Guru Bercerita

 

Pengalaman Praktik Lebih Baik daripada Teori Kosong

Diceritakan oleh Maha Guru Ching Hai,
Hsihu, Formosa, 25 April 1992
(Asal dalam bahasa Cina) Kaset Video No.243

 

Di zaman Cina kuno, ada seorang jenderal yang sedang sekarat dan raja bertanya kepadanya, “Setelah kematianmu, siapa yang layak menjadi penggantimu?” Jenderal itu kemudian menunjuk orang lain, dan bukan menunjuk putranya sendiri.

Karena heran, sang raja bertanya, “Putramu telah mempelajari buku-buku militer sejak kecil. Analisa strateginya juga sangat meyakinkan. Bukankah dia calon yang paling cocok?”

“Jangan! Jangan! Putra saya itu hanya bisa omong besar,” kata si jenderal. “Meskipun dia sangat mendalami teori-teori militer, dia sama sekali tidak mempunyai pengalaman praktik di medan perang. Inilah sebabnya saya tidak menyarankan dia.”

Bagaimanapun juga, ketika jenderal itu mati, raja tidak mengikuti nasihatnya. Dia amat yakin bahwa putra jenderal itu sangat istimewa, sigap dan paham benar dengan strategi penyebaran prajurit, maka sang raja kemudian menunjuknya sebagai jenderal. Sebagai hasilnya, putra jenderal itu terus menuai kekalahan demi kekalahan, tidak seperti ayahnya yang tak terkalahkan. Ini karena dia tidak memiliki pengalaman praktik dalam peperangan, dan tergantung sepenuhnya pada buku-buku militer sebagai sumber pengetahuannya.

Keadaan di medan perang berubah terus-menerus dan tak dapat diatasi dengan teori-teori yang dipelajari dari buku. Lebih jauh lagi, kondisi geografi dan iklim berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya, jadi bagaimana bisa menerapkan teori-teori militer pada setiap pertempuran? Kekuatan musuh berbeda setiap waktu. Kondisi moral dan kekuatan fisik prajurit kita dipengaruhi oleh iklim dan situasi di lokasi yang berbeda sehingga kita tak bisa selalu “mengikuti arahan buku” ketika melaksanakan peperangan. Putra jenderal itu tidak pernah berperang bersama ayahnya dan tidak memiliki pengalaman praktik sendiri sehingga kemenangan di luar jangkauannya.

Hal serupa terjadi pada semua hal yang kita lakukan. Semakin banyak kita melakukannya, semakin alami kita jadinya, dan hal ini lambat laun akan berkembang menjadi sebuah kebiasaan.

 

Beritahu teman tentang artikel ini