Kasih Dalam Tindakan

Laporan dari Pakistan

Persaudaraan Seluruh Dunia

 
Laporan gabungan oleh tim bantuan dari Formosa, Singapura, dan Thailand
(Asal dalam bahasa Cina dan Inggris)

Pada pagi hari tanggal 8 Oktober 2005, sebuah gempa bumi yang berkekuatan 7,6 skala Richter mengguncang Kashmir dan Pakistan bagian Utara. Hal ini telah menyebabkan kerusakan harta benda yang berat dan banyak nyawa yang hilang. Menurut laporan media, gempa kali itu merupakan bencana alam yang paling parah dalam sejarah di daerah itu. Ketika para anggota Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai mendengar malapetaka itu, berdasarkan semangat cinta kasih universal, mereka dengan segera membentuk tim bantuan. Selama sepuluh jam para inisiat dari Formosa mempersiapkan diri mereka dan berangkat ke Pakistan untuk menyalurkan bantuan. Selain itu, para inisiat dari Singapura berangkat ke Kashmir untuk memberikan bantuan, sedangkan para inisiat Thailand membawa tenda-tenda yang dibeli oleh para inisiat Formosa dari Thailand ke Pakistan.



 

Usaha Bantuan Berjalan dengan Lancar melalui Berkah Guru

Oleh Grup Berita Taipei, Formosa (Asal dalam bahasa Cina)

 

Sejak dari permulaan, para anggota tim bantuan Formosa telah merasakan kekuatan berkah Guru yang luar biasa. Permohonan visa mereka diproses dengan sangat lancar. Seorang sekretaris dari kedutaan Pakistan di Thailand tidak hanya memberikan visa mendarat kepada para inisiat, tetapi juga menyediakan informasi penting mengenai jadwal penerbangan tepat waktu beserta barang-barang darurat yang dibutuhkan di daerah yang terkena bencana. Petugas itu bekerja sama dengan maskapai penerbangan internasional Pakistan untuk memudahkan pemesanan tempat duduk bagi tim itu. Mereka dengan segera mengirim faks ke Formosa supaya keperluan medis dan obat-obatan dapat dibeli dengan cepat. Dengan demikian, para sukarelawan dapat tiba di Islamabad, ibu kota Pakistan, sehari lebih cepat dari yang diperkirakan sehingga memberikan mereka waktu ekstra untuk mempelajari data yang terkait dengan bencana alam, membeli persediaan maupun mengatur pelaksanaan bantuan.

Tim pertama mendatangi Pusat Informasi Sementara PBB bagian Bantuan Bencana (United Nations Temporary Information Center for Disaster Relief) untuk memperoleh informasi tentang keadaan setempat. Di sana mereka mempelajari bahwa sembilan puluh tujuh persen jalanan di kawasan yang terkena bencana telah terputus. Mereka membutuhkan makanan yang cukup serta pakaian hangat sebelum pergi ke daerah yang terkena gempa bumi. Para anggota tim itu kemudian memutuskan untuk menyewa sebuah kendaraan dan membeli barang-barang yang mereka butuhkan.

Polisi setempat menolong para inisiat untuk mencari mobil gerbong berukuran sedang. Kendaraan itu sebelumnya telah disewa oleh tim bantuan dari Korea yang sudah tidak menggunakan kendaraan itu lagi karena mereka telah dipindahkan dari bandara oleh pegawai kedutaan Korea. Pengemudi mobil itu, Bapak Soghan, menawarkan bantuannya tanpa biaya apa pun. Mobil itu kemudian menjadi kendaraan tim Formosa selama menjalankan usaha bantuannya. Kemudian, pengurus perusahaan bis setempat meminta seorang pria yang baik, Bapak Ashraf Khah, menjadi pemandu para inisiat. Dia juga menyewakan sebuah mobil gerbong yang lebih kecil dengan tarif yang lebih murah. Dengan demikian, kami dengan mudah mendapatkan kendaraan untuk disewa walaupun keadaan saat itu sangatlah sulit; Guru telah mengatur semua yang dibutuhkan.

Di saat matahari tenggelam pada tanggal 12 Oktober, tim bantuan tiba di kota Abbottabad dan menginap di sebuah hotel. Mereka mempelajari lebih banyak hal tentang keadaan setempat dari lima orang dokter yang telah berkeliling setiap hari di kawasan yang terkena gempa. Para inisiat juga menghubungi petugas kantor kehutanan dan mendengar bahwa pemerintah kekurangan sumber daya untuk mencapai kawasan pengunungan terpencil dimana cuaca saat itu sangatlah dingin. Para korban gempa bumi sangat memerlukan tenda, selimut, dan makanan.

