Kualitas mistik dan kekuatan lirik dari tulisan Whitman juga mengesankan bahwa ia mengalami sesuatu tingkat penerangan rohani di masa hidupnya; meskipun ia mungkin tidak berlatih suatu metode meditasi secara khusus. Tulisan-tulisannya mencerminkan pengalaman ekstase yang kuat atas kesatuan dari segala makhluk dan benda di alam semesta. Puisinya yang paling dramatis bersumber dari pengalaman menjadi "satu dengan segalanya" ini. Pada topik ini, Guru Ching Hai mengatakan bahwa memperoleh pencerahan dan mengatasi ego membuat seseorang hidup pada suatu cara yang baru, dan membuatnya mengenali Diri Sejatinya: "Pencerahan adalah proses mengetahui sesuatu yang lebih agung daripada kehidupan, sesuatu yang lebih agung daripada benda yang bisa kita lihat dengan mata fisik kita, atau yang bisa kita sentuh dengan peralatan fisik kita; itulah saat dimana kita mulai mengetahui sesuatu yang lebih agung daripada itu, pengatur sejati dari keseluruhan alam semesta, yang juga berada di dalam diri kita."

Whitman menjelaskan perasaan kesatuan universal ini dalam beberapa sajak dari Daun-daun Rumput. Satu yang paling dikenal adalah puisi "Lagu Diriku (Song of Myself)" yang sangat spiritual dan penuh ilham, yang dapat dibaca sebagai lagu perjalanan jiwa menuju pencerahan. Karena puisi itu menyarankan bahwa meskipun tubuh fisik dibatasi oleh alam ilusi Maya ('segala seni dan perdebatan di bumi'), jiwa punya kemampuan melewati dimensi ini, memasuki alam-alam yang lebih tinggi dan abadi. Amati baris-baris berikut:

Damai dan pengetahuan, dengan cepat mekar dan menyebar ke sekelilingku
yang melampaui segala seni dan perdebatan di bumi,
Dan aku tahu bahwa tangan Tuhan adalah tangan yang lebih tua dari tanganku,
Dan aku tahu bahwa roh Tuhan adalah saudaraku tertua,
Dan bahwa semua pria yang pernah dilahirkan adalah juga saudara-saudaraku
...dan bahwa wanita saudari-saudariku dan kekasihku,
Dan bahwa dasar dari penciptaan adalah kasih.
Dan tiada habis-habisnya dedaunan mati atau layu di padang,
Dan semut-semut coklat di sumur-sumur kecil di bawahnya,
Dan kudis lumut di pagar, serta timbunan bebatuan, dan yang lebih tua, dan tanaman serta ilalang.

Hasil dari pengetahuan Whitman mengenai penyatuan dirinya dan Jati Dirinya merupakan akhir dari penyerapannya dalam Maya, pengembangan jiwanya, serta suatu rasa empati dengan segala yang ada. Para pembaca yang mengetahui gambaran mengenai alam-alam yang lebih tinggi di luar batas fisik, dapat mengenali keadaan penuh kebahagian dan ekstase penerangan batin yang dinyatakan oleh baris-baris lanjutan dari Daun-daun Rumput:

Bagaikan dalam pingsan, sekejap saja,
Matahari lain, tak bisa diterangkan, menyilaukanku,
Dan semua bulatan yang kukenal, dan lebih terang, bulatan yang tak diketahui;
Sekejap tanah masa depan, tanah Surgawi.

 

<< Hal. Sebelumnya
Hal. Selanjutnya >>