T: Saat kita
berhubungan dengan kekuatan negatif, dapatkah kita menghormati dan
mengabaikannya? Sebagai contoh, saya seorang dokter, dan kadang kala
saya menggunakan akupunktur (tusuk jarum). Saya biasanya mengabaikan
karma yang mungkin mengenai saya, tetapi kemudian seseorang
menyampaikan kepada saya bahwa saya dapat “terkena” karma.
G:Ya,
Anda dapat terkena dimanapun, bagaimanapun, tidak hanya melalui jarum.
Anda dapat kena melalui udara, melalui pandangan mata, melalui
kedekatan dengan seseorang, melalui apapun. Tidak perlu kuatir, bila
Anda seorang dokter akupuntur, lakukan tugas Anda. Lakukan yang terbaik
yang Anda bisa, dengan kasih. Anda harus menyelamatkan pasien; itu
pekerjaan Anda. Tidak perlu kuatir akan karma; Anda harus melakukan
tugas Anda. Sekalipun Anda meninggal karenanya, Anda harus
melakukannya. Tidak perlu pikirkan masalah karma; lafalkan Nama-Nama
Suci dalam batin, dan “tusuk” dia! (Gelak tawa dan tepuk tangan)
Jangan terlalu
kuatir akan karma. Sebenarnya, yang harus kita lakukan dalam
pekerjaan apapun adalah berusaha merasakan bahwa kita hanyalah alat.
Maka kekuatan Tuhan akan membantu orang tersebut. Satu-satunya masalah
dengan banyak orang adalah setelah mereka menyembuhkan seseorang secara
jasmani dengan tangannya, mereka mengira merekalah yang telah
melakukannya. Dan tentu saja karmanya akan menjadi lebih besar. Karma
merupakan ego Anda sendiri yang membuat kesulitan. Jika tidak, pada
mulanya tiada karma; pada akhirnya juga tidak ada.
Melampaui
Hal Positif dan Negatif
T: Guru yang terkasih,
pada ceramah Anda yang terakhir di Amerika Serikat, Anda berbicara
tentang keseimbangan antara kekuatan negatif dan positif. Dan Anda
mengatakan bahwa kekuatan negatif mendatangi pusat kekuatan positif,
agar menciptakan keseimbangan. Maka, saat saya membuat kemajuan dalam
hal rohani, apakah lebih banyak karma akan muncul, atau apakah lebih
banyak kekuatan positif yang muncul bersamanya?
G: Saya
hanya menyampaikan agar Anda tetap di antaranya, karena kita tidak
menginginkan apapun yang berhubungan dengan positif dan negatif lagi;
kita melampauinya. Bertemanlah dengan keduanya sehingga mereka tidak
menendang Anda. Kita melampaui pertentangan, melampaui pergulatan
antara yang buruk dan yang baik, antara yang negatif dan yang positif.
Tetapi, karena kita masih di sini dalam pertempuran antara keduanya,
kita harus seperti negara Swiss dan menjadi suatu negara yang netral.
Negara Swiss tidak peduli siapa berkelahi dengan siapa, asalkan tidak
berkelahi dengan mereka. Dan mereka mempersenjatai diri sehingga mereka
cukup kuat untuk menghalau musuh mereka sebelum mereka diserang. Dan
seandainya mereka diserang, mereka cukup kuat untuk mempertahankan
diri.
Maka yang kita
lakukan saat ini juga demikian. Kita mempersenjatai diri dengan
kekuatan Tuhan. Dan kita melakukan kebaikan sebab kita berada di dunia
ini. Kita harus menjadi positif. Kita coba hindari yang negatif, itu
saja, dan tidak menentang atau mencampurinya, itu saja. Sebagai contoh,
Swiss bukan negara komunis dan bukan apapun yang lain. Mereka netral.
Bila komunis ingin datang dan bersahabat dengan mereka, oke saja. Bila
mereka yang republik, datang dan bersahabat dengan mereka, oke juga.
Asalkan mereka tidak berkelahi dengan Swiss, mereka dapat melakukan
yang mereka inginkan.
Di dunia ini,
juga sama. Kita berusaha menjadi baik dan melakukan kebaikan, tetapi
kita tidak mencampuri orang lain, dan kita tidak memandang rendah
mereka yang tidak melakukan kebaikan seperti kita, atau tidak beramal.
Atau, kita bervegetarian, tetapi kita tidak memandang rendah mereka
yang makan daging dan minum anggur. Kita berteman dengan siapapun yang
datang kepada kita, dan kita berusaha menunjukkan jalan yang baik
kepada mereka bila mereka mau mengikutinya. Begitulah. Sementara
itu, kita mempersenjatai diri kita dengan kekuatan Guru sehingga kita
dapat bertahan di dunia ini. Dan kita akan terus meningkat dan
meningkat, sepanjang waktu. (Tepuk tangan)
|