Ketika jalan menuju kawasan itu sedang diperbaiki, tim bantuan dibagi menjadi dua grup kerja. Pada pagi hari tanggal 14 Oktober, grup pertama mendatangi Muzaffarabad, ibu kota Azad (di bawah pengawasan Pakistan) Kashmir, yang menderita kerusakan parah. Mereka pergi ke sana untuk melihat situasi dan juga mengunjungi rumah sakit militer setempat. Grup yang kedua memasang peralatan satelit komunikasi mereka dan membeli persediaan kebutuhan sehari-hari untuk para korban, meliputi mi, tepung, beras, susu bubuk, minyak nabati, biskuit, permen, selimut, sanitasi wanita, dan air mineral.

Para anggota dari grup pertama lalu mendirikan tenda mereka di luar rumah sakit militer yang sesungguhnya diperuntukkan bagi tim bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Walaupun tidak ada listrik, air atau fasilitas toilet, para inisiat menggunakan kemampuan mereka untuk bertahan hidup di hutan belantara dengan mendirikan posko bantuan sementara dari kain terpal. Pada sore hari tanggal 14 Oktober, grup yang kedua tiba dan mulai membungkus kebutuhan-kebutuhan darurat di perkemahan rumah sakit militer. Selama sesi meditasi malam hari, para anggota tim berdoa kepada Guru untuk menyampaikan cinta kasih dan berkah-Nya kepada para korban. Mereka juga menyampaikan harapan mereka untuk dapat melayani dan membawakan harapan kepada para penduduk setempat agar dapat segera bangkit dari malapetaka ini.

Ketika Bapak Ashraf memberitahu tentang para korban yang luka berat di kawasan itu, para inisiat bergerak secepatnya untuk menyalurkan pertolongan. Grup kedua kembali ke Abbottabad untuk membeli sejumlah besar perbekalan. Dengan pertolongan Bapak Soghan, mereka mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dengan harga yang sangat murah dari Bapak Sha, sepupunya. Walaupun para inisiat merupakan orang asing, Bapak Sha dengan sukarela mendatangi para kerabat dan sahabatnya untuk membantu mendapatkan kendaraan serta para pekerja yang dapat memberikan bantuan. Dengan demikian, dalam waktu kurang dari satu hari, grup itu telah memperoleh lebih dari empat puluh ton perbekalan bantuan yang dimuat ke dalam enam truk besar untuk dikirim ke kawasan yang terkena bencana pada keesokan paginya.

Lalu, pada tanggal 15 Oktober, pada waktu hujan turun, helikopter-helikopter pertolongan mulai lepas landas dan mendarat satu demi satu, mengangkut tim medis ke pegunungan di mana jalan masuk telah terputus. Grup inisiat lainnya mendatangi kota Mosalla untuk membeli selimut. Pada pagi hari tanggal 16 Oktober, grup pertama memuat barang-barang ke dalam sebuah mobil gerbong berukuran sedang dan membagikannya ke beberapa desa di pegunungan yang berjarak sepuluh kilometer. Pada saat memasuki kawasan yang terkena gempa, para saudari dan saudara dapat melihat rumah-rumah hancur dan runtuh, pemandangan yang sungguh memilukan. Beberapa korban yang terluka bahkan langsung datang meminta pertolongan dan tim dokter dengan segera mengobati luka serta memberi mereka obat. Ketika mobil gerbong berkeliling, banyak korban yang datang untuk mendapatkan bantuan materi. Mereka menerima bantuan itu dengan senyuman dan membuat gerakan isyarat ibu jari ke atas untuk menyampaikan rasa syukur mereka. Di dalam bungkusan bantuan itu juga terdapat foto Guru. Ketika anak-anak melihat gambar itu, mereka mengangkatnya ke atas dengan gembira.

