Sri Lanka

Menyembuhkan Luka Jasmani dan Rohani

Oleh tim bantuan Formosa (Asal dalam bahasa Cina)

Di Sri Lanka, Tsunami Asia Selatan telah membunuh kurang lebih 40.000 orang dan menelantarkan jutaan orang di seluruh garis pantai di negara kepulauan itu, kecuali pada bagian barat laut.

Pada tanggal 28 Desember, tiga anggota tim bantuan dari Formosa tiba di Kolombo, Sri Lanka untuk mengidentifikasi jenis-jenis bantuan dan kebutuhan korban setempat, kemudian mulai berusaha membantu mereka. Hari berikutnya, para inisiat didampingi oleh siswa penghubung setempat mendatangi Palang Merah Internasional cabang Kolombo. Menurut analisa “Palang Merah”, banyak sarana umum yang porak-poranda seperti air, listrik, jalan dan komunikasi terputus. Selain itu, kendaraan yang menelusuri kawasan yang hancur itu harus membawa bahan bakar sendiri, karena pom bensin di distrik itu telah hancur oleh air bah.

Pada saat para inisiat memikirkan cara yang efisien untuk menyalurkan upaya bantuan darurat ke daerah yang sangat luas, Guru dengan tepat mengirimkan bantuan berupa sebuah tim besar yang terdiri dari anggota staf Perusahan Keuangan, tempat siswa penghubung lokal bekerja. Perusahan itu mempunyai lebih dari tiga puluh kantor cabang di seluruh Sri Lanka, dan Manager Umum G.D. Ratnapala menawarkan stafnya untuk diperbantukan dalam operasi bantuan itu. Para inisiat dan staf Perusahan Keuangan itu kemudian mengadakan rapat untuk membicarakan cara-cara yang efektif dalam mendistribusikan bantuan kepada para korban, dan para pekerja dikerahkan untuk menentukan tingkat kerusakan di berbagai komunitas. Para anggota staf Perusahan Keuangan juga membantu dalam pembelian persediaan medis, air bersih, dan bantuan perbekalan lain dengan harga grosir. Hal ini membuat para inisiat benar-benar takjub akan kekuatan Guru yang luar biasa!

Pada pagi hari tanggal 30 Desember, Para inisiat bergabung dengan kelompok lain dari rekan-rekan sepelatihan Formosa, dan di bawah petunjuk Bapak Ratnapala dan kawan-kawannya, kelompok itu menelusuri kota peristirahatan Hambantota yang rusak berat untuk mendistribusikan air minum dan peralatan medis yang dimuati dalam truk, serta mempelajari tingkat kerusakan di kawasan itu. Namun, baru saja bis dari tim itu mendekati kota, pengemudi itu langsung berputar balik dan menjauh dari pantai bersama dengan semua kendaraan lainnya di jalan raya. Pada saat itu juga, banyak orang yang berhamburan. Para inisiat Formosa kemudian mendengar dari siswa penghubung bahwa telah ada gempa lain dilepas pantai Indonesia berukuran 5.0 skala Richter, dan ketakutan akan tsunami lain telah menghantui para penduduk. Setelah mereka tenang, para murid merasakan keputusasaan penduduk setempat; hal ini membuat tim menjadi lebih bersemangat untuk melakukan operasi bantuan mereka dan menyampaikan kasih Guru kepada para korban.

Dalam upaya turut membantu, Bapak Harsha, seorang pemuda setempat yang ahli dalam seni grafis; bekerja hingga larut malam di studio fotonya, mempersiapkan kain spanduk yang ditempelkan foto Guru untuk digantungkan di kedua sisi bis tim bantuan. Pemuda itu dengan tegas menolak pembayaran atas karyanya; sebagai gantinya, ia diberi sebuah pisau Genggam Swiss sebagai hadiah dari para inisiat. Bapak Harsha juga menawarkan dirinya secara sukarela untuk membantu. Ia juga mengharapkan bisa diinisiasi ke dalam Metode Quan Yin setelah operasi itu selesai.


Pada pagi hari tanggal 31 Desember, tim bantuan mengunjungi Rumah Sakit Umum di Matara untuk menentukan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan. Rumah Sakit itu telah mencatat tambahan kebutuhan rumah sakit. Pengurus dan direktur rumah sakit itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai atas kepedulian dan bantuannya. Banyak penduduk setempat membantu membawakan air minum dan persediaan obat dari para inisiat untuk Rumah Sakit itu, dan setiap orang mencoba untuk mendapatkan satu dari foto-foto Guru dan sebuah salinan buku contoh. Pada saat itu mereka langsung membaca buku yang baru diterimanya. Cinta kasih dan welas asih Guru yang tanpa batas telah membawa banyak kesejukan kepada jiwa-jiwa yang haus!

 
Para rekan praktisi mengantar air minum dan peralatan medis kepada Rumah Sakit Umum di Matara.
 
Perawat dari Rumah Sakit Umum menemukan sebuah harta yang berharga dalam buku contoh Guru.
Para rekan praktisi membeli perlengkapan darurat. Di dalam truk terdapat sejumlah tangki air kecil yang dibutuhkan oleh para korban tsunami di Matara.

