Laporan Pertolongan pada Korban Angin Topan
di Florida, AS

Oleh Tim Penolong Florida (Asal dalam bahasa Inggris)
Baru-baru
ini Florida mengalami serangkaian angin topan yang tidak biasa dan
besifat merusak yang dimulai pada tanggal 13 Agustus 2004, ketika Angin
Topan Charley, salah satu badai yang paling kuat dalam sejarah,
langsung melewati negara bagian tersebut. Lalu, dengan mengejutkan para
ilmuwan dan peramal cuaca di seluruh dunia, tiga buah lagi angin topan
melanda Florida dalam urutan yang cepat, dan memuncak dengan Angin
Topan Jeanne pada tanggal 26 September. Wilayah tersebut belum pernah
sebelumnya mengalami begitu banyak angin topan yang hebat dalam satu
musim sehingga penduduk lokal merasa sangat gelisah dan bingung selama
masa ini.
 |
|
Guru kita yang penuh kasih, peduli dengan keselamatan para korban dan
meminta inisiat setempat untuk pergi ke daerah yang terkena untuk
menentukan kebutuhan yang diperlukan, dengan menekankan pada mereka
yang telah kehilangan rumah-rumah mereka dan memberitahu para
sukarelawan untuk menentukan apakah setiap orang memiliki tempat untuk
tinggal, apakah mereka sudah diurus oleh pemerintah atau organisasi
lain, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mereka.
Pada tanggal 27 September, kami berpisah
dalam tiga tim, berkendaraan ke berbagai bagian dari Florida dalam
jalur kerusakan Topan Jeanne, dan menemukan bahwa tempat yang paling
rusak parah adalah masyarakat pantai dan taman rumah mobil. Orang-orang
yang telah meninggalkan area ini karena angin topan, tiba-tiba
menemukan bahwa rumah-rumah mereka dalam keadaan hancur sebagian atau
seluruhnya. Mereka yang lebih beruntung dapat tinggal bersama dengan
teman-teman atau sanak famili di hotel, tetapi banyak yang terpaksa
mencari tempat berlindung yang disediakan oleh Palang Merah Amerika.
Kami mencoba untuk membawa kasih Guru kepada
korban yang kurang beruntung, tetapi Palang Merah tidak memperkenankan
kelompok lain mengunjungi tempat perlindungan mereka, sementara jalan
masuk ke rumah pantai yang rusak ditutup oleh tentara Amerika Serikat
untuk mencegah perampokan sehingga korban yang dapat kita tolong
langsung hanyalah mereka yang tinggal di taman rumah mobil.
Setelah berbicara dengan para korban, kami
mempelajari bahwa barang kebutuhan yang paling mendesak adalah kain
terpal untuk menutupi kerusakan dan kebocoran atap. Karena itu pada
tanggal 28 September lengkap dengan cukup kain terpal kami membagi diri
ke dalam rombongan-rombongan dan mulai memberikan bantuan pada korban
di Polk, Highlands, dan Daerah Indian River, dan sepanjang daerah
pesisir pantai sebelah utara Miami.
Pertama kami berhenti di komunitas pekerja
migran di Daerah Polk, kami langsung memberi para korban kain terpal
untuk menutupi atap mereka. Ketika mempelajari bahwa mereka membutuhkan
air, makanan, dan suplai kebutuhan rumah tangga, kemudian kami pergi
untuk membeli barang-barang tersebut. Pada saat kami selesai
berbelanja, saat itu sudah terlalu lambat untuk pergi tidur sehingga
kami naik mobil kembali ke komunitas tersebut, meditasi di mobil kami
selama satu setengah jam sampai matahari terbit dan kemudian membagikan
barang-barang tersebut.
Esok harinya, tanggal 29 September, tim
penolong naik mobil ke sebuah taman rumah mobil di West Palm Beach.
Ketika kami hampir sampai pada tempat tujuan kami, saat itu mulai
hujan, dan ketika kami sampai, hujan semakin deras, karena itu kami
mengenakan mantel hujan. Kami kemudian pergi dari pintu ke pintu
menawarkan barang kepada penghuni, yang dengan gembira menerima hadiah
tersebut, dan khususnya berterima kasih atas kain terpal yang amat
dibutuhkan. Banyak orang yang sangat tersentuh melihat kepedulian yang
ditunjukkan oleh para inisiat, yang bekerja dengan riang meskipun hujan.
Tim penolong kemudian berkumpul dan pergi ke
komunitas pekerja migran lain di Daerah Indian River di dekat pantai,
di mana sebuah misi Katholik sedang dipakai oleh pemerintah untuk
membagikan bahan bantuan. Saat di sana itulah kami bertemu dengan
seorang wanita yang paling luar biasa yang bernama Angelina, direktur
dari misi tersebut. Tidak seperti pejabat pemerintah dan gereja
lainnya, yang meminta kami untuk mengisi formulir dan membagikan suplai
di bawah kewewenangan gereja lokal yang ditunjuk, ia dengan segera
memanggil para keluarga yang menunggu di meja pemerintah untuk menuju
ke lapangan parkir untuk mengambil bahan bantuan langsung dari
mobil-mobil kami.
 |
|
|
Angelina bahkan berdiri di depan garis
antrian, membagi-bagikan buku contoh kepada penerima di tengah-tengah
Gerejanya! Saat itu merupakan saat yang sangat luar biasa. Pekerja
migran yang menerima barang sangatlah murni dan dengan segera menerima
kasih Guru. Lebih lagi, banyak orang yang berterima kasih pada kami
dengan ketulusan mendalam di mata mereka, tetapi saling memberi kasih
ini tidak dapat terjadi tanpa bantuan dari direktur misi yang suci.