Di waktu malam hari pada tanggal 16 Oktober, tim bantuan yang kedua, bersama Bapak Sha, para kerabat dan sahabatnya, beserta lima belas pekerja setempat mengantar enam truk bermuatan empat puluh ton ke Pusat Perbekalan Bantuan yang diatur oleh pemerintah setempat. Pada situasi seperti itu, para anggota tim meminta supaya barang perbekalan itu dapat dikirim langsung kepada korban yang membutuhkan pertolongan. Petugas di sana berjanji untuk secepatnya mengirimkan barang perbekalan tersebut kepada penduduk di pegunungan, yang sangat membutuhkan bantuan. Di bawah pengawalan polisi, para sukarelawan menurunkan barang-barang dan juga perbekalan medis. Setelah pekerjaan itu selesai, para anggota tim melihat ke atas dan memandang indahnya bulan purnama yang menyinari langit malam dengan pancaran yang penuh kelembutan dan kehangatan. Pada saat itu mereka merasa bahwa Guru berada di sisi mereka, mengatur segalanya!

Selama operasi pertolongan di Pakistan, tim bantuan dapat merasakan kebaikan dan ketulusan dari penduduk setempat seperti Bapak Sha. Dia menunjukkan cinta kasih untuk teman sebangsanya dengan menolong para inisiat mendapatkan kendaraan dan pekerja, dan membayar sebagian biayar transpor dan upah lembur para pengemudi. Bapak Soghan dan Bapak Ashraf juga turut membantu hingga pekerjaan ini berakhir. Dan pada saat kembali dari perjalanan, Bapak Ashraf berkata kepada tim, “Setelah berkerja dengan kalian selama beberapa hari, saya merasakan ketulusan dari usaha kalian. Saya juga merasakan bahwa Maha Guru Ching Hai tentunya seorang Guru besar.” Lalu dia menyerahkan informasi dirinya dan mengharapkan supaya para inisiat akan menghubunginya di kemudian hari.

Pada tanggal 17 Oktober, saat tim bantuan bersiap meninggalkan Pakistan bagian utara, lima orang penduduk setempat mengunjungi mereka dan berharap dapat mempelajari ajaran Guru dan Metode Quan Yin. Di antara mereka, ada seorang wanita muslim paruh baya yang tinggal di sebuah penginapan setelah rumahnya hancur akibat gempa bumi. Ia mengamati para anggota tim bekerja keras untuk menolong saudara sebangsanya, ia merasakan cinta kasih yang datang dari hati mereka dan ia ingin mengenal Guru serta bergabung dengan grup Quan Yin. Ia pun memberikan informasi dirinya kepada tim itu sambil berkata, “Sebagai seorang wanita muslim, saya tidak boleh berhubungan dengan orang lain secara sembarangan atau difoto. Tetapi hari ini, keinginan saya yang kuat telah mendorong saya untuk datang menemui kalian.” Tidak disangsikan bahwa jiwa wanita itu telah tersentuh oleh cinta kasih Guru yang tanpa batas!

Akhirnya, rekan-rekan inisiat yang mengambil bagian dalam projek bantuan Pakistan dan Kashmir tahun 2005 ingin menyampaikan rasa syukur mereka yang dalam kepada Guru atas cinta kasih dan berkah-Nya sehingga misi ini dapat berhasil. Mereka juga bersyukur karena dapat menyaksikan daya kuasa Tuhan yang bekerja. Jika mereka bekerja menurut kehendak Tuhan, maka segalanya akan berjalan secara alami dan lancar!



 

Membagikan Tenda untuk Korban Gempa Bumi saat Musim Dingin Tiba

Oleh Grup Berita Formosa dan Thailand
(Asal dalam bahasa Cina)

Para korban gempa bumi Pakistan dan Kashmir berada dalam keadaan yang sangat menyedihkan dan mereka sangat memerlukan tenda karena musim dingin hampir tiba. Setelah mengetahui kondisi itu, para inisiat Formosa segera membeli dan membungkus barang-barang. Melalui cinta kasih dan berkah Guru, para murid segera mendapatkan bantuan dari Kementerian Luar Negeri Formosa dan Kedutaan Besar di Thailand. Maskapai penerbangan Cina dan Pakistan membebaskan biaya transportasi perbekalan bantuan untuk kawasan yang terkena bencana.

Para murid Formosa membeli sebanyak 1.802 tenda dari dua perusahaan. Para karyawan dari salah satu perusahan tenda itu bahkan mengorbankan hari libur mereka untuk membungkus tenda itu. Para inisiat juga mempersiapkan 700 selendang dan 250 topi untuk menolong orang yang tidak bertempat tinggal supaya tetap hangat.

