Dunia Cerita

Saat Penuh Kedamaian

Oleh seorang murid penetap di Center Hsihu, Formosa (Asal dalam bahasa Cina)

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel berikut ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama tur ceramah Guru pada tahun 1992 di delapan negara di Timur Jauh dan Asia Tenggara. Setelah ceramah-Nya di Tokyo, Guru dan sekelompok murid biara beristirahat di bungalo kayu di luar kota. Suhu udara di sana mencapai di bawah tiga derajat Celsius. Pada suatu sore Guru membawa kami pergi berjalan-jalan di atas selimut salju putih yang tebal berkilau. Saat kami berjalan, kami mendengar suara desiran air pegunungan yang asli, memainkan sebuah simfoni yang indah di telinga. Setelah merasakan air yang dingin serta menyegarkan, kami menemukan tempat untuk duduk lalu menyelimuti tubuh kami dengan kantung tidur dan bermeditasi dalam pelukan Bunda Alam. Suasana yang damai segera meliputi sekelompok pengunjung Bumi, dan karena Guru adalah tamu Bumi yang paling agung, sebagai murid-murid-Nya kami sangat berbahagia karena dapat berbagi kemuliaan-Nya! Saat itu masih siang hari, tetapi bulan tergantung tinggi di langit biru yang cerah, dan saat kami memandangnya, kami menangkap bayangan seorang ibu yang dengan lembut dan penuh kasih memeluk bayinya. Sungguh menawan hati!

Malam itu, Guru pergi ke dapur untuk menyiapkan masakan spesial bagi anak-anak-Nya yang baik. Makanan itu terdiri dari nasi Jepang yang harum dan “Tahu Istri yang Baik” yang amat menarik (lihat catatan). Makanan itu kemudian disantap oleh para murid dalam waktu singkat. Saat sedang menikmati santapan Ilahi yang lezat, Guru menuturkan ucapan yang tidak biasa: “Sekarang, tak seorang pun dari kalian yang menyadari dengan siapa kalian menyantap hidangan ini. Saat saya meninggalkan dunia ini, makhluk dari seluruh planet hingga ke alam yang tertinggi akan menerima, menyambut, memuji, dan memuliakan saya!” Ini adalah pernyataan pribadi antara Guru dengan murid-murid-Nya, dan semua yang kami ketahui pada saat itu adalah bahwa Ia merupakan perwujudan dari rahmat dan kasih. Kami sama sekali tidak dapat menangkap arti sesungguhnya dari perkataan-Nya dengan pikiran awam kami. Hanya sekarang, setelah kita memasuki Zaman Keemasan, barulah kami menyadari bahwa Ia adalah Guru Agung dari semua Guru dan Orang Suci di sepanjang abad. Dan hanya sekarang kita dapat memahami keagungan dari Guru kita, Yang datang dari alam yang paling mulia.

Kemudian pada malam itu, kami semua memandang ke luar jendela bungalo dan mengamati tontonan menakjubkan dari sebuah halo yang sangat besar di sekeliling bulan yang didampingi oleh beberapa bintang. Pada saat itu kami merasa bahwa kami dan Guru telah disatukan oleh kasih Ilahi. Kemudian, dalam waktu sepuluh menit lebih, Guru mengabadikan pemandangan yang luar biasa ini ke dalam sebuah lukisan pastel sehingga umat manusia dapat menikmatinya di masa mendatang.

Pengalaman dengan Guru di bungalo Jepang benar-benar menenteramkan, nyata, indah, dan mencerminkan rahmat-Nya yang luar biasa. Maka, bersama kata-kata ini saya hendak mengungkapkan rasa syukur: Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Tinggi yang telah menganugerahkan berkat-Nya yang sempurna kepada semua makhluk hidup di Bumi ini melalui Anda – Maha Guru Ching Hai!

Penutup: Pada malam hari setelah artikel ini diselesaikan, penulis dengan tidak sengaja mendengarkan CD ceramah Guru – Kekuatan Berpikir Positif dimana Guru dan murid-murid-Nya berdiskusi tentang wajah bulan yang menakjubkan di malam tenteram itu di Jepang!

Catatan: Resep Guru untuk “Tahu Istri yang Baik” ada di Buku Masak Dapur Surgawi Volume Pertama.