Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai, Hsihu, Formosa, 10 Juli 1995
(asal dalam bahasa Inggris) Kaset Video No. 487
Di sini pernah hidup seorang tukang
batu yang sangat rajin. Setiap hari ia memecah batu menjadi
bagian-bagian kecil dan membuat berbagai macam barang dengan batu itu
atau menjualnya. Sekalipun hari sangat panas sekali di Miaoli, ia tak
pernah berhenti bekerja. Ia tak henti-hentinya bekerja,
menggunakan sebuah palu yang sangat besar dan memecah batu-batu itu
menjadi bagian yang kecil. Batu-batu ini kemudian digunakan oleh
orang untuk membuat jalan, tempat dimana mereka duduk di dalam ruang
meditasi, dan juga di setiap tempat dimana batu-batu kerikil
dibutuhkan. Ini adalah hasil dari kerjanya.
Tukang batu ini mewarisi pekerjaan ini dari
kakek buyutnya, dan kemudian dari kakeknya dan kemudian dari ayahnya.
Jadi, ada beberapa generasi tukang batu di dalam keluarganya. Ia adalah
seorang yang rajin dan kuat. Kadang-kadang ia tidak berhenti
bekerja saat makan siang karena ia ingin mendapatkan uang lebih untuk
keluarganya; ia akan bekerja sampai larut malam, kemudian pulang ke
rumah dan tidur. Begitulah.
Banyak dari teman-teman dan tetangganya iri
akan kesehatan dan gaya hidupnya yang sangat bebas. Ia
kelihatannya sangat santai dan tidak tergantung pada orang lain. Akan
tetapi, sebaliknya laki-laki ini (namanya berarti “kuasa”) tidak merasa
gembira dengan keadaannya, tetapi selalu berharap untuk dapat hidup
seperti bangsawan, dengan gaya hidup mewah dan berkalangan atas. Jadi,
ia sebenarnya tidak selalu bahagia.
Suatu hari, ia sedang memecah batu, mungkin
di dekat Sungai Surgawi. Saat itu pagi hari dan matahari sedang terbit.
Tiba-tiba, ia melihat gumpalan hitam menuju kearahnya, seperti awan
besar. Dan di tengah-tengahnya muncul sebuah kereta kencana yang besar
dan indah sekali. Di atas kereta itu duduk seorang petinggi raja yang
gemuk dan besar badannya. Ia memiliki begitu banyak pengawal yang
menjaganya dan begitu banyak kuda yang mengelilinginya dan ia tampak
sangat luar biasa, penuh kemegahan seperti seorang raja.
Perubahan yang Ajaib
Saat melihat kejadian ini, si tukang
batu terperanjat, mulutnya terbuka lebar dan matanya membelalak, dan ia
merasa sangat sedih. Di relung hatinya, ia tiba-tiba berharap dan
berkata, “Saya berharap, saya bisa menjadi pejabat tinggi yang mulia,
pejabat raja yang hebat.” Dan tiba-tiba terdengar suara yang
menggelegar seperti suara petir dari puncak gunung: “Bum!” Karena raja
gunung telah mendengar doa tukang batu itu dan mengabulkannya. Lalu
dalam sekejap si tukang batu berubah menjadi seorang pejabat tinggi. Ia
berubah menjadi seorang perdana menteri, dan segala sesuatu yang pernah
ia inginkan menjadi kenyataan. Ia memiliki uang, istana besar, para
pengawal dan tanah yang sangat luas. Semua orang menghormatinya;
kemana pun ia pergi, orang-orang membungkuk sedalam-dalamnya dan tidak
berani menatapnya. Dan ia akan mengibaskan debu ke arah mereka dan
mereka tetap gembira; mereka tidak berani berkata apapun.
Si tukang batu sangat bangga sekali dengan
dirinya. Setiap hari ia harus berkeliling, mengurus negara bagi
raja dan memberi laporan kepada raja sekembalinya. Dan saat ia memasuki
istana, ia harus berlutut dan bersujud di hadapan raja. Ia juga harus
memakai pakaian resmi seorang pejabat, yang sangat tebal dan penuh
dengan segala macam batu berharga seperti intan dan mutiara. Jadi,
pakaian itu sangat berat. Selain itu, ia harus memakai topi, yang
juga dipenuhi dengan batu berharga, emas dan perak, yang sesuai dengan
jabatannya. Setiap saat ia membungkuk hormat, punggungnya sakit, dan ia
berusaha menahan pinggangnya; kalau tidak, pinggangnya akan patah.
