Fakta di Balik Makanan Anda

 

Pengarang adalah siswa SMP di kelas terakhir yang berumur 17 tahun. Artikel ini adalah penilaian di dalam SMP itu, dimana siswa tersebut diberi penghargaan nilai yang unggul

Beberapa fakta di balik pola makan daging:

- Emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh sapi selama setahun setara dengan yang dihasilkan oleh kendaraan yang menempuh perjalanan sepanjang 70.000 km.
- Seorang vegetarian yang mengendarai kendaraan Hummer SUV lebih ramah lingkungan daripada pengonsumsi daging yang naik sepeda.
- Jika semua penduduk Belanda tidak mengonsumsi daging satu hari saja dalam seminggu, maka pengurangan karbon yang terjadi akan sama dengan target yang ditetapkan pemerintah Belanda terhadap semua rumah tangga selama setahun.
- Di Amerika Selatan, untuk keperluan penyediaan makanan ternak dibutuhkan hasil panen tanah pertanian kedelai sekitar 400 juta hektar. Padahal untuk keperluan penduduk di seluruh dunia dibutuhkan hanya sekitar 25 juta hektar.

Pernahkah Anda membuka lemari es Anda, menarik ke luar dua puluh piring pasta dan membuangnya ke tempat sampah, dan kemudian, hanya makan satu piring makanan? Hal ini sama dengan menebang 55 kaki persegi hutan untuk satu kali makan siang Anda atau membuang 2500 galon air ke saluran pembuangan. Apakah Anda akan melakukannya? Bagaimanapun juga, hanya makan setengah kilo daging akan mengakibatkan hal-hal tersebut di atas. Makan daging akan menyebabkan kerusakan terhadap sumber alam dan lingkungan kita, menyebabkan penderitaan hewan yang besar, serta memberikan efek-efek merusak bagi kesehatan kita. Jadi, dengan memanggang seekor anjing untuk disajikan bersama kentang dapat membuat Anda muak, tetapi mengapa kita malah memanggang hewan yang jinak lainnya?

Sebuah laporan dari PBB telah membuktikan bahwa “sapi bukan mobil, tetapi menjadi ancaman teratas bagi lingkungan kita.” Laporan tersebut memberikan bukti bahwa pertumbuhan cepat hewan ternak di dunia telah menjadi ancaman terbesar terhadap iklim, hutan, dan kehidupan liar. Hewan-hewan peternakan menghasilkan kotoran 130 kali lebih banyak daripada keseluruhan populasi manusia di Amerika Serikat dan air kotor yang terkonsentrasi kotoran hewan pada akhirnya mengakibatkan pencemaran air, merusak lapisan tanah teratas, dan mencemari udara kita. Lebih jauh lagi, gas buangan dan pupuk rabuk kotoran ternak menghasilkan lebih dari sepertiga gas metana yang memberi kontribusi terhadap pemanasan global 20 kali lebih cepat daripada karbon dioksida. Pemakan daging bertanggung jawab atas seratus persen produksi dari hasil buangan-buangan ini yang kira-kita menghasilkan 86 ribu pon setiap detik. Tetapi, dengan menolak produk-produk hewan, Anda telah mengurangi hal-hal merusak di atas.

Lebih jauh lagi, cita rasa kita terhadap daging telah mengorbankan persediaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui kembali. Sejumlah 2.500 galon air dibutuhkan untuk memproduksi 1 pon daging sapi, tetapi kita hanya membutuhkan 29 galon air untuk menghasilkan 1 pon tomat, dan 39 galon air untuk 1 pon roti tawar. Dengan setengah jumlah air, delapan puluh persen tanah pertanian di Amerika Serikat, hampir semua panenan kacang kedelai dan separuh lebih hasil biji-bijian dunia digunakan untuk memelihara ternak untuk dimakan. Sementara itu, ada 1 miliar penduduk yang menderita kelaparan dan kekurangan gizi, serta 24 ribu anak yang meninggal setiap hari karena hal ini. Hal ini ironis dengan ladang gandum dan padi yang ditakdirkan untuk hewan-hewan ternak di negara Barat. Bagaimanapun, kelaparan dunia akan hilang jika sumber-sumber alam kita dipergunakan secara efisien dengan mengubah pertanian untuk meningkatkan hasil panen yang dapat memberi makan seluruh penduduk dunia.

