Guru sangat pengasih dan selalu
bertindak secara wajar terhadap orang lain. Suatu hari ketika saya
menyertaiNya di Amerika Serikat dengan beberapa murid lainnya, setiap
orang pergi jalan-jalan. Akan tetapi, saya tidak ikut pergi bersama
mereka karena saya harus menjaga telepon masuk. Sekembalinya,
Guru melihat saya bekerja sendirian, dan karena kasih dan
simpatiNya, kemudian mendatangi dan memberikan saya pelukan.
Malam sebelumnya, saya kecapaian dan
tertidur di lantai di atas salah satu kaki teman lainnya. Saya tidak
merasa terganggu karena saya merasa senang telah mendapatkan
tempat untuk berbaring. Tetapi Guru selalu penuh perhatian. Dia
melihat keadaan saya dan pada hari berikutnya Guru berkata kepada kami,
"Kamu tidak menjaga satu sama lain. Kamu membiarkan dia tertidur pada
kakimu, bukannya membuatkan ruangan tidur untuknya. Dia telah bekerja
keras dan seharusnya kamu menjaganya." Kemudian saya menyadari bahwa
Guru pun sangat perhatian dengan situasi tidur kami. Setelah berkata
demikian, Dia berjalan menghampiri dan memberikan saya suatu pelukan.
Saya sangat bergembira dan muka saya memerah karena diliputi rasa malu.
Guru selalu sangat teliti seperti ini dalam menjaga murid-muridNya.
Guru benar-benar dapat merasakan
semua pesan batin dari murid-muridNya. Jadi meskipun kita tidak dapat
berkomunikasi secara lisan, Guru tahu perasaan kita. Misalnya, Guru
tahu siapa yang paling merindukannya, dan akan memanggil orang tersebut
untuk berbincang-bincang pada saat menemui mereka. Atau Dia akan
mengajak orang tersebut tinggal bersamaNya beberapa saat untuk
melampiaskan rasa rindunya.