Perkembangan Positif di Bumi

 
 
Irlandia Utara
 
 

 

Perubahan yang Berarti
Di Seluruh Dunia

 

Perkembangan Perdamaian yang Bersejarah
di Irlandia Utara

Oleh Grup Berita Dublin (Asal dalam bahasa Inggris)

Pada tanggal 28 Juli 2005 terjadi perkembangan bersejarah untuk perdamaian di Irlandia Utara ketika Tentara Republik Irlandia (IRA) secara resmi mendeklarasikan berakhirnya konflik bersenjata tiga dekade dengan Inggris di Irlandia Utara dan berikrar untuk mencapai persatuan Irlandia dengan cara yang damai. Pemimpin Inggris dan Irlandia berharap bahwa pernyataan yang disampaikan dalam perundingan antara perwakilan politik IRA dengan pejabat-pejabat di London dan Dublin ini akan membawa perdamaian dan menjadi akhir dari 30 tahun kekerasan yang dikenal sebagai “The Troubles” (Kekacauan)  yang telah membunuh lebih dari 3600 orang Katolik dan Protestan sejak tahun 1969.

Sejak deklarasi perdamaian dibuat, perseturuan antara Irlandia Utara dan Selatan menjadi masa lalu. Tetangga-tetangga yang pernah menjadi musuh karena berpihak pada salah satu pihak politik, sekarang menjadi teman lagi. Penganut agama Katolik dan Protestan juga telah menurunkan bendera dan berbagai simbol agama agar tidak menyinggung perasaan tetangga mereka. Juga, pada tanggal 24 April 2006, para pemimpin politik dari Partai Demokratik Bersatu (DUP) di Irlandia Utara untuk pertama kalinya dalam sejarah mengambil bagian dalam diskusi antar pemerintah untuk membawa damai ke Utara yang sedang berjuang.

Ini adalah tanda-tanda mencairnya kebekuan. Semua orang baik di Utara dan Selatan menghendaki rekonsiliasi dan perdamaian lebih dari sebelumnya.


 

 
 
Spanyol
 
 

ETA Mendeklarasikan
Gencatan Senjata Permanen

Oleh Pablo Monedeor, Madrid, Spanyol
(Asal dalam bahasa Spanyol)

 

Pada tahun 1936, perang sipil di Spanyol memunculkan kediktatoran (Franco 1939-1975). Setelah itu, gerakan separatis terbentuk di utara Spanyol. Gerakan ini menamakan  dirinya ETA (Euskadi ta Askatasuna – berarti ‘Tanah Air dan Kemerdekaan’). Sejak itu, kelompok ini terus-menerus melakukan serangan di seluruh pelosok negeri itu sampai kini.

Akan tetapi, pada awal tahun 2004, ETA memberikan indikasi bahwa mereka sedang mempertimbangkan gencatan senjata, dan pada tanggal 23 Maret 2006, kelompok ini mengumumkan bahwa mereka hendak menghentikan kekerasan. Deklarasi di Spanyol ini, selain merupakan berita baik, juga membantu pemerintah secara keseluruhan karena para pemimpin yang bertanggung jawab akan masalah ini sekarang menerima dukungan dan aliansi dari partai politik lainnya, meskipun mereka memiliki pandangan politik yang berbeda.

Seperti yang dikatakan oleh Maha Guru Ching Hai dalam kunjungannya ke Madrid, Spanyol, 5 Mei 1999, “Hanya  pencerahan yang dapat memusnahkan kegelapan batin. Hanya Cinta Kasih Tuhan yang dapat menghilangkan kebencian. Hanya persaudaraan sejati dapat melarutkan konflik dan perbedaan pendapat di antara saudara-saudari kita...Bantulah Saya. Bawakanlah Cinta Kasih Tuhan ke planet ini. Bantulah Saya untuk berdoa bersama dalam keheningan untuk mengenal Tuhan, untuk membawa Cinta Kasih-Nya dan Kerajaan Tuhan ke planet ini.” Kita semua sangat gembira saat melihat persaudaraan sejati yang terbentuk karena karunia Tuhan. 


 

 
 
Sri Lanka
 
 

 

Menuju Perdamaian

Oleh Grup Berita Formosa

Selama 20 tahun terakhir, Sri Lanka terjebak dalam perang saudara antara dua golongan: Sinhale dan Tamil. Kurang lebih 64.000 orang meninggal di kedua belah pihak dan 700.000 warga sipil kehilangan tempat tinggal. Pada akhir tahun 1999 sampai awal 2000,  para ‘Macan Tamil’ menyerang dan meledakkan beberapa bom bunuh diri di ibu kota Kolombo. Sebagai hasilnya, seluruh tentara berpatroli dan memeriksa orang-orang yang lewat di semua tempat sehingga menimbulkan kepanikan dan kecemasan di seluruh negara.

Pada waktu jam malam dan krisis, Guru tiba di Kolombo pada tahun 2000 dan memberikan ceramah terbuka. Banyak pencari Kebenaran yang datang dan menyambut Guru meskipun ada ancaman keselamatan bagi diri mereka. Sejak itu, konflik mulai mereda dan komunitas internasional mulai memberikan perhatian kepada pulau ini. Sebagai contoh, pada tahun 2002, Norwegia menjadi penengah dan membantu kedua kubu untuk mencapai persetujuan gencatan senjata, sehingga mereka dapat memulai negosiasi. Pada bulan Februari 2006, kedua belah pihak bertemu di Jenewa untuk membicarakan perdamaian tahap awal.

Meskipun beberapa ekstremis tidak menghendaki berlanjutnya perundingan perdamaian dan mencoba memperpanjang konflik, kedua belah pihak masih tetap ingin berdamai. Mereka berharap agar perundingan selanjutnya dapat berlangsung dengan lancar, karena situasi telah menjadi lebih aman dan stabil. 

Catatan dari editor:
* Walaupun proses perdamaian masih berlangsung, kami menulis artikel ini untuk mendukung harapan Sri Lanka demi masa depan yang lebih harmonis!

Beritahu teman tentang artikel ini