Apakah Anda sadar bahwa 130 juta hewan dibunuh setiap tahun di Selandia Baru? Sebagian besar hewan dipelihara di pabrik peternakan, dengan sistem yang memaksimalkan produksi dengan biaya yang minimal. Sebagai gantinya, hewan-hewan peternakan sangat menderita secara mental dan fisik; setiap detik dalam hidup mereka. Hewan-hewan tersebut berjejalan di dalam sistem kurungan dengan sedikit jendela, kotor, serta tidak pernah melihat keluarga mereka, mengais tanah atau melakukan apa pun yang alami bagi mereka. Mereka bahkan tidak merasakan matahari di punggung mereka atau menghirup udara segar sampai pada hari mereka dimuat ke dalam truk, dan ditakdirkan untuk dibunuh. Lebih dari 90 juta hewan di Selandia Baru menderita dengan kondisi-kondisi seperti ini dan banyak yang tetap sadar ketika leher mereka disembelih, kemudian dibiarkan kehabisan darah sampai mati.

Praktik peternakan yang kejam lainnya yang sering dilakukan oleh peternakan unggas adalah dengan tidak memberi mereka makan selama 14 hari untuk mengejutkan tubuh unggas tersebut agar bertelur lebih banyak untuk konsumsi manusia. Dan, karena anak-anak ayam yang jantan tidak berguna di industri daging, setiap tahunnya ada 100 juta anak ayam jantan lebih yang digiling hidup-hidup atau dimasukkan ke dalam kantong sampai mati kehabisan napas. Lebih jauh lagi, di tempat penjagalan, leher-leher ayam disembelih, dan mereka dicelupkan ke dalam air panas untuk menghilangkan bulu-bulu mereka, sementara banyak dari mereka yang masih hidup.

Bahkan sekarang ini, untuk menandai sapi dengan tujuan identifikasi, para peternak menekan besi panas yang membara ke daging sapi sementara mereka melenguh kesakitan. Akibatnya, timbul luka bakar tingkat tiga dan kelamin anak sapi jantan dipotong dari kantung kemaluannya, dan semua itu dilakukan tanpa diberikan penghilang rasa sakit. Untuk menambah penderitaan mereka, tanah yang digunakan ternak untuk merumput memiliki udara yang penuh dengan gas-gas kimia. Hal ini menyebabkan masalah pernapasan yang kronis.

Sapi-sapi yang dipelihara untuk diambil susunya, secara berulang-ulang dibuat hamil kembali dan bayi-bayi mereka diambil sehingga manusia dapat minum hasil susunya yang sebenarnya dimaksudkan untuk bayi-bayi sapi. Sapi-sapi tersebut dihubungkan dengan mesin-mesin beberapa kali sehari dan menggunakan manipulasi genetik, hormon-hormon yang kuat, dan penyedotan susu yang intensif. Mereka dipaksa untuk menghasilkan susu sepuluh kali lebih banyak dari yang biasanya. Perlakuan-perlakuan ini ikut menambah peradangan yang sangat menyakitkan bagi 50 persen dari sapi perah yang ada.

Hewan-hewan di peternakan saat ini tidak memiliki perlindungan undang-undang dari kekejaman. Hal ini seharusnya menjadi ilegal jika diterapkan pada hewan peliharaan di rumah-rumah tangga: pengabaian, mutilasi, manipulasi genetik, dan program obat-obatan yang menyebabkan kesakitan kronis, kelumpuhan, dan penyembelihan yang kasar. Robert Louis Stevenson, seorang penulis novel dan puisi berkata, “Kita mengonsumsi bangkai makhluk lain untuk memuaskan cita rasa dan nafsu diri kita.” Namun, hewan-hewan di peternakan pada dasarnya sangat pandai dan dapat merasakan sakit. Mereka mungkin sama pandainya dengan anjing atau kucing yang kita anggap sebagai teman.

