Liputan Media
Majalah Ternama Inggris Menerbitkan Liputan Wawancara dengan Maha Guru Ching Hai

(Asal bahasa Inggris)

Artikel “Tinjauan Penelitian” terbitan tabloid Parliament Magazine’s yang berbasis di Inggris, edisi bulan September, Tahun Emas 6 (2009), menampilkan ulasan wawancara dengan Maha Guru Ching Hai oleh jurnalis Charlie Norton. Artikel ini sebelumnya tampil pada tanggal 18 September di tabloid HouseMagazine. Tabloid House Magazine adalah publikasi politik yang netral dan bergengsi. Tabloid mingguan ini adalah bacaan utama dari para Anggota Parlemen di Pemerintahan Inggris Raya dan di Istana Westminster. Wawancara tersebut dilakukan melalui konferensi video dan membahas mengenai topik-topik penting, seperti keadaan kritis akibat pemanasan global, akibat merugikan dari gas metana, mencairnya lapisan es abadi Arktik dan pertanian organik serta dampak merugikan peternakan terhadap kehidupan di Bumi.

Pada tanggal 28 Agustus, artikel ini telah ditinjau oleh seluruh anggota Parlemen Eropa, para penasihat intuisi Persatuan Eropa dan pembuat kebijakan negara untuk makanan dan kesehatan. Majalah ini juga telah dikirimkan kepada Presiden Parlemen Eropa dan pejabat yang bersangkutan, yaitu para Dewan Menteri, seluruh Komisi Eropa, Komite Ekonomi dan Sosial, serta kelompok lainnya dan akan dibagikan di Forum Kesehatan Eropa yang akan datang. Berikut ini adalah ulasan diskusi antara Guru dan Bapak Charles Norton, yang ditampilkan pada artikel “Tinjauan Penelitian” di tabloid Parliament Magazine edisi bulan September.

 

PANGGILAN MENDESAK UNTUK MENYELAMATKAN BUMI KITA 
dari Maha Guru Ching Hai

Wawancara oleh jurnalis Charlie Norton

Supreme Master Ching Hai wearing Veggie Fur (Faux Fur)

Pemerintah Inggris telah mendapatkan pujian atas upayanya dalam membuat kebijakan makanan yang berkelanjutan dari seorang filosofer dan tokoh kemanusiaan kelahiran Vietnam (Au Lac) bernama Ching Hai, dan ia mendesak Gordon Brown agar bertindak lebih jauh untuk menyelamatkan Bumi.

Pada wawancara baru-baru ini, Ching Hai menyatakan bahwa ketergantungan konsumsi daging pada pola makan kita berarti membunuh Bumi dan juga membunuh hidup kita. Desakannya ini bertepatan dengan pengumuman terakhir yang dikeluarkan olah Pendanaan Penelitian Kanker Dunia (WCRF), bahwa “fakta meyakinkan” dari proses meningkatnya risiko kanker perut adalah akibat konsumsi daging.

Ching Hai berkata, “Pada awal bulan Juli 2008, sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Gordon Brown yang menilai kebijakan makanan di Inggris, menyatakan bahwa “pola makan yang sehat dan berdampak lebih rendah adalah makanan yang terkomposisi lebih sedikit daging dan produk susu dibanding makanan yang biasa kita makan.” Ia menambahkan bahwa konsumsi daging akan mengakibatkan pengeluaran besar bagi NHS. “Sebuah penelitian di Inggris juga menemukan bahwa para vegetarian tidak hanya akan berusia lebih panjang dan jarang berobat ke rumah sakit, tapi mereka juga menghemat NHS, dan uang pajak, bahkan hampir £50.000 untuk setiap orang. Jika dijumlahkan semuanya maka dapat menghemat uang hingga miliaran.

“Saya berharap Inggris akan terus melanjutkan upaya ini seperti yang telah mereka lakukan dalam menekan penjualan rokok. Jika rokok dapat berhasil dilarang, maka saya yakin itu juga dapat dilakukan terhadap daging.”

