Dunia Cerita
Cerita Tentang Tahun-Tahun Awal
Oleh saudari-inisiat Ruan Li-yu,
Taipei, Formosa (Asal dalam bahasa Cina)
Hati yang Tidak Membeda-bedakan
Suatu
hari di tahun-tahun awal saat Guru tinggal di Sindian, saudara yang
bertanggung jawab atas dapur memberitahu saya, “Guru tidak suka memakan
makanan ini-dan-itu.” Lalu, beberapa hari kemudian, ketika Guru sedang
bercakap-cakap dengan sekelompok murid, saya bertanya kepada-Nya,
“Saudara Tsai berkata bahwa Anda tidak suka memakan makanan
ini-dan-itu. Apakah itu benar?” Lalu Guru menjawab, “Kalau ada makanan
yang tidak saya suka, kamu boleh membuang saya ke dalam parit yang
besar di luar!"
Jawaban Guru mengingatkan saya akan
bagian berikut ini dari sutra Buddhis mengenai sifat alami dari Orang
Suci yang tercerahkan: “Tak ada diskriminasi atau hati yang
membeda-bedakan yang muncul terhadap semua Ciptaan.” Dengan demikian,
bagi makhluk seperti ini, lima panca indra hanya alat untuk merasakan
dan mengerti dunia. Tidak seperti manusia biasa, Orang Suci tidak
mencampur pengalaman-Nya dengan emosi apa pun yang berhubungan dengan
suka atau tidak suka, atau keterikatan kepada indra. Maka, meskipun
ceramah-ceramah Guru sederhana dan mudah dimengerti, dan Ia jarang
mengutip bait-bait kitab suci, perilaku-Nya betul-betul sesuai dengan
kualitas makhluk yang tercerahkan seperti yang digambarkan dalam sutra
Buddhis. Sungguh tidak berlebihan jika kita menyebut-Nya sebagai “kitab
suci yang hidup”.♥
Pelopor Perlindungan Lingkungan
Mungkin
Guru merasakan tangis kesedihan dari ikan dan udang yang hidup di parit
saluran air di luar rumah-Nya yang telah disebutkan di atas. Karena
pada suatu hari Ia tiba-tiba mengadakan sebuah pertemuan dengan
murid-murid Sindian dan mengumumkan, “Mulai hari ini dan seterusnya,
kita akan berhenti menggunakan detergen yang beracun. Bila kalian
meracuni makhluk hidup apa pun hari ini, kalian harus kembali untuk
menyembuhkan mereka nantinya!” Dengan demikian, kami mulai menggunakan
abu gosok saja untuk membersihkan peralatan masak dan berhenti
menggunakan peralatan makan sekali pakai.
Pada peristiwa
yang lain, Guru berkata dengan penuh perasaan, “Manusia telah
menggunakan banyak sekali bahan kimia dan melakukan begitu banyak uji
coba bom nuklir sehingga sebuah lubang telah muncul di lapisan
pelindung Bumi. Maka, banyak kekuatan negatif dari planet-planet lain
telah menembus atmosfer planet kita dan menimbulkan banyak penyakit
yang sulit disembuhkan. Judi dan semua jenis bencana juga telah
meningkat.” Sebulan kemudian, jaringan media internasional melaporkan,
“Ada sebuah lubang besar di lapisan ozon Bumi, yang telah membuat
radiasi dari luar angkasa masuk ke Bumi sehingga menyebabkan
meningkatnya jumlah penderita kanker setiap tahun. Para ilmuwan bekerja
keras memikirkan cara untuk mengatasinya!”
Begitu
membaca berita ini, saya bergegas ke Sindian untuk melapor kepada Guru,
“Guru! Kata-kata Anda telah dibuktikan. Para ilmuwan telah menemukan
bahwa lapisan pelindung Bumi telah bocor.” Dan Ia menjawab, “Praktisi
rohani tahu banyak hal tanpa harus membaca berita.”
Sungguh,
konsep perlindungan lingkungan yang dianut oleh Guru dihasilkan dari
kebijaksanaan batin-Nya. Ketika seseorang telah mencapai kesempurnaan
dalam pengembangan rohani, ia menjadi mahatahu.♥
Guru yang Mahatahu
Sekitar
waktu yang bersamaan, seorang saudari-inisiat telah dipukuli oleh
suaminya lalu pergi ke Sindian untuk memberitahukan Guru mengenai
masalahnya. Sambil duduk di sebelah saudari ini, saya berkata dengan
simpatik: “Saya beruntung! Meskipun suami saya menentang pencarian saya
akan latihan rohani, dia tidak akan pernah memukul saya.“ Mengenai hal
ini, Guru menjawab, “Situasimu berbeda dengan dia. Suamimu adalah
seorang pemandu wisata yang hanya pulang ke rumah sekali setiap empat
hari. Jadi, tentu saja dia hanya berkata bagaimana dia merindukanmu.”
Saya terheran dan berpikir, “Bagaimana Guru tahu kalau suami saya
seorang pemandu wisata? Ia bahkan tahu kalau suami saya hanya pulang ke
rumah sekali dalam empat hari!”
Banyak kejadian serupa
terjadi sewaktu Guru tinggal di Sindian, dan dalam percakapan saya
dengan-Nya, saya menemukan bahwa Ia mengetahui banyak detail kehidupan
pribadi saya tanpa harus mendengarnya dari saya; seperti kapan saya
mencuci rambut di salon, jam berapa saya bangun di pagi hari untuk
bermeditasi, apa yang saya katakan kepada murid-murid saya di sekolah
tempat saya mengajar, dan lain-lain.
Setelah begitu
banyak pengalaman seperti ini, suatu hari saya tidak dapat lagi menahan
rasa ingin tahu saya dan bertanya, ”Guru! Berapa banyak hal yang Anda
ketahui?“ Dan Ia menjawab dengan nakal, “Saya memiliki sebuah
sakelar kendali yang saya nyalakan bila saya ingin mengetahui sesuatu,
dan matikan bila saya tidak ingin tahu!”
Hal ini
berkaitan dengan pernyataan berikut ini di dalam kitab suci Buddhis:
“Sang Buddha mengetahui semua pikiran yang berbeda-beda dari semua
makhluk hidup.” (Sutra Intan, Bab Penyatuan dengan Yang Satu, Alinea
18). Dengan demikian, seorang Suci yang tercerahkan satu dengan semua
Ciptaan, dan setiap orang menjadi tembus pandang di hadapan Guru.♥
|