Gaya Hidup Zaman Keemasan

Menggabungkan Ilmu Pengetahuan dan Visi Progresif
untuk Mengatasi Masalah Energi Dunia

Oleh Grup Berita San Jose dan San Francisco
(Asal dalam bahasa Inggris)

 

Praktik masa lalu atas pembakaran bahan bakar fosil bumi (batu bara, minyak, dan gas) telah menyebabkan dua masalah lingkungan yang utama terhadap dunia kita: perubahan iklim akibat pemanasan global, dan polusi udara, air, serta tanah. Sebagai sumber energi tak terbarukan, pasokan bahan bakar fosil akan terus berkurang.

Kabar baiknya adalah bahwa para pemimpin dunia sekarang sadar atas keadaan ini. Pada tanggal 9 Desember 2005, dalam pidato pada Konferensi Iklim PBB di Montreal, Kanada, mantan presiden AS Bill Clinton mengusulkan suatu sikap yang serius bagi masa depan energi yang bersih di seluruh dunia melalui implementasi peralatan hemat energi dan mobil-mobil hibrida, serta energi matahari dan bahan bakar bio.[1]

Guru sejak dahulu sudah menyebutkan alternatif atas pemakaian bahan bakar fosil. Pada tanggal 23 Februari 1992, Guru memberikan ceramah di Malaysia yang berjudul “Mulailah dengan Nirwana dan Berakhir di Bumi”:

“Bumi kita masih sangat kaya, sangat kaya dalam segalanya, dalam mineral dan segala macam sumber daya. Bahkan kalaupun tidak punya minyak, kita akan menemukan sesuatu yang lain untuk menjalankan mobil kita. Pesawat UFO tidak memakai minyak …

Ada berbagai jenis bahan bakar yang bisa kita gunakan untuk tujuan yang berbeda. Di dunia yang lebih tinggi mereka tidak memerlukan minyak seperti kita. Itu terlalu repot dan terlalu berat. Mereka menggunakan jenis energi yang berlainan, bukan hanya energi matahari. Kita punya jenis energi lain yang ada di atmosfer. Saya kira beberapa ilmuwan telah menemukannya, tetapi belum mulai menerapkannya.”

Beberapa inisiatif praktis sedang diteliti untuk menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dan mengubah teknologi kita untuk memperkecil dampak kerusakan dan bahkan bisa memulihkan Bumi ini. 

Efisiensi Energi

Teknologi yang efisien bertujuan untuk menghemat segala bentuk pemakaian energi. Peralatan hemat energi telah lama digunakan di belahan bumi lainnya dan kini menjadi populer di AS[2]. Pengatur waktu thermostat menghemat sumber-sumber pemanasan dan pendinginan dengan menggunakan penetapan suhu yang bisa diprogram dan bisa berubah-ubah sepanjang hari atau hari-hari dalam seminggu. Pemanas air “saat diperlukan” meniadakan kebutuhan akan tangki air yang besar pada temperatur yang konstan karena ia memanaskan air hanya pada saat dibutuhkan.

Hidrogen 

Hidrogen sering disebut sebagai bahan bakar alternatif, tetapi ia tidak ada di alam dalam bentuk murninya (H2) karena itu harus selalu “diturunkan” dari beberapa material lainnya seperti metana (CH4) atau air (H2O).  Hidrogen bagaikan sistem penyimpanan energi, lebih menyerupai baterai daripada suatu bahan bakar alternatif yang sebenarnya.

Beberapa perusahaan telah menerima dana pemerintah untuk riset yang mengembangkan hidrogen sebagai bahan bakar. Sebuah perusahaan di Kanada, sebagai contoh, sedang mengembangkan suatu “penghasil hidrogen bertenaga surya” yang dapat memproduksi hidrogen dari metana dengan menggunakan reaktor bersuhu tinggi yang dipanaskan oleh rangkaian cermin matahari. Hasil yang diperoleh adalah H2, CO2,  dan air. Perusahaan ini juga meneliti cara-cara untuk mendapatkan metana dari pencernaan biomassa anaerobik[3]. Sel bahan bakar, yang mengubah hidrogen dan oksigen menjadi air dan listrik, sekarang sedang dipadukan ke dalam rencana riset pabrik mobil Amerika dan Jepang. Dengan menggunakan sel bahan bakar, motor listrik akan menggantikan mesin bensin dalam menggerakkan kendaraan[4]. Ada juga penelitian yang sedang berjalan untuk menemukan cara menyimpan hidrogen dalam bentuk yang stabil secara kimiawi seperti metal hidrid, yang mungkin akhirnya mengarah pada metode yang aman dan ekonomis atas penggunaan hidrogen secara luas.