Rumah sakit itu membuat daftar barang-barang yang diperlukan, termasuk permen, mainan, buku gambar anak-anak, kasur, kulkas untuk menyimpan obat, darah, dan tangki air kecil. Tim kerja bantuan kemudian dibagi menjadi dua kelompok; yang pertama membeli barang-barang, dan lainnya dibantu oleh teman siswa penghubung, Bapak Tenison, memantau situsai sepanjang pantai. Kelompok kedua mengunjungi dua tempat penampungan sementara, di mana mereka dengan cepat memenuhi kebutuhan para korban akan makanan dan keperluan sehari-hari seperti minyak sayur, beras, garam, mi instan, bumbu, dan kentang. Setelah mendengar bahwa makanan itu untuk para korban bencana, pedagang grosir setempat segera menyuruh para pekerjanya untuk memuat barang-barang dengan cepat dan diantar ke dalam sebuah mobil pengangkut yang besar. Setelah siang hari, tim bantuan telah menyalurkan bantuan di tujuh ratus tempat pemampungan.

Kelompok inisiat lainnya mengurus barang-barang yang dibutuhkan oleh rumah sakit; di antaranya: lima ratus mainan, lima kulkas dan 38 tangki air. Karena toko persediaan barang setempat kehabisan stok, dua kelompok inisiat bertemu dan memutuskan kembali ke Kolombo untuk membeli barang-barang pokok dalam jumlah banyak.

Selama beberapa hari, rekan-rekan praktisi mencari setiap barang-barang persediaan dengan mengikuti saran-saran dari para inisiat setempat dan berdasarkan permintaan dari tempat-tempat penampungan sementara. Pemilik toko alat-alat listrik yang menyediakan kulkas untuk tim bantuan, bermurah hati menyumbangkan rumahnya sebagai pusat logistik dan tempat untuk istirahat. Para praktisi lalu menyadari bahwa segalanya berada di tangan Guru. Pada tanggal 5 Januari, penyaluran pertama dari kasur, sendal, dan material lainnya diantar ke rumah sakit. Sambil mencoba untuk menghibur mereka yang terluka, para inisiat juga mengunjungi bangsal ramai yang dipenuhi anak-anak untuk membagikan permen dan biskuit.

Saat siswa penghubung dan rekan praktisi membeli peralatan medis dari perusahan penyedia mesin teknologi medis di Kolombo; direktur perusahan dan para pengurusnya dapat merasakan ketulusan dari tim penolong. Mereka kemudian menyumbang Rs. 48.000 seharga dengan peralatan operasi sekali pakai untuk diberikan kepada rumah sakit bersama dengan barang-barang lainnya. Terlebih lagi, pada saat melakukan pembelian, tim bantuan diijinkan untuk memakai telepon perusahan dan mesin faksimile untuk berhubungan dengan para inisiat di Formosa.

Pada situasi lainnya, beberapa saudari pergi ke kota Kolombo untuk membeli barang kebersihan wanita, pakaian dalam, mainan dan barang-barang lainnya. Setelah lama mencarinya, hari mulai gelap dan tidak ada kendaraan yang ditemui. Pada saat itu, penjual barang dengan murah hati meminjamkan mobil van-nya untuk mengirimkan barang-barang tanpa biaya apa pun, hal ini mengungkapkan lagi kekuatan Ilahi Guru.

Para anggota tim bantuan dan pengemudi truk.

 Kemudian, para saudari dan saudara sekali lagi membentuk dua kelompok. Yang pertama mengunjungi tujuh tempat penampungan setempat untuk membagikan obat nyamuk bakar, kelambu nyamuk, alas plastik, seprai, barang pembersih wanita, pakaian dalam, sendal, persediaan obat bayi, mainan, alat mandi, bumbu kari, dan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan oleh para korban. Kelompok kedua mengantarkan peralatan medis dan obat ke Pangkalan Rumah Sakit di kawasan yang terkena kerusakan parah di Hambatota serta keperluan sehari-hari kepada perwakilan pemerintah. Beberapa tempat pengungsian dapat dicapai hanya setelah mendaki ratusan tanjakan. Maka diperlukan sejumlah waktu dan usaha untuk mengantar barang-barang bantuan yang besar jumlahnya. Namun, pemilik truk bukannya menambah biaya untuk waktu kerja seharian, beliau malah sebaliknya memberikan potongan harga kepada tim bantuan. Tindakan seperti ini menunjukkan bahwa walaupun orang menderita dari bencana alam terbesar abad ini, kehidupan dan pekerjaan mereka di kawasan yang terpengaruh dapat menyampaikan kasih tanpa pamrih dengan saling menolong dan mendukung satu sama lain.

Bapak Mario Melcher (kanan), kepala Yayasan Impian Anak, menunjukkan






surat terima kasih (gambar kanan) atas sumbangan dari Maha Guru Ching Hai.

