Guru Bercerita

Kebijaksanaan Hanya Berarti
pada Saat yang Tepat

Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai,Retret Tiga Hari, Formosa,
2 Juni 1995 (Asal dalam bahasa China) Kaset Video #475

Suatu ketika, ada seorang Raja di Au Lac yang lalim dan juga sangat sombong. Raja ini tidak menyukai seorang pejabat pemerintah. Pejabat ini sangat jujur dan sering kali menasihati sang Raja secara terus terang. Karena itu, sang Raja benar-benar tidak menyukainya!

Pada suatu hari, Raja dan para pejabat negara serta petinggi militer berlayar ke laut dan berpesiar dengan perahu naga. Para pejabat dan petinggi itu sangat pandai menjilat sang Raja. Mereka juga sangat tidak menyukai pejabat yang jujur ini dan selalu mencari jalan untuk mempermalukannya dengan komentar-komentar yang sinis dan tak masuk akal. Akhirnya, sang Raja muak dan bertanya kepada pejabat yang jujur ini: “Saya dengar kamu adalah seorang yang terpelajar. Kamu tentunya mengetahui tentang kewajiban seorang warga negara.” Pejabat yang jujur ini menjawab: ”Seseorang harus setia kepada Raja dan mencintai negara. Semua orang mengetahuinya. Kita tidak perlu menjadi seorang terpelajar untuk mengetahui akan hal itu.”

Mendengar jawaban itu, sang Raja bahkan makin tidak suka dengan pejabat yang jujur ini. Maka ia selanjutnya bertanya: “Andaikan kamu adalah seorang menteri yang setia, apakah itu berarti bahwa jika Raja menghendaki kamu mati, kamu akan mati?” Sang Raja merencanakan jebakan untuk pejabat ini. Menteri yang setia ini menjawab: “Ya, Paduka.” Maka, sang Raja berkata: “Baiklah, saya perintahkan kamu untuk mati! Cepatlah terjun ke laut dan bunuh diri!” Pejabat ini kemudian terjun dari perahu naga.

Apakah orang ini lebih serius dari Qu Yuan*? (Hadirin menjawab: “Ya.”) Tidak! Tidak masuk akal! Mengapa harus mati? (Guru tertawa.)

Kemudian, seluruh pejabat dan petinggi militer mulai menangis sekeras-kerasnya dan mengeluarkan air mata buayanya: “Sayang sekali ia mati! Oh, Tuhan! Orang yang begitu baik harus mati! (Guru dan hadirin tertawa.) Semua orang menangis dan membuat keributan. Mereka membuang bunga plastik ke laut untuk mengucapkan selamat tinggal kepada pejabat yang setia itu.

Sepertinya pejabat yang jujur ini mendengar tangisan semua orang, maka ia muncul dari air. (Guru dan hadirin tertawa.) Ia sepertinya belum ditakdirkan untuk mati. Ia memanjat kapal bagaikan seekor burung yang basah. Sang Raja berkata: “Oh, Anda tidak mati.” Menteri yang jujur itu berkata: “Ya, seharusnya saya sudah mati, tetapi saat berada di bawah sana saya bertemu dengan Qu Yuan.” Sang Raja kemudian bertanya: “Benarkah, bagaimana Qu Yuan bisa berada di bawah sana?” Sang Menteri berkata: “Ya. Qu Yuan dulu tenggelam di sana. Seluruh laut ini adalah miliknya! (Guru tertawa.) Jiwanya berada di mana-mana. Dia tahu bahwa saya terjun ke laut dan dengan cepat ia menemui saya. Ia kemudian berbicara kepada saya dan menyuruh saya naik ke permukaan air.”

Raja itu berkata: ”Bagaimana sampai dia dapat menyuruhmu ke atas? Saya telah memerintahkanmu untuk mati, mengapa dia menyuruhmu untuk naik ke permukaan air?” Pejabat jujur ini berkata: “Qu Yuan menghardik saya dengan keras. Dia berkata saya ini bodoh! Sewaktu Qu Yuan masih hidup, ia bertemu dengan Raja yang jahat. Maka, dia harus bunuh diri. Namun, sekarang saya memiliki Raja yang baik. Mengapa saya harus mati? (Guru dan hadirin tertawa dan bertepuk tangan.) Saya merasa bahwa peringatannya sangat beralasan. Saya tidak boleh mati, maka saya naik ke permukaan air.”

Kalian dengar itu? Akhir yang baik. Kalau dia mati, saya harus menghajarnya! (Guru tertawa). Saya tidak akan membebaskan dia!

Ini adalah cerita rakyat Au Lac yang benar-benar terjadi. Mungkin pejabat Au Lac lebih cerdas. (Guru tertawa.) Mereka tahu bagaimana melindungi diri mereka dan bagaimana menasihati Raja mereka. Tidaklah harus dengan cara yang serius! Ada begitu banyak orang di dunia. Kalau tidak dapat meyakinkan seorang Raja, mengapa kalian harus mati! Mungkin setelah beberapa waktu lamanya, sang Raja juga akan mati. (Guru tertawa.) Jika kalian dapat menunggu sampai Raja mati, kalian dapat melayani Raja yang lain. Kalian harus membaktikan kemampuan, kepandaian, dan kebijaksanaan kalian untuk negara, bukan hanya kepada sang Raja.

Bila sang Raja baik, kita melayani, menghormati, serta membaktikan seluruh kemampuan kita kepadanya. Kalau sang Raja itu tidak baik, kita harus menyimpan kemampuan dan kebijaksanaan yang diberikan Tuhan, karena Tuhan yang memberikannya kepada kita, bukan sang Raja. Tuhan memberikan kita bakat dan kebijaksanaan sehingga kita dapat melayani negara dan dunia. Kalau seorang Raja tidak tahu bagaimana mendayagunakan rakyatnya, kita dapat menunggu dan menemukan yang lainnya.

Tujuan kita adalah untuk melayani negara dan masyarakat, juga memberikan kedamaian serta kebahagiaan kepada rakyat; bukan untuk melayani sang Raja dan membiarkan Raja menghakimi kita. Sebagai contoh, kita memiliki burung merak yang sangat indah, kemudian kita memaksanya menikah dengan seekor katak. Tetapi, si katak berkata, burung merak ini jelek dan dia tidak mau menikah dengannya. Apakah kita harus bersedih hati dan membunuh burung merak itu? Haruskah? (Hadirin menjawab: “Tidak.”) Tidak masuk akal! Jadi, apa pun yang kita kerjakan, kalau kita melakukannya pada waktu yang tidak tepat atau kesempatan yang tidak tepat, tidak ada gunanya. Ini adalah kebijaksanaan. Jika kalian sangat cerdas, namun melakukan hal-hal dengan gegabah, maka hasilnya tidak akan baik.

* Qu Yuan (340 SM - 278 SM) adalah seorang pejabat negara China dalam dinasti Chu. Ia bunuh diri sebagai protes terhadap korupsi yang terjadi di era tersebut. Kematiannya diperingati sebagai Festival Perahu Naga.