Hal ini ditunjukkan oleh laporan-laporan yang sering terjadi tentang sapi-sapi yang melompati pagar setinggi enam kaki untuk melarikan diri dari rumah jagal, serta berjalan tujuh mil untuk bersatu kembali dengan anaknya dan berenang menyeberangi sungai menuju kebebasan. Babi-babi juga merupakan hewan yang penuh pengertian seperti yang ditemukan oleh Dr. Donald Broom, penasihat ilmiah pemerintahan Inggris – "Babi memiliki kemampuan kesadaran, mereka cukup pandai dan cerdik. Bahkan lebih dari anjing yang berumur tiga tahun.”

Langkah paling penting yang dapat Anda ambil untuk menyelamatkan planet kita dan mengurangi penderitaan manusia serta hewan adalah dengan menjadi vegetarian. Sebuah pola makan yang kaya dengan karbohidrat kompleks, protein, serat, omega 3, vitamin, dan mineral dapat memberikan nutrisi yang optimal. Memupuk kebiasaan makan ini dapat menjaga kesehatan seumur hidup. Bukti yang mengejutkan dapat ditemukan di buku “The China Study” oleh Profesor T. Colin Campbell yang berkata, “Dalam sepuluh tahun ke depan, salah satu hal paling mengejutkan yang akan Anda dengar adalah protein hewani merupakan salah satu dari nutrisi beracun yang paling tinggi dari semuanya... ancaman penyakit akan naik secara dramatis ketika sedikit protein hewani saja yang ditambahkan ke pola makan Anda.” Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak vegetarian memiliki IQ yang lebih tinggi daripada teman-teman sekelasnya, dan para vegetarian rata-rata dapat hidup 6 sampai 10 tahun lebih lama daripada pemakan daging. Sebagai tambahan, mereka 50 persen lebih rendah terserang penyakit jantung dan kanker. Sedangkan pemakan daging sepuluh kali lebih cenderung menjadi gemuk daripada vegan. Makanan vegetarian memberikan kita semua nutrisi yang kita perlukan, tanpa lemak jenuh, kolesterol, dan bahan pencemar.

Sebaliknya, banyak yang berpendapat bahwa tumbuhan itu hidup juga. Ini benar, tetapi tumbuhan hanya memiliki sepuluh persen kesadaran sedangkan hewan-hewan memiliki kesadaran sepadan dengan manusia. Karena tumbuhan tidak dapat bergerak, jadi sensasi mengalami rasa sakit lebih sedikit. Jadi, tumbuhan sepenuhnya berbeda secara fisiologis dari mamalia. Jika Anda memotong cabang atau daun dari sebuah pohon, maka pohon itu akan tumbuh dengan subur dan tumbuh lebih banyak. Di sisi lain, hewan tidak berhasrat atas pemangkasan yang teratur. Dapatkah Anda memotong sebuah kaki sapi dan berharap akan tumbuh empat kaki lagi?

Memelihara hewan untuk dimakan akan mendatangkan malapetaka di Bumi. Lingkungan, sumber alam, dan kesehatan kita semakin memburuk. Meskipun sebagian besar dari kita tidak terlibat langsung dalam pemotongan hewan, akan tetapi manusia telah mengembangkan kebiasaan ini berdasarkan tekanan dari masyarakat, mereka tidak menyadari apa yang terjadi terhadap hewan-hewan yang kita makan. Pernah disebutkan bahwa seseorang yang pernah mengunjungi rumah jagal akan membuat mereka menjadi seorang vegetarian seumur hidup. Karena kitalah yang menciptakan teriak kesakitan dan ketakutan mereka.” Jadi, jika Anda pernah memutuskan untuk memanggang hewan yang jinak sekali lagi……. Ingatlah bahwa Anda mengonsumsi daging hewan yang sepadan dengan hewan peliharaan yang sangat Anda sayangi. Tetapi, perbedaannya adalah bahwa hewan ini disiksa.