Dalam
mendiskusikan pengalaman-pengalaman semacam itu, Guru mengatakan, "Karena alam semesta maha luas dan berada
dalam diri kita sendiri, seseorang yang mendapat pencerahan akan
melihat Cahaya dan mendengar Suara - Cahaya berbagai warna atau
kecerahan, kadang melebihi seribu matahari. Kebanyakan orang melihat
Cahaya langsung dari Tuhan."
Setelah
pencerahannya, Whitman rupanya juga hampir selalu dalam keadaan
samadhi, sebab ia menulis dalam buku catatannya, "Aku tidak bisa
memahami misteri itu, tapi aku selalu menyadari diriku sebagai dua
(sebagai jiwaku dan aku)." Dan melalui puisinya ia memakai istilah
"saksi" untuk menjelaskan pengalaman keseharian yang terlibat rumit
tapi tidak mengikatnya sebagai "sekaligus di dalam dan di luar
permainan" hidup, sebagaimana disebutnya dalam "Lagu Diriku." Guru
menjelaskan pengalaman ini sebagai berikut:
"Samadhi
artinya Anda dalam ekstase (kesukacitaan), dalam keriangan, ketenangan
dan Cahaya. Anda bisa berada dalam ekstase sambil hidup di dunia ini
setiap hari melalui meditasi, kerinduan berbakti atau melakukan ritual
apapun. Sewaktu dalam samadhi, Anda melupakan keseluruhan dunia. Kadang
Anda bisa mendengar orang di sekitar Anda, tapi tidak terlibat
dengan dunia."
Dengan
memperoleh suatu tingkat pencerahan, Whitman juga menjadi awas akan
sifat ilusi dari penderitaan, yang mana Guru menyatakan, "Semua Guru sempurna mengatakan, 'Segalanya
sempurna di bawah matahari.' Yesus berkata, 'Kalian semua adalah
anak-anak Tuhan.' Mereka menyadari tak ada yang perlu dilakukan; setiap
orang sempurna. Tapi kita belum menyadarinya, maka kita menderita. Kita
harus menyadarinya sebagaimana mereka menyadari, dan lalu kita tahu
mengapa. Lalu kita melihat penderitaan sebagai bukan derita. Anda tidak
menderita. Anda tidak tenggelam ke dalam penderitaan, tapi hanya
terapung di atasnya." Whitman menunjukkan pengertiannya akan
prinsip ini pada baris-baris berikut:
Ketidakbedaan yang khayal atau nyata dari pria dan
wanita yang kucintai,
Kesakitan salah satu kerabat atau diriku sendiri, atau perbuatan buruk
atau
kehilangan atau kekurangan uang, atau depresi atau pemujaan,
Perang, horor dari pembunuhan sesama, demam akan berita yang meragukan,
peristiwa yang membuat gelisah;
Ini datang padaku siang malam dan pergi dariku lagi,
Tapi mereka bukanlah Aku sendiri.
Di sini puisi itu mengenali bahwa sang Jati
Diri ("Aku sendiri") sesungguhnya tidak menderita dari kesakitan yang
disebabkan oleh orang lain, oleh sakitnya keluarga atau pribadi, oleh
masalah sosial, dan sebagainya.
Didasari banyaknya bukti dari biografi dan
tulisan-tulisannya, jelas bahwa Walt Whitman mengalami suatu tingkat
pencerahan semasa hidupnya, dan bahwa ia menyatakannya dalam
istilah-istilah bernyala yang kuat bagi dunia untuk mengapresiasinya.
Kasihnya yang kuat akan orang lain dan pengenalannya dengan segala
ciptaan terpancar dari karya prosa dan puisinya, dan pengaruhnya yang
mendalam pada generasi-generasi penulis, artis dan pembaharu sosial
mendatang menjadi saksi atas dalamnya penerangan, serta sifatnya yang
membumi dan penuh kasih. Karya amal Whitman yang tak mengenal lelah
bagi orang sakit dan mereka yang kurang beruntung serta empatinya
terhadap alam juga mengesankan bahwa ia punya pengertian seorang yang
tercerahkan akan kesatuan segala makhluk dan suatu kemampuan untuk
mengekspresikan cinta dan belas kasih kepada segala bentuk kehidupan,
hingga kepada semut yang teramat kecil dan tanaman paling rendah -
daun-daun rumput.
Ia berinkarnasi di suatu masa dalam sejarah,
awal jaman industri, ketika Amerika Serikat dan dunia secara
keseluruhan memerlukan suatu suara inspirasi dan pengertian untuk
bergerak ke dalam suatu jaman baru yang penuh tantangan dan perubahan.
Dan kesamaan kata-kata serta gagasan Walt Whitman dengan Maha Guru
Ching Hai dan Guru-guru agung lainnya berfungsi sebagai pesan yang
kembali menyegarkan akan harapan bahwa, meskipun dari kelas pekerja
yang rendah di abad ke sembilan belas masa industri Amerika, seorang
kurir yang tercerahkan akan cinta dan belas kasih bisa muncul untuk
memberi semangat dan mengangkat dunia. Ketika terbit milenium yang
baru, belas kasih Whitman, pandangan kemanusiaannya, bersama dengan
visi kerohaniannya yang meliputi semua agama, dapat terus mengilhami
kita semua.