Ching Hai percaya bahwa langkah proaktif akan berdampak dengan seketika. “Industri peternakan adalah penghasil gas rumah kaca terbesar. Terbitan laporan PBB tahun 2006 menyatakan bahwa industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih banyak dari emisi gabungan seluruh transportasi di dunia – pesawat terbang, kereta api, mobil, sepeda motor, dll. Kajian terbaru ini telah menyatakan bahwa industri peternakan berkontribusi sekitar 50% terhadap pemanasan global.

Ia meminta untuk menghapus konsumsi daging dengan berkata, “Saat ini, 80 persen dari anak-anak yang kelaparan hidup di negara-negara yang mengekspor sebagian besar hasil panen mereka untuk dijadikan pakan ternak di negara-negara yang berkembang. Selain itu, dua pertiga biji-bijian ekspor Amerika, dijadikan pakan ternak alih-alih untuk makanan manusia. Veg adalah langkah pertama dan yang utama untuk menghentikan wabah kelaparan dan pemanasan global.

Ia mengatakan bahwa Simon Fairlie, editor dari Land Magazine, memperkirakan bahwa jika seluruh penduduk Inggris Raya menjalankan pola makan vegan, maka Inggris akan dapat memberi makan penduduknya sendiri hanya dengan membudidayakan lahan seluas 3 juta hektar. Ia juga amat memuji Pangeran Charles atas kepemimpinan beliau dalam sektor lingkungan. Ching Hai berkata, “Ada berapa banyak pemimpin yang bertindak seperti dia? Ia adalah pria perkasa yang berhati mulia. Misalnya, ia telah mendirikan pasar produk organik dan berupaya menghentikan pengrusakan hutan hujan di seluruh dunia. 80 persen lahan hutan Amazon yang ditebang, digunakan untuk peternakan. Sedangkan 20 persen lahan sisanya digunakan untuk menanam kedelai yang juga digunakan untuk memberi makan hewan ternak. Tapi ia malah menyumbang dana sebesar £1,5 miliar untuk memulihkan hutan itu. Siapa lagi yang berhati mulia seperti dia?”

Ia juga menambahkan bahwa Pangeran Charles adalah orang yang baik hati. “Pangeran Charles dengan bijaksana berkata bahwa, kita hanya bisa menyelesaikan masalah perubahan iklim jika kita ‘berani dan revolusioner’. Kepemimpinannya amat menginspirasi masyarakat, tidak hanya di Inggris Raya, tapi juga di seluruh dunia.”

Ia juga memuji Profesor Tim Lang, Menteri Lingkungan Hilar Benn, Polisi Militer David Drew dan Parlemen Edward McMillan yang juga mendukung pola makan berbasis tumbuhan.

Ching Hai kemudian menegaskan bahwa peternakan adalah sumber utama gas metana yang disebabkan oleh manusia dan telah berkontribusi sebesar 37 persen dari seluruh gas rumah kaca, berdasarkan laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB. Karenanya, Ching Hai percaya bahwa kebijakan mengontrol iklim seharusnya mengacu ke gas metana bukannya karbon dioksida. “Karbon dioksida akan tetap di udara selama puluhan ribu tahun. Meskipun kita sekarang dapat menekannya hingga habis, namun CO2 yang sudah berada di udara akan tetap terus memanaskan Bumi. Para ilmuwan kini menyatakan bahwa gas metana memiliki potensi panas 100 kali lebih besar dari gas CO2 dalam 5 tahun awal. Tapi gas metana ini akan menghilang di udara dalam waktu sekitar delapan tahun.”

Ching Hai mengatakan bahwa solusinya sangat mudah. “Jika konsumsi daging dihentikan, maka kita akan punya cukup waktu untuk mengatasi karbon dioksida.”

