Kasih dalam TindakanLaporan dari Korea
|
Di ranjang rumah
sakit, saudari sepelatihan dengan hormat memegang pemberian Guru
serta berterima kasih atas perhatian-Nya.
|
![]() |
Saudari sepelatihan yang lain juga dalam situasi yang tidak menguntungkan, harus membesarkan anak-anaknya sendirian dan menderita beberapa penyakit kronis. Ia membuka sebuah toko dengan bantuan orang lain, tapi tidak dapat membayar sewanya selama beberapa bulan sejak krisis ekonomi. Karena itu, para inisiat Seoul memberikan bantuan keuangan kepada saudari ini untuk membayar sewa dan menjaga agar usahanya tetap berjalan, dan ia sangat menghargai bantuan kami.
Di samping membantu saudari-saudari tersebut, inisiat Seoul juga memberikan bantuan dana kepada sebelas anak di Yongsan-Gu, yang bekerja untuk menghidupi keluarganya dan juga kepada pihak yang sebelumnya sudah pernah dibantu pada Hari Ucapan Syukur Korea (Korean Thanksgiving Day). Untuk menjaga privasi para remaja ini, kami tidak menemui mereka tapi mengirimkan bantuan melalui sebuah yayasan/penghubung.
Pada awal November 2004, seorang saudara sepelatihan yang tulus dari Busan harus menjalankan pembedahan lanjutan atas luka yang dideritanya akibat kecelakaan mobil dua tahun yang lalu. Setelah mempelajari kondisi saudara tersebut, para inisiat setempat prihatin dan menyokong keuangannya hingga ia sembuh. Saudara tersebut pulih dengan cepat, dan kini setia mengikuti meditasi kelompok di Center Busan.
Di bulan November ini juga, seorang saudari sepelatihan Busan yang mengalami kesulitan keuangan harus menjalani operasi mata, serta kondisi rumahnya yang perlu diperbaiki. Saat mendengar kondisi saudari tersebut, beberapa inisiat Busan mengirim sejumlah dana untuk membantu biaya operasi dan biaya kebutuhan sehari-harinya. Juga, beberapa inisiat yang bekerja di bidang bangunan dengan baik hati membangun kembali rumah saudari ini dan merombaknya menjadi sebuah tempat tinggal yang indah dan rapi. Operasi mata saudari itu berhasil dan ia sangat bahagia oleh limpahan kasih para inisiat. Maka, saudari itu sangat berterima kasih kepada Guru untuk keajaiban yang terjadi dalam hidupnya, dan berkata, “Rumah baru ini seperti sebuah surga,” dan ia juga mengundang saudara dan saudari setempat dengan jamuan makan malam vegetarian yang lezat. Semua rekan inisiat yang hadir merasa bahagia dan berterima kasih atas jamuan makan malam, sementara saudari itu dan keluarganya menyambut dan melayani kami dengan sepenuh hati mereka.
Melalui pengalaman di atas, para inisiat Busan menyadari bahwa kita harus selalu peduli satu sama lain sehingga kita dapat memberikan bantuan baik material maupun spiritual kepada yang kurang beruntung pada saat dibutuhkan. Setelah pengalaman ini, kami bertanya apakah ada praktisi yang membutuhkan bantuan, dan mengetahui bahwa ada seorang saudari sepelatihan telah lama tidak hadir di meditasi kelompok, sebab ia sakit keras. Saudari ini telah beberapa bulan tidak dapat bekerja sehingga tidak punya ongkos untuk ke Center.
Setelah mendiskusikan keadaan saudari ini, para inisiat memutuskan membantunya untuk sementara dengan menutupi biaya kebutuhan hidupnya selama enam bulan. Kami hanya berharap bahwa saudari ini dapat pulih kembali sehingga dapat hadir mengikuti meditasi kelompok lagi.
Dengan membantu mereka yang kurang beruntung, para inisiat Busan mendapat beberapa pelajaran tentang cinta dan belas kasih. Dengan tulus berterima kasih kepada Guru karena memberi kesempatan untuk membantu para malaikat yang rendah hati ini, dan berdoa agar tetap diberi kekuatan untuk membantu sesama di waktu yang akan datang.