Setelah perbekalan bantuan itu tiba di Bangkok pada tanggal 25 Oktober, sebuah grup dari rekan-rekan sepelatihan di Thailand mendatangi Kedutaan Besar Pakistan untuk menghadiri acara amal atas nama Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai. Barang-barang itu diterima oleh Bapak Mohammad Nafees Zakaria atas nama rakyat Pakistan. Bapak Nafees lalu menghanturkan rasa terima kasihnya yang paling dalam kepada Maha Guru Ching Hai dan Asosiasi-Nya atas sumbangan itu.


 

Dukungan Cinta Kasih Menghangatkan Hati Para Korban Gempa

Oleh Tim Bantuan Singapura (Asal dalam bahasa Inggris)


Setelah tim bantuan Formosa datang ke Pakistan, satu grup inisiat dari Singapura bersama dengan seorang inisiat dari Jerman dan Inggris (bekas warga negara Pakistan), mendatangi Azad (Pengawasan-Pakistan) Kashmir yang terkena bencana untuk menyalurkan bantuan.

Pada malam hari tanggal 15 Oktober, tim Singapura tiba di kota Islamabad yang tidak terkena gempa. Pada hari berikutnya, sebuah grup kecil mulai mengamati situasi di Azad Kashmir dan menentukan barang-barang bantuan yang dibutuhkan para korban. Tim itu meneliti daerah utara lalu bergerak ke daerah yang terkena bencana di selatan. Di sana para inisiat mendengar bahwa para penduduk Bagh dan sekitarnya memerlukan tempat perlindungan. Sejak gempa terjadi, para penduduk terpencar di sekeliling daerah pengunungan yang luas. Melihat kondisi ini, anggota tim memutuskan untuk menyediakan kain terpal dan tali untuk membuat tenda.

Namun, di sekitar Bagh sangatlah sulit untuk memperoleh tenda dan terpal. Hal ini terjadi karena permintaan akan barang tersebut telah meningkat karena organisasi sosial lain maupun penduduk setempat banyak yang membeli barang-barang tersebut untuk kerabat mereka. Meskipun begitu, anggota tim berhasil memesan kain terpal mentah dan 170 lembar tempat berlindung. Mereka juga membuat pesanan kepada dua pabrik dekat Lahore untuk memproduksi kira-kira 7000 lembar 12’ x 10’ (3,7m x 3m) tenda dengan jahitan beserta ikatan tali di sisinya.

Saat lembaran kain itu sedang dibuat, para inisiat terus mempelajari keadaan untuk membuat strategi pendistribusian bantuan. Setelah selesai, lembaran-lembaran kain itu kemudian diangkut ke pangkalan tim di Bagh untuk dibagikan.

Pada saat lembaran kain itu dibagikan, penduduk setempat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para inisiat, terutama karena mereka datang dari jauh untuk menolong. Surat kabar setempat juga menerbitkan laporan yang berisi pujian atas upaya tim bantuan itu. Dengan demikian, selama 7 hari berturut-turut, terpal itu diproduksi dan diangkut dengan truk untuk dibagikan kepada para korban. Semua inisiat yang berpartisipasi dalam proyek bantuan Kashmir tahun 2005 dengan tulus bersyukur kepada Guru atas berkah-Nya. Melalui kerja sama internasional, rahmat Tuhan dapat bersinar di tempat yang sedang dalam musibah.

 

Upaya bantuan di atas yang merupakan Perwujudan Cinta Kasih Tuhan di Bumi dan ceramah brilian Guru di TV CTI  dalam acara Perjalanan Melalui Alam Estetis  #168 dapat dilihat pada:
http://Godsdirectcontact.org.tw/eng/hichannel/index.htm
(dalam bahasa Inggris, dengan teks bahasa Cina)

 

 

Surat Penghargaan

(Asal dalam bahasa Inggris)

26 Oktober 2005

Kepada: Maha Guru Ching Hai,

Tim Anda mengunjungi kami di Punjagali Nawalakot Poonch, Azad Kashmir, yang terkena gempa bumi paling parah pada tanggal 8 Oktober 2005. Para anggota tim telah memberikan tenda-tenda yang sangat kami butuhkan. Terima Kasih, Guru yang mulia, atas bantuan ini. Anda melakukan pelayanan yang besar untuk orang yang terkena bencana. Kami mengharapkan semua yang terbaik untuk Anda, Guru yang mulia. Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih dan berdoa supaya Anda panjang umur.


M. Rahim,
Instruktur bahasa Inggris, Akademi Islam Anak-Anak Mutiara,
Chaher Rawalar Kot Poonch, Azad Kashmir