Laporan Pertolongan pada Korban Banjir di Cina
Daratan
Banjir yang Kejam Dijinakkan
oleh Kasih Yang Maha Kuasa
|
Oleh Grup Berita Hong Kong (asal dalam bahasa Cina)
Pada awal bulan
September 2004, hujan yang amat deras selama beberapa hari telah
menimbulkan banjir yang amat hebat di sebagian besar daerah Propinsi
Sichuan di timur laut Cina. Selama bencana tersebut, banjir yang paling
parah sepanjang dua abad ini, ratusan ribu rumah tenggelam. Setelah
mempelajari banjir tersebut, karena kasih-Nya yang besar, Maha Guru
Ching Hai dengan murah hati memberikan sumbangan kepada para korban dan
mengutus rekan inisiat dari Hong Kong untuk memberikan pertolongan di
daerah-daerah yang terkena bencana.
Segera sesudah
instruksi Guru sampai, murid-murid Hong Kong membentuk tim penolong dan
mulai mengumpulkan informasi mengenai bagian Sichuan yang terkena
banjir. Untuk memastikan bahwa seluruh daerah yang dihantam bencana
telah tercakup, tim tersebut berangkat dalam tiga kelompok untuk
melaksanakan operasi di Kota Dazhou dan Kai, Daerah Xuanhan, dengan
dukungan dari inisiat setempat.
Daerah Kai
 |
Korban tunawisma di Zhinghe, daerah Kai menerima
beras, selimut, dan kue bulan
|
Daerah Kai di sebelah
utara Chongqing merupakan salah satu area yang dihantam paling parah
oleh banjir. Dari sejak pagi hari tanggal 5 September, ketinggian air
naik dengan cepat, menenggelamkan banyak desa dan sebagian besar daerah
distrik kota yang lebih tua. Air naik sampai sepertiga bagian
gedung-gedung, dan menyebabkan kerusakan yang parah. Di desa-desa
setempat, sebagian besar rumah rubuh dan tanah ladang terbenam lumpur,
hal ini telah menghilangkan sumber mata pencaharian penduduk. Para
inisiat tiba di Daerah Kai pada tanggal 17 September dan dengan cepat
meneliti daerah bencana. Terberkati oleh kasih Guru, mereka berada
dalam kondisi yang sempurna dan hanya dalam waktu satu hari melakukan
hubungan dan membuat pengaturan pada enam lokasi sebelumnya dengan
lancar menyelesaikan pembelian bekal pertolongan yang dibutuhkan oleh
penduduk.
 |
 |
Makanan yang sedang diangkut ke Sanhe di daerah Kai
|
Bekal beras dan kue-kue yang sedang diberikan kepada
penduduk Desa Jinquan, Daerah Kai
|
Kemudian, dengan
bekerja sepanjang malam pada tanggal 20 September, satu per satu
inisiat mengisi dan membungkus kantung permen dan memasukkan sebuah
foto Guru di setiap kantung. Sejak pagi pada tanggal 21 September, para
inisiat selanjutnya mengirimkan perbekalan ke delapan desa yang paling
rusak parah di daerah tersebut, termasuk Sanhe, Zhonghe, Fengle, dan
Zhuxi. Hanya dalam waktu satu hari, total 630,50 kg kantong beras, 550
kg mie, 500 kg kue, dan juga kue bulan dan permen dibagikan kepada
rumah-rumah yang membutuhkan. Banyak dari korban banjir tersentuh, dan
bahkan pria-pria yang tampak kasar mencucurkan air mata saat menerima
hadiah dari Guru, karena mereka tidak pernah membayangkan bahwa
seseorang dapat menantang jalan yang kasar, berlumpur untuk datang
membantu mereka. Atas usaha mereka, pemerintah Zhuxi menganugerahi
inisiat dengan tiga sertifikat yang memuat ucapan terima kasih berikut
ini: “Banjir itu kejam, tetapi ada kasih yang hebat di dunia ini. Kasih
Anda yang besar dan sumbangan Anda yang murah hati telah menyentuh hati
para korban."
