panci-panci yang penuh dengan makanan lezat,
saya tiba-tiba mendengar sorak sorai dari rekan inisiat. Mengetahui
bahwa Guru sedang datang untuk berbicara dengan para inisiat, mata saya
tetap terbuka. Walaupun saya tidak dapat mendengarkan
ceramah-Nya, saya berpikir bahwa akan menyenangkan jika saya bisa
mendapatkan sekilas tatapan mata-Nya. Dan tiba-tiba saya melihat Guru
muncul dengan pakaian biru terang dengan gaya jaman dahulu yang
terlihat sangat anggun dan cantik; seolah-olah Dia baru saja turun dari
Surga. Dia berjalan mendekat dan mendekat dan tak terduga berjalan ke
dalam dapur meskipun beresiko menjadi kotor.
Tinggal seorang murid yang sedang menggoreng makanan pada waktu itu dan
Guru mengambil sepotong untuk mencicipinya. Kemudian Dia memberi makan
para murid yang ada di sana dengan potongan lainnya. Terpikir bahwa ini
adalah suatu kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan. Saya segera
berteriak, “Guru, Saya ingin satu, juga!” Lalu saya berkata kepada
penghuni lain yang sedang membersihkan panci di sebelah saya, “
Berhenti membersihkan itu, cepat kemari.” Melihat apa yang telah
terjadi, orang lain juga berkerumunan, sehingga seperti seorang Ibu
yang penuh kasih sedang memanjakan anak-anaknya, Guru memberi makan
setiap orang, dan makanan yang Dia berikan ke mulut kami memberikan
kenangan manis pada hati kami.
Melalui cara-cara demikian, Guru sering
memberikan kejutan dan sukacita tanpa batas. Contoh
lainnya, kadang kala setelah meditasi kelompok di Hsihu, Dia akan
menjamu kita minum teh, nyanyian atau pembicaraan yang santai;
membawakan suasana santai bagi setiap orang. Untuk menyeimbangkan
antara waktu kerja dan santai, Guru berkata, “Tali senar dari alat
musik akan putus jika ditarik terlalu kencang. Dan jika distel terlalu
longgar, suaranya menjadi tidak bagus. Maka tarikannya harus tepat
supaya menghasilkan suara yang paling indah.”......Hal Selanjutnya