Tatkala Tuhan meratap, seketika
Ia menangis tersedu-sedu.
Kepedihan-Nya seribu kali lipat melebihi kepedihan semesta
Melebihi alam fana dan neraka
ribuan tingkat
Dari masa lalu dan masa depan
yang sekarang telah bertumpuk
Karena sari-Nya dalam diri
kita mulai merebak keluar
Dalam arus sakral yang
menyentuh banyak ribuan makhluk.
Tuhan dalam kepedihan karena
kasih-Nya bagi para makhluk hidup
Sebab itu, hujan Rahmat
dicurahkan ke segenap penjuru!
Lautan Kasih mulai menyucikan!
Sesosok tubuh mulia nan ramah
yang memikul dosa beribu ribu,
Menderita kesakitan, diam-diam
menyembunyikan dalam hati-Nya.
Lalu berpaling dengan secercah
senyum kepada anak-anak-Nya
Dan merangkul semuanya dalam
lengan-Nya yang penuh kasih.
Ia kemudian berfirman dengan
pelan - Aku tak pernah marah
Meskipun apa yang telah kalian
lakukan.
Datanglah kepada-Ku untuk
mengganti kerusakan dan kerugian,
Aku punya cukup bagi kalian
untuk membereskan semua hutang.
Kemarilah dan duduklah di
sisi-Ku tanpa rasa takut,
Kemudian tataplah siapa kalian
sesungguhnya.
Dari Kerajaan Tuhan mengemuka
kidung adikara penuh keagungan
Yang memaklumkan siapakah Yang
Tertinggi, yang paling berkuasa!
Tatkala Tuhan memerintahkan
anak-anak-Nya kembali,
Kuk kebodohan batin dari
berkalpa-kalpa kehidupan lenyap.
Cahaya kudus membuka jalan
naik menuju Surga.
Makhluk hidup menjadi lebih
mulia dari galibnya,
karena Bapanya adalah Yang
Maha Kuasa di alam semesta
Yang berbisik ke dalam
telinganya tentang asalnya yang gemilang
Yang membangkitkan dalam
dirinya kekuatan Mikado - Raja Surgawi.
Seorang anak Tuhan di
takhtanya yang tinggi
Yang tetap kekal selama-lamanya
Yang senantiasa luhur walau
memasuki lingkaran kelahiran dan kematian
Tanpa indahkan seribu
kehidupan dalam derita.
Tetapi sekarang seraya ia
menghadap kehadirat-Nya
Selama-lamanya ia akan berbalik pada takhta Bapanya yang
tinggi.
Tatkala Tuhan berdendang dengan nada
yang manis dan merdu
Kosmos melebur dalam mimpi dan
bintang-bintang berpusar riang
Alam duniawi bersuka ria dalam
pancuran kemurahan hati Tuhan
Awan-awan lima warna
bergemilapan, pelangi-pelangi memantulkan Kasih Suci.
Oh! Sang Guru, Yang amat berkuasa,
Yang membawa Sang Buddha pada
keilahian, dan Kristus pada kekuasaan-Nya
Yang mata kasih-Nya menghapuskan
seluruh labirin duniawi,
'Tuk membawa semuanya kembali
pada Tanah Air Sejati yang tercinta.
Tatkala Tuhan memalingkan bahu
fisik-Nya untuk menyelamatkan dunia
Anak-anak-Nya bangun dari mimpi
mereka yang menyesatkan
Dan beriringan berjalan pulang bersama Sang Suara menuju
Sang Sumber...