Kota Dazhou
Bagi tim penolong,
prioritas utama setelah tiba di Dazhou adalah meneliti daerah yang
rusak, menentukan kebutuhan para korban, dan kemudian mengurus
pemesanan bekal pertolongan dengan pedagang grosir setempat. Ketika
pemilik toko mempelajari maksud inisiat, mereka menawarkan harga diskon
dan memberikan berbagai macam bentuk bantuan. Di mana saja, selalu ada
orang yang bersimpati.
 |
Rekan inisiat mendengarkan cerita korban banjir
mengenai bagaimana bencana telah mempengaruhi kehidupan mereka.
|
|
Para korban di Desa Jinlong, Dazhou sangat gembira
menerima kasih Guru dan bahan bantuan.
|
Pekerja penolong
sangat terkesan dengan seorang penjual selimut katun yang pada mulanya
merekomendasikan barang-barang berharga murah yang terbuat dari serat
tiruan, yang ditolak di daerah tersebut karena dianggap kurang memadai
untuk melindungi orang dari hawa dingin. Meskipun demikian, para
inisiat memilih selimut yang akan membuat para korban merasakan
kehangatan selama musim dingin, dan juga membeli handuk terbaik yang
ada. Penjual dan para pegawainya sangat tersentuh oleh ketulusan
inisiat, dan dengan air mata, pemilik toko menurunkan harganya dan
membantu membungkusi barang-barang. Pada saat itu, murid-murid merasa
bahwa mereka benar-benar berada dalam pelukan kasih Tuhan! Hari
berikutnya, penjual tersebut menjadi pemandu bagi rekan inisiat dari
negara dan kota yang lain. Kami bekerja bersama mereka sepanjang hari
dan bahkan sampai melalaikan makan siang. Dengan demikian, operasi
pertolongan memberikan kesempatan bagi penduduk dari Hong Kong dan Cina
untuk bekerja sama, dan kesempatan bagi benih kasih untuk bertunas dan
tumbuh di dalam hati orang Cina.
Pada tanggal 23
September, saat anggota tim tiba di Jinlong dengan bahan bantuan,
mereka disambut dengan hangat oleh penduduk desa dan sekretaris
kelompok setempat. Penduduk lokal sangat gembira saat para inisiat
membagikan mereka semua yang telah Tuhan berikan dalam atmosfer kasih
yang kuat. Sekretaris kelompok kemudian menemani saudara dan saudari ke
dua desa lain untuk membagikan perbekalan. Segala sesuatu berjalan
dengan lancar saat anggota tim penolong membagikan kasih mereka dengan
penduduk dan semua hati terjalin dalam kehangatan dan solidaritas.
Daerah Qu
Siang hari tanggal 19
September, tim penolong tiba di Daerah Qu dan dengan segera mengunjungi
penduduk di daerah yang terkena bencana. Di Yuanbao, mereka mempelajari
bahwa tingkat air telah melebihi setengah bagian gedung di daerah
tersebut dan beberapa rumah petani telah tersapu. Untungnya,
bagaimanapun juga, Palang Merah lokal telah membagikan bahan bantuan
kepada penduduk desa. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, para murid
menyewa seorang supir mobil dan pergi ke Baocheng. Saat mereka
berjalan, mobil tersebut berulang kali terjebak dalam lumpur yang tebal
dan puing reruntuhan, dan hal tersebut memakan lebih dari dua jam untuk
sampai ke tujuan mereka, di mana mereka mempelajari bahwa dua puluh dua
rumah petani telah mengalami kerusakan parah sehingga beberapa keluarga
berada dalam kesulitan keuangan. Sebelum meninggalkan daerah tersebut,
tim penolong mencatat informasi kontak para korban untuk referensi
nantinya.
 |
Persiapan sedang berlangsung untuk membagikan bahan
bantuan di sebuah pasar di Baocheng.
|
Hari berikutnya, para
inisiat membeli makanan, minyak goreng, beras, selimut, dan bahan
lainnya untuk korban banjir di Yuanbao. Karena jalan ke Baocheng telah
terputus total, penduduk desa diberitahu dengan telepon untuk mengambil
barang persediaan mereka di pasar terdekat. Tim kemudian dengan cepat
pergi ke penghentian berikutnya dalam ekspedisi pertolongan mereka,
Daerah Xuanhan.
