Seni Surgawi di Bumi – Center Hsihu
Merayakan Ulang Tahun ke-20 dan Peluncuran Buku Baru
Oleh Grup Berita Formosa (Asal bahasa
China)
Pada tanggal 12 dan 13 Desember, Tahun Emas 5
(2008), Center Hsihu merayakan ulang tahun pendiriannya yang ke-20 dan
peluncuran buku baru Guru – Seni Surgawi (Celestial Art). Lebih
dari seratus tamu undangan terhormat dari lingkungan kebudayaan dan akademis
Formosa, kelompok lingkungan dan gerakan wanita, juga para anggota media
berpartisipasi dalam acara “Festival Purnama Seni Surgawi di Hsihu”.
Pada hari pertama, anggota Asosiasi kami
menemani para undangan VIP berkeliling di Center Hsihu yang dibangun dan
dikembangkan secara pribadi oleh Guru. Terpesona akan berbagai karya seni yang
dipahat dari berbagai sumber yang berasal dari alam sekitar, para undangan
sangat kagum ketika mendengar tentang keajaiban pembangunan Sungai Nektar yang
selesai dalam tiga hari, dan Jembatan Zigzag yang selesai dalam lima hari oleh
Guru dan para siswanya. Yang lebih mengagumkan para tamu adalah Taman Pelangi
– sebuah suka-cita surgawi dimana Guru telah menciptakannya dengan penuh kasih
untuk anak-anak, dan goa setengah terbenam untuk pengolahan rohani dan
penyucian diri yang dibangun selaras dengan bukit untuk melindungi lingkungan.
Mereka memuji Center Hsihu sebagai “Wisma Artistik.” Kaligrafer Guru Xu Yong-jin
(foto 1) mendendangkan keharuman yang berasal dari setiap pohon di Center dan
menghargai setiap insan yang datang ke Center, ini merupakan perwujudan akan
kedamaian yang paling penting di antara manusia. Lukisan air Sun Shao-ying (foto
2), terlihat di setiap halaman dari Seni Surgawi, ia mengatakan bahwa berbagai
gambaran seni cipta dalam buku ini hanya bisa dipahami oleh seseorang yang
menghormati Surga, mengasihi seluruh ciptaan, serta yang memiliki hati yang
suci dan murni. Di bawah langit yang bertaburan bintang-bintang, setiap orang
dengan penuh gembira menikmati santap malam vegan yang berlimpah.
Pagi berikutnya, para undangan hadir bersama
anggota Asosiasi kami dalam acara peluncuran buku Seni Surgawi yang juga
menampilkan sebuah konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai. Tanggapan dari
seorang profesional, Rekan Profesor Huang Zhi-yang (foto 3) dari Universitas
Huan Fan departemen Seni mengatakan bahwa orang-orang harus menggunakan hati
mereka untuk menghargai karya seni Guru, yang memperluas cakrawala seniman dan
seni bercita rasa tinggi. Ia merasa bahwa era kebangkitan seni telah muncul
dan merekomendasikan setiap orang untuk memiliki satu buku pribadi untuk
bacaan dan kesenangan. Editor terdahulu dari Museum Seni Murni Taipei, Ny.
Zheng Fang-he (foto 4) berkata dengan penuh perasaan bahwa Maha Guru Ching Hai
telah menyampaikan Kebenaran rohani melalui warna dan gambar, menampilkan
talenta kreatifitas-Nya melalui hati yang kekanak-kanakan yang bebas dari
segala kemelekatan terhadap ketentuan dan hukum. Sebagai hasilnya, karya seni
Beliau merupakan pencerminan dari “kebebasan absolut.” Dia merasa bahwa Guru
sendiri adalah seorang seniman agung yang elok alami yang tidak dapat
dikategorikan atau dibatasi oleh sebuah bentuk keindahan atau tak teruraikan;
Beliau adalah kemegahan rohani.
Pada acara konferensi video, Maha Guru Ching
Hai menyambut para tamu dan berterima kasih kepada mereka karena bergabung
dalam perayaan ini di “rumah” Nya. Ia berkata bahwa setiap orang dapat
menciptakan karya seni; bahkan wanita yang merias diri setiap harinya juga
merupakan perwujudan kreativitas. Guru menyampaikan bahwa seni adalah suatu
bahasa yang melampaui batas-batas negara dan bahasa. Sementara bahasa duniawi
tidak dapat mengungkapkan kasih kita terhadap seni, terlepas dari bahasa
apapun yang kita kuasai, tapi kita tetap dapat berkomunikasi melalui seni,
menaburkan gagasan keindahan lingkungan dan memperindah dunia melalui seni.
Dengan rasa humor yang tinggi Guru berkata bahwa jika Ia adalah sebuah karya
seni, maka bisa saja Ia juga dijual untuk mendapatkan uang. Jika itu dapat
menyelamatkan Bumi dari krisis perubahan iklim, Ia dengan senang hati
melakukannya. Delapan belas pulau di dunia telah tenggelam di bawah air dan
lebih dari 40 lainnya secara perlahan-lahan sedan tenggelam. Solusi tercepat
dan paling efektif dari krisis pangan dan pemanasan global adalah pola makan
nabati. Dengan rasa syukur terhadap begitu banyaknya kelompok rohani dan badan
pemerintahan di Formosa yang memperhatikan pola makan nabati, Guru
mengungkapkan harapan-Nya bahwa Formosa akan menjadi negara pertama yang
seluruhnya vegetarian dan hijau di dunia ini.
|