Jadi, ia merasa sangat tertekan, tetapi ia tidak pernah berani
menanggalkan pakaian resminya.
Suatu hari, saat ia masih berusaha bertahan
dalam situasi ini demi kejayaan, kekayaan dan kekaguman orang-orang di
sekelilingnya, sang raja mengirimnya ke suatu tempat yang sangat jauh
sekali untuk mengurus masalah negara. Dan untuk sampai ke tempat
itu, ia harus melalui padang gurun yang sangat luas, dan luar biasa
panasnya. Tetapi ia tidak bisa menanggalkan pakaian resminya karena
jabatan yang disandangnya. Kemana pun ia pergi, ia harus seperti
seorang menteri yang ternama dan tidak ada pilihan lain. Hari sungguh
panas sekali, dan ia hampir mati di sana. Kemudian topinya terasa tiga
kali lebih berat dari biasanya. Ia juga berkeringat, bajunya basah dan
membuatnya terasa lebih berat dari biasanya. Maka ia kemudian berpikir,
“Oh Tuhan, menjadi perdana menteri sungguh, sungguh mengerikan.
Saya tidak mau menjadi perdana menteri lagi. Saya pikir, saya
akan begitu saja mati di sini! Saya pikir, saya lebih baik menjadi
seorang raja. Jika saya bisa menjadi raja, itu akan lebih baik. Saya
tidak perlu mengalami penderitaan di padang gurun seperti ini, dan saya
tidak akan mendapat perintah dari siapa pun. Saya bisa melakukan apa
yang saya inginkan, dan akan mempunyai banyak istri. Jadi, wow! Itu
akan menyenangkan, menjadi seorang raja. Saya ingin menjadi raja. Saya
hanya ingin menjadi raja, tidak ada lagi lainnya; saya ingin menjadi
seorang raja, oke?”
Harapan
Menjadi Raja Terpenuhi
Dan kemudian tanpa terduga, ia
mendengar suara “Bum!” lainnya yang sangat keras, dan kemudian si raja
gunung, sahabatnya, dewa gunung, mengabulkan doanya. Maka si tukang
batu berubah menjadi seorang raja yang memerintah sebuat negara yang
besar, dan mempunyai kekayaan yang berlimpah dan istri yang banyak. Dan
setiap orang berlutut di hadapannya dan melakukan setiap keinginannya.
SMaka ia merasa gembira untuk sementara
waktu. Akan tetapi, masa bulan madu berlalu dan ia harus bekerja sampai
larut malam karena banyaknya laporan dari berbagai menteri dan
pimpinan-pimpinan provinsi dan gubernur negara bagian yang datang
menghadapnya setiap hari. Setiap hari ia harus mendiskusikan masalah
negara sampai larut malam dengan begitu banyak menteri-menterinya. Maka
ia kemudian tidak bisa tidur nyenyak di malam hari. Ia mencemaskan
pekerjaannya, masalah-masalah negara dan urusan penting lainnya yang
berhubungan dengan masalah negara yang tidak bisa ia selesaikan
seketika dan dengan damai
Dengan masalah-masalah yang tak pernah
berhenti baik di dalam dan di luar negaranya, ia tidak bisa tidur
nyenyak, ia tidak bisa makan dan ia tidak bisa bergembira dengan semua
istri cantik yang dimilikinya. Ia begitu murung bahkan untuk melihat
mereka sekali pun. Saat kalian sedih, kalian tidak akan bisa menikmati
apa pun. Jadi, ia tidak bisa makan; ia bahkan tidak bisa menikmati
makanan yang ia inginkan, dan ia tidak bisa bergembira dengan
perempuan-perempuan yang selalu diinginkannya. Ia menjadi amat murung
dan hanya terbenam dalam pekerjaan, kecemasan dan khawatir akan tekanan
seluruh rakyat, musuh, teman, dan setiap orang yang menginginkan
sesuatu darinya. Karena ia adalah seorang raja, orang yang paling
berkuasa, hanya satu-satunya, setiap orang datang kepadanya dengan
masalah mereka, baik di dalam maupun di luar, dan dengan demikian ia
mulai merasa bahwa jabatannya sebagai raja bukanlah sebuah berkah
melainkan sebuah hukuman baginya. Ia merasa sangat lelah dan lesu.
|