Suatu ketika, ada seorang
Raja di Au Lac yang lalim dan juga sangat sombong. Raja ini
tidak menyukai seorang pejabat pemerintah. Pejabat ini sangat
jujur dan sering kali menasihati sang Raja secara terus terang.
Karena itu, sang Raja benar-benar tidak menyukainya!
Pada suatu hari, Raja dan
para pejabat negara serta petinggi militer berlayar ke laut dan
berpesiar dengan perahu naga. Para pejabat dan petinggi itu
sangat pandai menjilat sang Raja. Mereka juga sangat tidak
menyukai pejabat yang jujur ini dan selalu mencari jalan untuk
mempermalukannya dengan komentar-komentar yang sinis dan tak
masuk akal. Akhirnya, sang Raja muak dan bertanya kepada pejabat
yang jujur ini: “Saya dengar kamu adalah seorang yang terpelajar.
Kamu tentunya mengetahui tentang kewajiban seorang warga negara.”
Pejabat yang jujur ini menjawab: ”Seseorang harus setia kepada
Raja dan mencintai negara. Semua orang mengetahuinya. Kita tidak
perlu menjadi seorang terpelajar untuk mengetahui akan hal itu.”
Mendengar jawaban itu, sang
Raja bahkan makin tidak suka dengan pejabat yang jujur ini. Maka
ia selanjutnya bertanya: “Andaikan kamu adalah seorang menteri
yang setia, apakah itu berarti bahwa jika Raja menghendaki kamu
mati, kamu akan mati?” Sang Raja merencanakan jebakan untuk
pejabat ini. Menteri yang setia ini menjawab: “Ya, Paduka.” Maka,
sang Raja berkata: “Baiklah, saya perintahkan kamu untuk mati!
Cepatlah terjun ke laut dan bunuh diri!” Pejabat ini kemudian
terjun dari perahu naga.
Apakah orang ini lebih serius
dari Qu Yuan*? (Hadirin menjawab: “Ya.”) Tidak! Tidak masuk akal!
Mengapa harus mati? (Guru tertawa.)
Kemudian, seluruh pejabat dan
petinggi militer mulai menangis sekeras-kerasnya dan mengeluarkan
air mata buayanya: “Sayang sekali ia mati! Oh, Tuhan! Orang yang
begitu baik harus mati! (Guru dan hadirin tertawa.) Semua orang
menangis dan membuat keributan. Mereka membuang bunga plastik ke
laut untuk mengucapkan selamat tinggal kepada pejabat yang setia
itu.
Sepertinya pejabat yang jujur
ini mendengar tangisan semua orang, maka ia muncul dari air. (Guru
dan hadirin tertawa.) Ia sepertinya belum ditakdirkan untuk mati.
Ia memanjat kapal bagaikan seekor burung yang basah. Sang Raja
berkata: “Oh, Anda tidak mati.” Menteri yang jujur itu berkata:
“Ya, seharusnya saya sudah mati, tetapi saat berada di bawah sana
saya bertemu dengan Qu Yuan.” Sang Raja kemudian bertanya:
“Benarkah, bagaimana Qu Yuan bisa berada di bawah sana?” Sang
Menteri berkata: “Ya. Qu Yuan dulu tenggelam di sana. Seluruh laut
ini adalah miliknya! (Guru tertawa.) Jiwanya berada di mana-mana.
Dia tahu bahwa saya terjun ke laut dan dengan cepat ia menemui
saya. Ia kemudian berbicara kepada saya dan menyuruh saya naik ke
permukaan air.”
Raja itu berkata: ”Bagaimana
sampai dia dapat menyuruhmu ke atas? Saya telah memerintahkanmu
untuk mati, mengapa dia menyuruhmu untuk naik ke permukaan air?”
Pejabat jujur ini berkata: “Qu Yuan menghardik saya dengan keras.
Dia berkata saya ini bodoh! Sewaktu Qu Yuan masih hidup, ia
bertemu dengan Raja yang jahat. Maka, dia harus bunuh diri. Namun,
sekarang saya memiliki Raja yang baik. Mengapa saya harus mati?
(Guru dan hadirin tertawa dan bertepuk tangan.) Saya merasa bahwa
peringatannya sangat beralasan. Saya tidak boleh mati, maka saya
naik ke permukaan air.”
Kalian dengar itu? Akhir yang
baik. Kalau dia mati, saya harus menghajarnya! (Guru tertawa).
Saya tidak akan membebaskan dia!
Ini adalah cerita rakyat Au
Lac yang benar-benar terjadi. Mungkin pejabat Au Lac lebih cerdas.
(Guru tertawa.) Mereka tahu bagaimana melindungi diri mereka dan
bagaimana menasihati Raja mereka. Tidaklah harus dengan cara yang
serius! Ada begitu banyak orang di dunia. Kalau tidak dapat
meyakinkan seorang Raja, mengapa kalian harus mati! Mungkin
setelah beberapa waktu lamanya, sang Raja juga akan mati. (Guru
tertawa.) Jika kalian dapat menunggu sampai Raja mati, kalian
dapat melayani Raja yang lain. Kalian harus membaktikan kemampuan,
kepandaian, dan kebijaksanaan kalian untuk negara, bukan hanya
kepada sang Raja.
Bila sang Raja baik, kita
melayani, menghormati, serta membaktikan seluruh kemampuan kita
kepadanya. Kalau sang Raja itu tidak baik, kita harus menyimpan
kemampuan dan kebijaksanaan yang diberikan Tuhan, karena Tuhan
yang memberikannya kepada kita, bukan sang Raja. Tuhan memberikan
kita bakat dan kebijaksanaan sehingga kita dapat melayani negara
dan dunia. Kalau seorang Raja tidak tahu bagaimana mendayagunakan
rakyatnya, kita dapat menunggu dan menemukan yang lainnya.
Tujuan kita adalah untuk
melayani negara dan masyarakat, juga memberikan kedamaian serta
kebahagiaan kepada rakyat; bukan untuk melayani sang Raja dan
membiarkan Raja menghakimi kita. Sebagai contoh, kita memiliki
burung merak yang sangat indah, kemudian kita memaksanya menikah
dengan seekor katak. Tetapi, si katak berkata, burung merak ini
jelek dan dia tidak mau menikah dengannya. Apakah kita harus
bersedih hati dan membunuh burung merak itu? Haruskah? (Hadirin
menjawab: “Tidak.”) Tidak masuk akal! Jadi, apa pun yang kita
kerjakan, kalau kita melakukannya pada waktu yang tidak tepat atau
kesempatan yang tidak tepat, tidak ada gunanya. Ini adalah
kebijaksanaan. Jika kalian sangat cerdas, namun melakukan hal-hal
dengan gegabah, maka hasilnya tidak akan baik.
* Qu Yuan
(340 SM - 278 SM)
adalah seorang
pejabat negara China dalam dinasti Chu. Ia bunuh diri
sebagai protes terhadap korupsi yang terjadi di era tersebut.
Kematiannya diperingati sebagai Festival Perahu Naga.
|