Mario Melcher, ketua dari Yayasan Impian Anak (Children`s Dreams Foundation), yang bermarkas di salah satu tempat perlindungan yang dikunjungi oleh para inisiat, sangat tersentuh oleh belas kasih dan cinta kasih Guru; dia tidak membuang waktu untuk menulis sebuah surat penghargaan atas bantuan yang disumbangkan oleh Maha Guru Ching Hai. Bapak Melcher sangat terkesan karena rekan-rekan sepelatihan dari Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai mampu menyediakan bantuan persediaan ke tempat-tempat perlindungan terpencil dalam waktu yang singkat.

Setelah menyalurkan bantuan bagi para korban tsunami di sepanjang pantai Selatan Sri lanka, para praktisi juga membagikan peralatan medis seperti mesin ECG, nebulizer, peralatan diagnostik, tongkat penopang, selimut, kantung mayat dan kain bersih (penutup kasur) ke Rumah Sakit Ampala dan Panama yang berlokasi di pantai bagian timur.  

Selain itu, selama wawancara, Bapak Ratnapala, yang membantu para inisiat, menyampaikan apa yang ada di dalam hati orang-orangnya melalui pernyataan berikut ini:

Untunglah, Anda semua datang membantu dan mendampingi kami. Atas Kasih Guru kalian, kalian datang dan menolong kami. Sungguh hebat. Kami selamanya berterima kasih kepada kalian. Bukan hanya pertolongan materi yang kalian berikan kepada kami; tetapi juga cinta kasih universal yang meliputi semuanya, dan itu datang dari Guru kalian. Pertolongan datang bersama dengan kasih Tuhan, di mana pun kalian berada. Hal ini terjadi bagaikan secercah cahaya kecil. Cahaya itu sangat, sangat baik. Dan percikan itu adalah Kasih; ini adalah energi yang paling besar.

Kami berterima kasih kepada kalian dan Guru kalian atas kasih yang datang melalui sumbangan ini, yang seharusnya menjadi cinta kasih universal, karena ini berasal dari sumber yang Maha Kuasa. Jadi, sumber itu adalah Guru kalian. Hal itu datang dari Tuhan! Ia-lah asal dari seluruh energi alam semesta. Semua benda materi akan datang dan pergi. Bahkan badan kita akan datang dan pergi. Tetapi satu hal yang tetap, yaitu energi ini yang datang dari sebuah sumber seperti Guru kalian.

Kami membutuhkan semua berkah dan doa kalian karena negeri ini harus bangkit, semua orang harus bangkit. Dan untuk mencapai kebangkitan ini, mereka juga harus seperti Anda, mencari seorang Guru. Mereka harus mencari pencerahan yang ditunjukkan oleh Guru Anda. Mereka harus menemukan cinta kasih ini. Maka orang-orang itu seharusnya tidak hanya selamat dari malapetaka ini, mereka harus juga menghapus penderitaannya  di dalam. Penderitaan itu dari dalam. Hal itu bukan yang terjadi di luar. Maka saya harap kita semua dapat terhindar dari penderitaan itu.

Melalui operasi bantuan di Sri Lanka, para pekerja bantuan dari Formosa dapat merasakan ketulusan, kebajikan, semangat kasih sayang, dan kebersamaan dari masyarakat setempat seperti Bapak Ratnapala. Dan melalui petunjuk dan pengaturan Guru yang luar biasa dan terus-menerus, pekerjaan ini berjalan dengan lancar dan efisien. Demikian pula, pekerjaan ini telah menyadarkan rekan-rekan praktisi setempat untuk lebih menghargai kehidupan materi yang bersifat sementara; hal ini akhirnya membuat mereka yakin akan Jalan Quan Yin yang akan berkembang lebih kuat. Keluarga dan sahabat-sahabat mereka takjub melihat saudari dan saudara dari Formosa tiba di Sri Lanka dalam periode waktu yang singkat untuk menyediakan bantuan sesuai dengan ajaran Guru mengenai kasih dan belas kasihan kepada yang tidak beruntung. Banyak keluarga dan para sahabat dari rekan inisiat Sri Lanka, dan juga pekerja pembantu lokal, mengharapkan untuk diinisiasi ke dalam Metode Quan Yin, atau setidaknya menunjukkan ketertarikan besar dalam mempelajari lebih lanjut ajaran-ajaran Guru. Akhirnya, melalui usaha bantuan Tsunami Asian Selatan, tak terhitung banyaknya benih-benih spiritual yang ditabur di Sri Lanka.

Sri Lanka

Pengeluaran untuk Kegiatan Bantuan Tsunami oleh Maha Guru Ching Hai dan Asosiasi-Nya



Dengan segera setelah serangan Tsunami Samudra Hindia 2004, para praktisi dari Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai tiba di daerah-daaerah yang rusak di Asia Selatan dan Afrika Timur untuk memberikan bantuan dan menyampaikan kasih Guru  kepada para korban. Untuk laporan mengenai kegiatan ini, silakan kunjungi ke TV Internet kami, acara Perjalanan  Melalui Alam Estetis No. 124, 125 dan 126 di saluran hiburan CTi TV.

URL: http://www.Godsdirectcontact.org.tw/eng/hichannel/index.htm 
(narasi dalam bahasa Inggris dengan teks bahasa Cina)