Selamatkan Planet Kita

 

 

 

 

 

Gugusan Koral Great Barrier Reef di Australia -
Menanggapi Perubahan Iklim

Oleh Grup Berita Brisbane, Australia (Asal bahasa Inggris)

Gugusan Koral milik Australia tercatat sebagai Wilayah Warisan Dunia (World Heritage Area) di tahun 1983 karena keindahan alami serta kualitasnya yang baik. Gugusan ini memanjang lebih dari 2.000 km di sebelah timur laut garis pantai benua ini dan mencakup wilayah 35 juta hektar, kira-kira seluas Italia, serta merupakan ekosistem laut yang dilindungi yang terbesar di dunia.

Terkenal di dunia internasional karena ukuran, keindahan, dan keragaman hewan serta tumbuhannya, Gugusan Karang di sana terdiri dari 3.000 lebih jaringan karang yang dibentuk dari 360 spesies koral keras. Daerah ini menjadi rumah dari ribuan spesies, menyediakan dukungan bagi flora dan fauna yang berhubungan dengan karang.

Pengaruh kuat dari perubahan iklim terhadap gugusan koral telah menjadi keprihatinan utama baik dari pihak Australia maupun dunia internasional. Dua badan utama yang menyelenggarakan riset, perlindangan, dan managemen: The Australian Institute of Marine Science (AIMS) dan The Great Barrier Reef Marine Park Authority menjalakan berbagai strategi sehubungan dengan efek pemanasan global. Akan tetapi mereka menyadari bila masalah utamanya tidak ditanggapi segera, konsekuensinya dapat membuat gugusan koral Australia hancur walaupun mereka telah dilindungi.

Data-data ilmiah dari berbagai penjuru dunia menghubungkan langsung naiknya suhu air laut dengan fenomena yang dikenal dengan “pemutihan koral”. Walaupun jaringan koral dikelola dan dilindungi dengan baik dapat bertahan dari tekanan manusia, tetapi mereka tidak dapat terlindungi dari pemanasan global atau perubahan dalam susunan kimia laut.

Dr. Janice Lough, Ilmuwan Pemimpin Riset dan pemimpin dari Tim Respons Perubahan Iklim di AIMS selama beberapa tahun ini telah mempelajari pangaruh dari perubahan iklim bagi sistem gugusan koral. Dalam wawancara baru-baru ini, Dr. Lough menjelaskan bagaimana gugusan koral membentuk simbiosis dengan ganggang kecil dan dimana kerangka besar kalsium karbonat dibentuk, serta proses pembentukan tulang punggung gugusan koral. “Sebenarnya ganggang, pigmen fotosintesa dari ganggang kecil memberikan warna bagi koral-koral. Tapi koral-koral sangat sensitif dan begitu mereka stres, misalkan karena naiknya suhu air, mereka melempar ganggang dan lapisan kulit luar mereka menjadi transparan sehingga kehilangan warna indahnya. Hal ini disebut sebagai pemutihan karena ada berbagai macam kerusakan. Koral mungkin dapat kembali seperti semula jika stress mereka telah hilang atau mungkin mati sebagian, atau mungkin mati seluruhnya.”

Tahun-tahun belakangan ini, Gugusan Karang telah mengalami masalah pemutihan koral yang besar. Tahun 1998 dan 2002, sekitar 50% koral terkena pemutihan ditambah lagi gugusan koral di bagian selatan yang terjadi pada tahun 2006. Untungnya koral ini merupakan sistem yang terproteksi dengan baik, sehingga besar sekali kemungkinannya dimana gugusan koral tersebut dapat pulih kembali. The Great Barrier Reef Marine Authority Park memonitor, mengontrol, dan memastikan penggunaan gugusan koral dengan baik. Akan tetapi untuk melindungi gugusan koral dari masalah pemutihan koral di masa depan, kita harus mengurangi secara drastis emisi gas rumah kaca untuk mencegah kenaikan suhu air laut lebih lanjut.

Gugusan Karang juga rentan dengan perubahan sususan kimia laut, dimana laut menjadi lebih asam karena meresap karbon dioksida dari atmosfer. Perubahan ini juga mengganggu tersedianya ion karbonat sehingga mengurangi kemampuan organisme laut membentuk kerangka dan struktur kerang – tulang punggung gugusan koral. Ini menjadi ancaman yang sangat serius karena gugusan koral yang lemah berarti pertumbuhan yang lambat dan berkurangnya pertahanan terhadap kekuatan alam, mengurangi proses pemulihan kembali koral setelah masalah pemutihan koral.

Membiarkan Gugusan Karang hancur karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menjadi kehilangan yang sangat besar bagi dunia karena berarti kehilangan sesuatu yang sangat indah. Sebenarnya, gugusan koral bukan hanya sekedar koral, tapi terdiri dari berbagai macam organisme lainnya yang bergantung pada koral-koral tersebut, termasuk di antaranya ikan, penyu, dan berbagai makhluk hidup laut lainnya. Terlebih lagi, daerah pantai seperti hutan bakau, tanah yang subur, muara, dan rumput laut juga berhubungan dengan koral, dan ini berarti kita akan kehilangan seluruh ekosistem!

Di bawah perubahan iklim global, gugusan koral mungkin tidak hilang semuanya. Tetapi penampilan, struktur, serta komunitas telah berubah secara drastis; sehingga kalau kita membiarkan emisi gas rumah kaca meningkat tanpa kontrol, kita manusia akan menjadi sumber pemusnahan suatu ekologi yang sangat menakjubkan. Inilah mengapa pengurangan gas rumah kaca sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut serta mengubah lingkungan hidup koral. The Great Barrier Reef Marine Park Authority mendorong masyrakat umum untuk: menanam lebih banyak pohon, menggunakan transportasi umum, berjalan, bersepeda, menginformasikan orang lainnya, dan menetralkan emisi gas rumah kaca kita dengan berbagai cara. Sebagai tambahan, mengadopsi diet vegetarian atau vegan akan dapat mengurangi emisi kita dalam jumlah yang sangat banyak, menolong salah satu ekosistem laut yang paling indah dan unik di dunia – Gugusan Karang.

Referensi:
http://www.gbrmpa.gov.au/corp_site/key_issues/climate_change http://www.aims.gov.au/docs/research/climate-change/climate-change.html
Dr. Janice Lough, “
10th Anniversary Review: A Changing Climate for Coral Reefs” Journal of Environmental Monitoring, (2008), 10, p. 21-29 www.rsc.org/jem