Biomassa

Biomassa, bahan karbon yang mudah terbakar dalam bentuk tanaman hidup seperti halnya pohon, merupakan bentuk energi paling tua di Bumi. Ia memiliki banyak kelebihan dibanding bahan bakar fosil karena terdiri dari molekul-molekul karbon yang sudah berada dalam atmosfer Bumi dewasa ini, jadi membakarnya tidak akan meningkatkan pemanasan global secara berarti. Beberapa bentuk modern dari bahan bakar biomassa adalah biodiesel, minyak mirip solar yang biasanya dibuat dari biji-biji tanaman; dan etanol yang dibuat dari tanaman tebu.

Menurut SOCAP (Perkumpulan Profesional Urusan Konsumen) di Kanada, energi biomassa dapat tercipta dari hutan Kanada, pertanian, dan sumber sampah padat perkotaan yang setara dengan 27% konsumsi bahan bakar fosil di Kanada sebagaimana diukur pada tahun 1999. Terlebih lagi, pemerintah di Eropa dan negara-negara lainnya telah mendorong rakyatnya untuk beralih dari bahan bakar fosil ke sebanyak mungkin bahan bakar biomassa netral-karbon. Departemen Energi AS juga telah merekomendasikan minyak kacang kedelai sebagai sumber utama dari biodiesel. Dan di Malaysia, minyak sawit digunakan untuk menghasilkan ribuan ton biodiesel setiap tahun. Biodiesel paling cocok digunakan oleh negara-negara berkembang karena biaya awalnya yang murah dan cara produksinya sederhana.

Di AS, kebanyakan etanol dijadikan gasohol, suatu campuran 10% etanol dengan 90% bensin. Negara Amerika Selatan yang besar, Brasil telah banyak bergantung pada etanol dari tanaman tebu lokal untuk menggerakkan lebih dari dua juta mobil. Selain merupakan netral-karbon, etanol tidak menghasilkan benzena ataupun emisi sulfur. Brasil menghasilkan kira-kira 16 miliar liter (3,52 miliar galon) setahun dan memakai sendiri sebanyak 14,5 miliar liter, dengan permintaan yang bertumbuh dari luar negeri[5].  Metode yang paling menjanjikan untuk menghasilkan alkohol adalah dari selulosa yang berlimpah banyaknya di seluruh planet ini dalam bentuk sampah pertanian seperti potongan-potongan kayu, tangkai-tangkai jagung, dan rumput alang-alang. Teknologi ini sangat mudah diterapkan. Konversi selulosa ke etanol yang lebih efisien dengan penggunaan mikro organisme juga sedang diselidiki[6]. Tidak sebagaimana fisi, yang memisahkan uranium atau plutonium ke dalam kepingan-kepingan radioaktif untuk melepaskan energi, fusi nuklir bertujuan untuk memberikan tenaga tanpa polusi radioaktif dan sebaliknya bekerja dengan menggabungkan dua atom “hidrogen berat” (deuterium atau tritium) menjadi helium yang sederhana. Deuterium yang diperoleh dari satu kilogram air laut (satu atom deuterium setiap 7000 atom hidrogen) dapat menghasilkan energi yang setara dengan 300 liter bensin. Namun, fusi merupakan proses yang sangat sulit untuk dijalankan di Bumi, memerlukan suhu dan tekanan yang hanya ditemukan di bagian dalam bintang.

Empat negara - Rusia, Prancis, Jepang, dan Cina – saat ini sedang mengembangkan “Matahari Buatan.” Sejauh ini, para ilmuwan Rusia telah berhasil mencapai temperatur sebesar 100 juta derajat untuk waktu yang singkat. Cina baru-baru ini mengumumkan selesainya proyek serupa menggunakan peralatan fusi superhantar yang bergantung pada medan magnet tinggi dan laser kuat untuk menekan dan memanaskan bahan bakar fusi. Seorang teknisi nuklir Rusia menyatakan bahwa “stasiun-stasiun fusi thermonuklir akan menjadi sumber energi masa depan kita, dan hidrogen isotop yang jumlahnya tak terbatas di samudra-samudra bumi ini akan menjadi bahan bakar kita.”

Solusi Alternatif Lain

Energi alternatif lain yang baru-baru ini sedang dipelajari di seluruh dunia termasuk di bawah ini:

Konsentrator Matahari: Dapat mengkonsentrasikan kekuatan matahari hingga 5000 kali. Satu pabrik menyatakan bahwa alat konsentrator ini dapat digunakan untuk pemanas, penyejuk udara, pembangkit tenaga listrik, produksi hidrogen, dan penerapan lainnya[7].

Depolimerisasi Panas: Suatu proses berteknologi rendah yang dapat dengan mudah mereduksi unsur organik menjadi minyak bakar dan produk sampingan lainnya (lihat Majalah Berita #161).

