Refleksi dalam Latihan Rohani

 

Sebuah Bukti Ilmiah dari
Pengaruh Sikap

 

Oleh Saudara-inisiat David R. Brooks, Perth, Australia
(Asal dalam bahasa Inggris)

 
Sekitar 30 tahun yang lalu saya pernah membaca buku karya Cleve Backster tentang kemampuan tanaman yang dapat merasakan emosi manusia. Saya menceritakan tentang hal ini kepada rekan kerja saya yang juga sangat tertarik sehingga kami memutuskan untuk membuat percobaan setelah istirahat makan siang kami selesai.

Di dalam kantor terdapat sebatang tanaman hijau yang kami gunakan sebagai objek percobaan. Kami meletakkannya di atas meja untuk diukur kekuatan elektris di antara kedua daun dengan menggunakan alas handuk basah pada setiap daun, serta sebuah ohm-meter digital.

Menurut prosedur Backster, langkah selanjutnya adalah kita harus membakar salah satu daun tanaman agar dapat mengukur reaksinya. Akan tetapi, siapa yang akan menjadi sukarelawan? Kami kemudian saling berpandangan. Saat itu, meskipun tidak ada seorang pun di antara kami yang mengikuti jalur rohani, tidak seorang pun di antara kami yang ingin melukai tanaman tersebut. Ketika kami sedang berpikir, meteran itu tidak berubah banyak.

Akhirnya, salah seorang dari kami mengajukan diri dan berkata, “Beri saya korek api, saya akan membakarnya…” Tetapi, sebelum ia sempat bangun dari kursinya, alat ukur itu melonjak dua kali lipat dari catatan sebelumnya! Tentu saja kami menghentikannya dan mengatakan bahwa kasus itu telah terbukti dan tidak perlu melukai tanaman itu. Meteran itu dengan perlahan-lahan kemudian kembali merosot turun ke tingkat sebelumnya.

Setelah memikirkan hal ini, saya kemudian menyadari bahwa  tanaman dapat memberikan perlawanan persis seperti apa yang diharapkan. Bagi sebatang tanaman, api mungkin merupakan sesuatu hal yang paling ditakuti. Tanaman tidak dapat melarikan diri, jadi ia menarik daya-hidup dari daun-daun yang terancam tersebut. Dengan berkurangnya kadar air di daun, maka arus listrik berkurang, dan hal ini tercatat di meteran.

Reaksi dari tanaman ini telah membuktikan perkataan Guru tentang pentingnya menyucikan pikiran, perkataan, dan juga perbuatan kita. Dalam hal ini, meteran tidak bergerak banyak saat pikiran kita memperlihatkan keengganan untuk melukai tanaman. Akan tetapi, tanaman bereaksi dengan cepat saat kita ingin melukainya. Meskipun hal ini adalah contoh kecil, contoh ini merupakan suatu pendorong bagi kita untuk selalu mengingat ajaran Guru bahwa segala sesuatu yang kita pikir dan katakan mempunyai pengaruh terhadap lingkungan kita.

Catatan: Silakan lihat “Kata Pengantar Buku” di majalah Berita No.163, yang berkaitan dengan karya Cleve Backster tentang kemampuan merasa dari tanaman.