Jika
seorang Guru ingin melakukan sesuatu, maka terjadilah; bukan seperti
pemikiran duniawi kita, tetapi menurut jiwa. Cara yang tak kasatmata
ini digunakan oleh seorang Guru untuk melayani umat manusia. Itulah
sebabnya orang India sangat menghormati seorang Guru. Mereka sangat
suka menatap-Nya, bahkan hanya untuk sekilas saja.
Saya mengenal seorang Guru India yang telah
meninggal dunia sekitar tahun 1940-an. Guru ini sering naik kereta api
ketika Ia masih hidup. Dan suatu hari ada seorang petani yang sedang
bercocok tanam di ladang yang berada di sebelah kanan kereta-Nya. Pada
saat itu sang Guru sedang menatap keluar jendela; dan petani itu pun
tanpa disengaja bertatapan begitu saja dengan-Nya selama beberapa detik
dan kemudian kereta itu pun berlalu. Tiga hari kemudian petani itu
meninggal, dan sebelumnya dia melihat Guru tersebut muncul di
hadapannya dan membawanya naik sebelum dia meninggal. Dia menceritakan
hal ini kepada setiap orang di sekitarnya, ”Saya melihat Guru itu
muncul sedemikian rupa. Dia telah datang dan Dia berkata akan membawa
saya naik."
Kebetulan, ada salah satu murid dari Guru
itu, yang berada di samping petani itu dan mendengar perkataannya, lalu
bertanya, ”Apakah Dia yang berada gambar ini?” Dan orang itu
menjawabnya, “Ya.” Hanya sebuah tatapan dan dia pun terbebaskan.
Dalam tradisi Buddhis, kita juga mempunyai
banyak cerita mengenai itu. Sebagai contoh, ketika Bodhisattva
Ksitigarbha masih hidup, Dia berikrar bahwa barang siapa yang bahkan
hanya mendengar nama-Nya, maka akan dilindungi-Nya. Jadi, cara-cara
Bodhisattva atau Para Suci tidak terbatas. Tidaklah mungkin bagi kita
untuk menilai, mengerti atau bahkan menyadarinya.