Photovoltaic: Sel dan panel surya  menjadi bertambah populer karena mereka memungkinkan orang membuat listrik sendiri di mana pun ada sinar matahari. Penelitian sedang dilakukan untuk memperbaiki teknologi sel agar lebih efisien menghasilkan listrik.

Geothermal: Situs-situs di dekat gunung berapi dan mata air panas dapat digunakan untuk menangkap uap di dalam Bumi untuk menggerakkan turbin atau menyediakan panas secara langsung.

Angin: Menjadi sangat populer di Eropa dan AS, generator angin secara relatif tidak terlalu mahal dan mudah dipasang. Mereka dapat menghasilkan listrik di tempat mana pun yang ada gerakan udara yang konsisten.

Energi Gelombang Laut: Memanfaatkan tenaga yang besar dari laut untuk memutar turbin dan menghasilkan energi, dengan potensi penggunaan pada lokasi geografi tertentu, terutama yang dekat lautan.

Semua teknologi dan konsep energi baru ini sedang dikembangkan di negara-negara berlainan di seluruh dunia. Ada yang dibiayai pemerintah, sementara yang lainnya berdasarkan investasi komersial.

Teknologi baru di atas akan menjadi lebih efektif jika penduduk bumi mengubah konsep dan sikap hidup mereka dengan beralih ke diet vegetarian dan melakukan perubahan berdasarkan cinta dan belas kasih. Nyatanya, sebagaimana ditunjukkan oleh sebuah artikel yang baru-baru ini terbit, diet vegan menyumbang secara langsung atas berkembangnya kehidupan di Bumi karena sangat sedikit menghasilkan karbon dioksida, gas yang berkaitan dengan pemanasan global. Sebaliknya, diet berdasarkan hewan sebagaimana ditemukan di banyak bagian Amerika Serikat, menghasilkan karbon dioksida hampir 1,5 ton lebih banyak per orang per tahun daripada suatu diet vegan dengan jumlah kalori yang sama banyaknya[8].

Sebagai murid, kita harus mendorong lebih banyak orang untuk bergabung dalam latihan spiritual sehingga mereka secara alami akan lebih mendukung, sensitif, dan melindungi lingkungannya. Seperti yang dikatakan oleh Guru dalam ceramah-Nya, “Kita Sedang Mengejar Surga” [Majalah Berita #138]:

“Para ilmuwan kini telah lahir di planet ini, mereka membawa serta semua ingatan berharga mereka. Jadi, mereka akan membuat planet kita menjadi suatu tempat yang lebih baik untuk ditinggali, sejauh menyangkut kenyamanan fisik.”

“Karena frekuensi getaran dari planet ini telah terangkat ke tingkat-tingkat yang lebih tinggi, para ilmuwan maju dari planet-planet yang lebih tinggi bisa bereinkarnasi ke dunia kita tanpa banyak penderitaan, tanpa banyak kehilangan memori mengenai dari mana mereka datang. Karena itu, kita memiliki kemajuan teknologi yang sangat menakjubkan dewasa ini, terima kasih kepada kalian.”

“Maka kita harus terus berlatih, meskipun kita bukan ilmuwan atau pakar komputer atau semacamnya. Tetapi, selama kita bermeditasi dengan rajin, menyucikan diri kita sendiri, aura kita, lingkungan kita, maka kita secara tidak langsung menyumbang untuk kemajuan planet kita.”

Para ilmuwan suci ini telah ada di dunia kita, membantu kita memasuki zaman energi yang baru. Kita masih menapak jalan yang panjang untuk beralih dari praktik kita yang sekarang ke teknologi yang matang yang memanfaatkan energi secara langsung dari atmosfer, sebagaimana yang Guru sebutkan. Namun, teknologi dapat membantu memperbaiki dunia jika penduduk dunia mempunyai standar moral dan kesadaran rohani yang tinggi. Selama periode ini, kita harus menaikkan tingkat moral kita dan memurnikan tingkah laku kita:

“Kita bisa mencoba mendidik orang: setidaknya agar menjadi jujur, bekerja keras, mengandalkan diri mereka sendiri, dan menemukan kebijaksanaan mereka. Jadi, sekecil apa pun juga pekerjaan mereka, mereka lakukan dengan hati mereka, dengan ketekunan. Bahkan jika mereka tidak dapat melakukan pekerjaan mereka, setidaknya mereka jujur terhadap masyarakat. Mereka tidak menipu orang. Mereka tidak membuat masalah. Mereka sabar, dan mereka melayani. Atau setidaknya, mereka tidak menyebabkan masalah. Lalu mereka tidak akan punya rasa iri atau menghasut orang lain untuk menghancurkan keberhasilan orang lain dalam ilmu pengetahuan atau bidang pekerjaan apa pun.” (Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Malaysia,  23 Februari 1992, Asal dalam bahasa Inggris)

Beritahu teman tentang artikel ini