Pada tanggal 30 September dan 1 Oktober,
kami memutuskan untuk berkonsentrasi pada banyak taman rumah mobil di
pantai Fort Pierce, di mana angin Topan Jeanne yang terkuat telah
menghantamnya. Di sana ada tujuh belas taman seperti itu di kawasan
tersebut, masing-masing dengan selusin sampai lebih dari ribuan rumah
sehingga kami memecah menjadi tiga tim lagi.
Saat itu, kain terpal plastik untuk menutupi
atap juga disediakan oleh Tentara, tetapi atap tersebut tidak tersedia
dengan serta merta karena para korban harus mengajukan aplikasi dengan
mengisi formulir yang panjang. Sementara itu, Badan Manajemen Keadaan
Darurat Federal (FEMA), dan kelompok lain mendirikan posko bantuan, di
mana orang dapat naik mobil untuk memperoleh air, es, dan suplai lain.
Akan tetapi, di satu posko seperti ini orang harus menunggu berjam-jam
dalam antrian yang panjang. Karena itu, kerika kami tiba untuk
menawarkan kain terpal, makanan, air, penolak nyamuk, kebutuhan
sehari-hari lainnya secara gratis, dan yang paling penting, kasih Guru,
para penerima merasa sangat berterima kasih dan tersentuh bahwa ada
orang lain yang amat peduli pada mereka.
Karena listrik masih padam di mayoritas
kawasan rumah mobil, kami hanya dapat mengunjungi sejumlah kecil taman
rumah mobil selama waktu siang hari. Karena itu, kami menginap di rumah
seorang inisiat di dekat itu dan melanjutkan kerja hari berikutnya.
Pemilik-pemilik rumah berkata bahwa aliran listrik telah pulih tepat
sebelum kami mengumumkan bahwa kami akan datang, sehingga memberi
mereka cukup waktu untuk menyiapkan makanan bagi siapa saja. Tampaknya
Guru telah mengetahui bahwa kami sedang lapar dan letih dan memutuskan
untuk mengatur sebuah tempat bagi kami untuk makan dan beristirahat.
Keesokan paginya, kami kembali membagi diri
ke dalam rombongan-rombongan dan meneruskan pekerjaan bantuan. Pada
salah satu daerah yang rusak kami menawarkan bahan bantuan kepada
seorang nenek cantik yang sedang merawat empat cucu. Meskipun keluarga
tersebut sangat lemah dari segi keuangan, tetapi mereka kaya dalam hal
kasih. Nenek tersebut dengan ramah menerima barang, dan memastikan
tidak mengambil lebih dari yang mereka butuhkan. Ia sangat tersentuh
dengan pertolongan kami, dan menyebut kami “malaikat Tuhan”. Ketika
kami bertanya apakah ia ingin sesuatu yang lain, nenek tersebut
tersenyum dan berkata, “Mengingat segala sesuatu yang telah terjadi,
kami telah belajar untuk memisahkan “keinginan” kami dari “kebutuhan”
kami."
Selanjutnya, setelah mengunjungi daerah yang
ditetapkan, rombongan berkumpul di suatu komunitas rumah mobil besar
untuk orang-orang tua yang menampung lebih dari 1.600 penghuni. Para
penghuni sangat senang melihat kami dan dengan gembira menerima bantuan
yang kami tawarkan, dan secara khusus sangat gembira untuk menerima air
dan es karena truk FEMA yang biasanya mengantar suplai ini tidak datang
pada hari itu. Salah seorang wanita yang megelola tempat itu berkata
bahwa barang-barang itu adalah kiriman dari Tuhan karena kami datang
pada saat mereka sangat membutuhkan bantuan. Sangat jelas bahwa para
penerima merasakan kasih Guru dengan sangat kuat karena mereka
menghujani saudara dan saudari dengan kasih. Mereka juga sangat
penasaran tentang aspek rohani dari kelompok kita dan terus-menerus
bertanya bagaimana mereka dapat menghubungi kami. Kemudian, di
tengah-tengah banyak pelukan dan ucapan selamat jalan yang menyedihkan,
kami pergi dengan enggan.
Keesokan hari, setelah menyaksikan layanan
listrik telah dipulihkan ke makin banyak daerah, dan pekerja dari FEMA,
kelompok lain, serta tentara makin bertambah untuk menolong para
korban, para inisiat memutuskan bahwa pekerjaan mereka telah selesai.
Melihat kembali pada empat minggu pekerjaan
pertolongan kami, kami pergi dengan banyak memori perjumpaan kasih di
seluruh Florida. Proyek pertolongan topan 2004 merupakan sebuah
kesempatan baik untuk berbagi kepedulian dan keprihatinan dengan para
tetangga kami, dan memberikan pengingat lain akan kasih-Nya yang tanpa
akhir bagi makhluk-makhluk yang menderita di mana saja. Lebih lagi,
pekerjaan tersebut berarti khususnya bagi kami karena berkat yang besar
yang Guru anugerahkan ke Florida di tahun-tahun ini saat bertempat
tinggal di sini. Pasti bukan kebetulan bahwa Florida mengalami
“pembersihan karma” yang dramatis ini selama Tahun Emas pertama dari
sejarah planet kita. Selamanya kita akan bersyukur pada Guru telah
memberikan kesempatan berharga ini pada kami untuk mengembangkan kasih
kami dan dikaruniai dengan berkat Tuhan.
Formosa |
Cina Daratan | India | Rusia | Grenada | Jamaika | Republik Dominika | Florida, AS | Panama | Jepang | Pengeluaran untuk Dana
Bantuan Bencana Global oleh Maha Guru Ching Hai, September dan Oktober
2004
|