Daerah Xinglong, Xuanhan
Pagi hari tanggal 23
September, tim penolong pergi ke Xinglong, Daerah Xuanhan untuk
mengunjungi dua wilayah desa tambang batu bara yang paling rusak, yang
agak jauh dari daerah kota. Di sana, lebih dari empat puluh rumah
tangga ditemukan hidup dalam kondisi yang menyedihkan sehingga para
inisiat dengan segera melakukan perjalanan kembali ke kota dalam dua
jam untuk membeli barang yang dibutuhkan, dan kemudian membawa barang
tersebut melewati jalan pegunungan yang buruk di atas sebuah truk batu
bara. Hari itu sudah gelap saat saudara dan saudari kembali, dan
pakaian mereka menjadi hitam karena naik truk. Tetapi karena
kegembiraan untuk melayani, mereka membongkar muatan mereka yang
terdiri dari beras dan selimut dan membagikannya kepada para korban.
Wubao, Daerah Xuanhan
 |
Para korban banjir Wubao mendapatkan tempat
perlindungan sementara di tenda-tenda.
|
Memasuki awal bulan
September 2004, banyak hujan deras yang terus-menerus mengikis
pegunungan di Tiantai, mengakibatkan sebagian besar lereng, termasuk
sejumlah besar lumpur dan bebatuan, meluncur ke lembah sungai di
bawahnya. Bencana alam yang jarang terjadi ini menyebabkan pembentukan
bendungan sedalam 2,5 km, yang menghambat gemuruh air sungai dan
menciptakan sebuah danau dengan kedalaman dua puluh meter dalam waktu
yang sangat singkat. Karena terhalang, sungai meluapkan onggokannya
sepanjang dua puluh kilo meter, mendatangkan malapetaka pada
empat-perlima bagian kota-kota dan desa-desa Wubau. Untungnya,
tidak ada korban bencana yang dilaporkan karena 30.000 penduduk daerah
telah dievakuasi tepat sebelum peristiwa tersebut. Tetapi, banyak
penduduk kehilangan rumah-rumah mereka. Pemerintah mendirikan tenda
untuk para korban di bukit-bukit sekitar, dan membagikan makanan serta
minyak goreng setiap hari.
 |
Rekan inisiat menantang hujan dan menyeberang melalui
arus berlumpur yang penuh dengan reruntuhan batu-batu untuk memeriksa
daerah Wubao yang dilanda banjir.
|
Pada tanggal 22
September, delapan inisiat anggota tim penolong berangkat melalui
perjalanan yang berat menuju daerah yang dilanda banjir. Mereka
berkendaraan sejauh mereka bisa sebelum menyeberang melalui air lumpur
yang penuh dengan reruntuhan batu dari tanah longsor menuju danau yang
baru terbentuk. Empat puluh menit perjalanan tersebut dilanjutkan
dengan 30-menit perjalanan dengan perahu motor ke daerah yang dilanda
banjir. Menurut pusat komando bencana, kebutuhan yang paling mendesak
adalah selimut, mantel katun, dan sepatu karena sekarang ini sudah awal
musim gugur. Pagi-pagi sekali keesokan harinya, para inisiat pergi ke
Dazhou untuk membeli bahan-bahan ini, dan kemudian menghubungi tim
penolong transportasi lokal untuk membantu dalam mengantar mereka esok
harinya. Tim transportasi harus mengambil jalan memutar melalui
jalan-jalan pegunungan. Saat mereka membeli bekal bantuan, ketulusan
dan kasih inisiat menyentuh siapa saja yang mereka temui, termasuk para
supir, pemilik toko dan pegawainya, yang semuanya dengan siap sedia
menawarkan diri untuk membantu dalam persiapan.