Untuk melakukan upaya ini, Ching Hai menganjurkan untuk membudidayakan lebih banyak pertanian vegan organik. Ia berkata bahwa pertanian ini akan memberikan banyak manfaat bagi lingkungan. “Ia akan menghemat energi hingga di atas 37 persen , dan bahkan menghemat air lebih banyak dibandingkan metode pertanian konvensional. Humus akan tetap ada dan menjaga tanah dari banjir dan badai. Alam liar dan ekosistemnya juga mendapat keuntungan. Selain itu, pertanian vegan organik tidak memerlukan pupuk kimia yang dapat mengakibatkan zona mati di lautan.” Ia kemudian mengutip fakta data yang mengejutkan. “Satu peternakan besar memproduksi kotoran dan polusi lebih banyak dari polusi dan kotoran seluruh Kota Houston, Texas, dan bayangkan ada berapa banyak hewan ternak yang kita miliki.”

Ia menambahkan, “Hal ini sudah dibuktikan di Inggris bahwa pertanian organik memang bermanfaat. Berdasarkan hasil studi pertanian organik yang dilakukan di Inggris Raya, pertanian organik akan melestarikan 85 persen spesies tumbuhan, dan 71 persen dari tanaman itu akan tumbuh dengan lebih tinggi dan tebal, serta akan mengembalikan habitat asli dari semua spesies hewan.”

Seperti yang dikatakan Ching Hai, bahwa ini tidak akan berdampak buruk karena tanah organik sangat efektif untuk menyerap lebih banyak gas CO2. “Zat tanah organik juga sangat efektif untuk menyerap gas CO2, dimana Institut Rodale menyatakan bahwa pertanian vegan organik adalah sebuah strategi luar biasa untuk mengurangi pemanasan global.” Jika ada 60% saja bidang tanah yang dibudidayakan secara organik, maka tanah ini akan menyerap 50% gas CO2 di atmosfer.

Ia menambahkan bahwa pemerintah seharusnya mendukung hal ini dengan mengalihkan subsidi dari industri daging ke pertanian vegan organik.

Bahkan ada beberapa studi yang menyatakan bahwa pola makan vegan akan menjadi cara terefektif untuk mendinginkan Bumi. Ching Hai berkata, “Sebuah studi ilmiah yang diadakan oleh oleh Badan Perlindungan Lingkungan Belanda, yang disebut ‘Manfaat Mengubah Pola Makan terhadap Iklim’ menyatakan bahwa pola makan vegan yang meniadakan seluruh produk hewani, akan mengurangi biaya pemerintah global dalam menyetabilkan atmosfer Bumi hingga 80 persen dibandingkan dengan pola makan daging.” Laporan ini juga menyimpulkan bahwa dana sebesar US$20 triliun, atau 50 persen dari total biaya perkiraan sebesar US$40 triliun, akan dihemat melalui peralihan pola makan tanpa daging secara global.

Bahkan beberapa penelitian lainnya juga menujukan kesimpulan yang luar biasa. Ia berkata, “Para peneliti di Jerman telah membandingkan jumlah emisi berdasarkan pada pola makan. Mereka mengukur perbandingan ini dalam kilometer, dengan mengendarai mobil Eropa berukuran sedang. Jadi, jika pola makan daging sama dengan mengendarai sebuah mobil Eropa ukuran sedang sejauh 5000 kilometer per tahun, maka pola makan vegan organik tanpa unsur hewani, hanya sebanding dengan 281 kilometer atau menghasilkan emisi gas 94 persen lebih sedikit.”

Ini sudah dibuktikan bahwa dampak merugikan terbesar di seluruh dunia adalah industri peternakan. Seperti yang Ching Hai katakan bahwa, “Tahun ini Uni Eropa telah menyatakan bahwa konsumsi daging berdampak negatif terhadap perubahan iklim. Presiden Taiwan, Ma Ying-Jeou dan seluruh kantor kepresidenan telah mensahkan sebuah deklarasi tentang pengurangan karbon dioksida, yaitu termasuk menggunakan produk lokal serta mengurangi konsumsi daging dan lebih banyak konsumsi sayuran.” Ia menambahkan bahwa kota terbesar kedua di Belgia, kota Ghent telah mengumumkan bahwa setiap hari Kamis di kota itu akan menjadi Hari Vegie. Dan mulai tahun ajaran ini, seluruh sekolah akan meransum makanan vegan di setiap hari Kamis. Pada musim tahun panas ini juga, Anggota Kongres Amerika Serikat Dennis Kucinich, yang juga seorang seorang vegan, mengesahkan Hari Bumi Vegan untuk yang pertama kalinya. Senator Negara bagian Maryland, Jamie Raskin, juga telah menetapkan minggu vegan di Taman Tacoma, Maryland.

