Sebagai contoh, kita mengetahui bahwa beberapa penjahat dijebloskan ke dalam penjara. Tujuan semula pemerintah memberlakukan demikian adalah agar memberi pelajaran kepada mereka dan memberi mereka kesempatan untuk bertobat, memperbaiki kehidupan mereka dan menjadi penuh kebajikan. Tetapi mereka makin buruk dalam penjara. Dipenuhi amarah, sebagian berusaha melarikan diri dan membalas dendam saat mereka berhasil. Mereka melakukan lebih banyak kejahatan dan makin menyulitkan mereka menarik diri mereka keluar dari situasinya. Mereka mungkin menghadapi keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan dalam penjara dan dapat salah paham maksud baik orang lain. Kadang-kadang rasa rendah diri mereka dapat menyebabkan mereka mempercayai bahwa mereka telah diperlakukan buruk walaupun polisi memperlakukan semua orang secara sama. Perasaan ini dapat mengeras dalam hati mereka dan mereka ingin membalas dendam saat mereka keluar dengan melakukan lebih banyak kejahatan yang serius, sehingga berakhir dengan menerima hukuman yang lebih keras. Hukuman yang lebih keras sebaliknya membangkitkan kebencian yang lebih besar dalam diri mereka, yang menyebabkan mereka makin jatuh sampai mereka akhirnya menjadi sungguh-sungguh sulit atau tidak mungkin diperbaiki.

Saat kita menjadi hewan buas, kita berkubang dalam hubungan sebab-akibat. Bila kita jatuh ke dalam situasi demikian dan kita gagal memperbaiki atau menyesali dan terus melakukan lebih banyak tindakan yang jahat, kita akan tetap pada tingkatan hewan dan memiliki banyak kesulitan untuk meningkat pada tingkatan manusia lagi. Bahkan bila kita ingin menjadi manusia, akan membutuhkan sangat banyak masa kehidupan sebelum kita dapat berhasil.

Saat kita menjadi macan, kita mengumpulkan sifat-sifat, tindakan dan kebiasaan jahat macan. Medan magnit kita menjadi suatu lingkaran cahaya  yang jahat. Dan saat kita menjadi manusia, medan magnit ini tercatat dalam kesadaran kita yang disebut kesadaran Alaya, dimana pikiran dan tindakan kita yang baik dan buruk dari kehidupan lampau kita direkam. Dengan rekaman yang begitu banyak, ia akan memberi reaksi secara spontan pada situasi-situasi yang serupa. Ini berarti bila seseorang atau suatu keadaan merangsang kita, sifat tersebut segera muncul karena kita lupa bahwa sekarang kita adalah manusia, bukan macan.

Bila kita manusia ingin menghindari situasi-situasi demikian, kita harus meneliti sifat-sifat mirip hewan yang kita miliki. Dan kemudian kita akan mengetahui bahwa kita memiliki hubungan sebab-akibat yang sangat berat. Tetapi apakah hubungan sebab-akibat itu? Dalam masa yang lampau kita telah mengumpulkan banyak kebiasaan. Saat kita berpindah, kita mengumpulkan dan merekam terlalu banyak tindakan jahat, seperti halnya pada suatu pita rekaman. Saat tombolnya ditekan, ia akan memainkan kembali. Dan apakah tombol-tombol ini? Merupakan kesempatan-kesempatan atau kejadian-kejadian yang kita hadapi yang menyalakan rekaman-rekaman dengan sendirinya.

Maka kadang-kadang kita sangat jahat kepada orang-orang, tetapi kita tidak mengetahui alasannya. Karena tombolnya telah tertekan. Orang tertentu tidak sengaja mengatakan sesuatu yang kita pernah mendengarnya di masa lampau saat kata-kata tersebut mengecewakan kita. Sekarang, saat kita mendengar sesuatu yang serupa, kita segera menjadi kecewa. Atau mungkin dalam kehidupan yang lalu, saat kita menjadi manusia atau hewan, seseorang menjebak kita. Sekarang, kapanpun kita melihat sesuatu yang menyerupai jebakan-jebakan demikian, hanya dalam penampilan, kita menjadi takut. Kita tidak mengerti mengapa suatu jenis kotak tertentu mengerikan kita. Beberapa kotak nampak serupa dengan jebakan yang kita hadapi dalam kehidupan kita yang lalu sehingga kita takut dan tidak menyukainya. Itu alasan sebagian orang lebih menyukai perabot yang bundar, atau tidak menyukai perabot yang persegi atau mirip perabot segitiga. Ini semua berhubungan dengan kesan-kesan pada kehidupan yang lalu.

Keadaan-keadaan yang kita sukai, tidak sukai, benci atau kasihi adalah sebagian dari apa yang disebut ego. "Saya" hanya menyukai cara demikian; ini sesuai selera "saya" - ini disebut "ego." "Ego"nya berarti kepribadiannya. Yang demikian adalah kebiasaan "saya"; ini yang "saya" perkirakan; "Saya" tidak dapat berubah; "Saya tidak ingin berubah, atau beginilah diri "saya" dan saya tidak dapat berubah! Ini yang disebut ego, tetapi kenyataannya, ego merupakan kepribadian; tidak ada yang misterius atau tidak dapat dimengerti.

<<Hal. Sebelumnya Hal. Selanjutnya>>