 |
Anggota tim pekerja membagikan bahan-bahan bantuan di
Wubao.
|
 |
Pada jam 5 pagi
tanggal 24 September, murid-murid menimbuni bahan-bahan pertolongan,
termasuk 1.000 selimut, 1.000 pasang sepatu dan 1.150 stel pakaian ke
dalam lima truk. Karena Perayaan Pertengahan Musim Gugur sudah dekat,
para inisiat juga menyiapkan tiga puluh kotak permen dan biskuit,
bersama dengan 3.000 kue bulan sebagai hadiah bagi para siswa di daerah
yang dilanda banjir. Walapun hujan deras, tim transportasi berangkat
pada pukul 7.00 pagi dan mengambil rute yang lebih pendek. Hujan lebat
yang tak mengenal belas kasih membuat perjalanan semakin sulit
untuk melewati arus air yang berlumpur dan penuh dengan batu. Pada
pukul 3.00 siang, para inisiat sampai di danau dekat Wubao dan menunggu
sebuah perahu yang sudah dijadwalkan untuk menjemput mereka. Mereka
basah kuyup, tetapi semangat mereka besar, dan semangat juang mereka
semakin bertambah saat pusat komando menelepon untuk memberitahu bahwa
tim transportasi telah tiba dengan selamat dan sedang menunggu mereka
untuk membagikan barang-barang.
Setelah menyelesaikan
pembagian bahan bantuan di Wubao, para inisiat tiba di pusat komando
dalam keadaan tubuh yang sedemikian menyedihkan sehingga staf pekerja
pusat sangatlah tersentuh dan dengan segera mengatur transportasi untuk
perjalanan pulang mereka. Saat itu sudah pukul setengah enam sore
ketika upacara pemberian barang yang diatur oleh pejabat setempat
selesai dan barang persediaan dibongkar. Para inisiat kemudian memulai
perjalanan pulang mereka, dengan berharap dapat melewati arus air yang
penuh lumpur sebelum gelap. Meskipun saat itu masih hujan, dengan
berkat dan kasih Guru, mereka sampai di jalan besar tepat sebelum
gelap, dan diantar dengan selamat dengan mobil yang diatur pemerintah
kembali ke rumah penginapan mereka.
Kesimpulan
Bagi para inisiat yang
turut serta dalam operasi pertolongan 2004 di Provinsi Sichuan,
kebenaran bahwa “lebih beruntung untuk memberi daripada menerima”
tertanam dengan kuat. Saudara dan saudari juga menjadi dewasa secara
rohani dan menyadari kebenaran yang hebat bahwa Tuhan mengatur
segalanya. Meskipun tidak banyak murid turut serta dalam operasi, Tuhan
terus-menerus mengatur orang yang paling sesuai untuk membantu mereka
pada waktu yang tepat sekali. Dengan demikian, di bawah bimbingan-Nya,
mereka melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tugas mereka, dengan
saling percaya, toleransi, semangat kelompok, dan kekuatan persatuan.
Rekan inisiat juga
menjadi sadar akan peningkatan kesadaran yang baru-baru ini terjadi di
Cina. Dari desa asli sampai daerah perkotaan, sebagian besar orang yang
mereka jumpai murni dan sederhana, dan selama operasi pertolongan,
keajaiban sering terjadi. Sebagai tambahan, saudara dan saudari semakin
sadar bahwa bencana kadang-kadang menimpa kita untuk membangunkan rasa
belas kasihan, nurani, dan kesadaran akan hakikat hidup manusia yang
hanya berlangsung sementara. Kejadian seperti ini merupakan suatu
peringatan bahwa hanya melalui latihan rohani kita baru sebenarnya
dapat terangkat dari penderitaan ke kebahagiaan, dan dapat melihat
Hakikat Ketuhanan diri kita.
Formosa |
Cina Daratan | India | Rusia | Grenada | Jamaika | Republik Dominika | Florida, AS | Panama | Jepang | Pengeluaran untuk Dana
Bantuan Bencana Global oleh Maha Guru Ching Hai, September dan Oktober
2004
|