Tim Lang, seorang profesor di Kebijakan Makanan di Universitas City, juga setuju bahwa di Inggris harus ada tindakan perubahan. Baru-baru ini di kolom Daily Telegraph, ia berkomentar, “Karena jika masyarakat Inggris berpola makan yang berkelanjutan, maka ini akan mengurangi jejak karbon dan air. Yaitu berarti penurunan konsumsi daging dan produk susu secara besar-besaran, dan akan lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah, sehingga akan lebih sedikit biji-bijian untuk pakan ternak (yang menggunakan dua kali lipat lahan untuk menanamnya) dan mereka akan lebih banyak diberi makan rerumputan, dimana kotorannya dapat dibiarkan menjadi karbon di tanah. Beberapa orang berkomentar bahwa sistem makanan dengan banyak tenaga kerja intensif ini, juga dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Semoga saja begitu. Sistem yang ada saat ini tidak boleh dibiarkan terus berlanjut.”

Ching Hai juga memuji para pemimpin ilmuwan ternama di bidang perubahan iklim NASA, Dr. James Hansen dan Dr. Rajendra Panchauri, ketua Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB. Ching Hai berkata, “Dr. Hansen telah menjelaskan ancaman dari meningkatnya jumlah emisi karbon. Menurut mereka, taraf ‘aman’ gas karbon dioksida di udara adalah 350 ppm. Tapi ketika gas itu dihitung jumlahnya di atmosfer, ternyata ia telah melebihi tanda aman; saat ini kita berada di taraf 385 ppm.” Di 385 bagian per juta ppm!

“Pada tahun 2008, Dr. Pachauri menyatakan bahwa apa yang sudah diperkirakan oleh PBB, ternyata jauh lebih rendah dari apa yang saat ini ditemukan oleh para ilmuwan, yaitu industri peternakan berkontribusi lebih besar terhadap pemanasan planet kita.”

“Dr. Pachauri juga pendukung kuat dari kampanye Sir Paul McCartney, Senin Tanpa Daging. Mereka berdua menegaskan bahwa menjalankan pola makan berbasis tumbuhan adalah satu-satunya tindakan terefektif yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis.”

Ching Hai juga mengatakan bahwa efek samping yang menguntungkan dari veganisme adalah, dapat menghilangkan wabah menular, misalnya flu burung, dengan mengurangi peternakan yang menjadi pusat asal virus dan penyakit. “Komite Dokter Farmasi di PBB meminta kepada para pemimpin dunia agar menutup lokasi asal virus flu burung, meskipun itu hanya 1 dari 3 ekor babi yang menyebarkan virus flu. Kita seharusnya bertanya kepada diri kita sendiri, Apakah selera makan daging kita jauh lebih berharga dari akibat terkena wabah menular yang mematikan?”

 

Terima kasih kami yang tulus bagi jurnalis Chalie Norton dan tabloid Parliament Magazine dan House Magazine, atas artikel-artikel Anda yang telah menyebarkan informasi berharga tentang solusi pemanasan global di saat-saat kritis planet kita. Kami doakan semoga lebih banyak lagi media yang akan bergabung dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pola makan vegan yang bermanfaat sehingga mereka akan lebih mempertimbangkan untuk memilih gaya hidup yang dapat menyelamatkan Bumi.

Untuk menyaksikan ulasan lengkap Supreme Master TV atas wawancara jurnalis Charles Norton dengan Maha Guru Ching Hai, silakan kunjungi: http://video.Godsdirectcontact.net/magazine/WOW1129s.php

Untuk publikasi asal dari wawancara ini di tabloid Parliament Magazine, silakan mengacu ke: http://www.e-pages.dk/dods/154/ (Artikel dapat dilihat pada halaman 20-21)