Tetesan dari Lautan CInta Kasih

Menyampaikan

Cinta Kasih Tuhan

 Oleh Grup Berita Brisbane , Australia (Asal dalam bahasa Inggris)

 


Pada suatu pagi yang dingin, seorang saudara-inisiat yang kebetulan menjadi supir bus di kota Brisbane berhenti di salah satu halte bus. Dia sudah di akhir trayeknya dan hendak beristirahat untuk trayek berikutnya.

Pada suatu pagi yang dingin, seorang saudara-inisiat yang kebetulan menjadi supir bus di kota Brisbane berhenti di salah satu halte bus. Dia sudah di akhir trayeknya dan hendak beristirahat untuk trayek berikutnya. Di pintu gerbang salah satu gedung kota, dia memperhatikan seorang pria sedang tidur dengan satu selimut saja. Segera dihampirinya pria ini dan berkata dengan ringan, “Tidur di luar?” Pria tersebut menjawab sambil bergurau, “Ya, berkemah.” Setelah mengobrol sebentar, saudara-inisiat itu menemukan bahwa pria ini sedang mengalami masalah keluarga dan harus meninggalkan rumahnya. Dia tidak punya uang dan tidak ada tempat untuk berteduh sehingga ia harus tidur di jalan.

Selama percakapan, terlihat jelas bahwa pria ini tidak mempunyai rasa percaya diri, sehingga saudara-inisiat kita berusaha untuk memberikan dukungan sebisa mungkin. Dia juga mengetahui bahwa meskipun pria ini mempunyai pekerjaan, upahnya tidak dapat diterimanya sampai beberapa hari lagi. Jadi, selain tidak punya tempat berteduh, pria ini juga tidak punya uang untuk membeli makanan ataupun untuk membeli pakaian hangat. Maka, saudara-inisiat tersebut memberikan semua uangnya yang ada, yaitu sebanyak 20 dolar Australia.

Pria itu sangat gembira dan berterima kasih. Tidak henti-hentinya dia berterima kasih kepada saudara-inisiat tersebut dan berkata bahwa dia akan membayarnya kembali. Saudara-inisiat kita mengatakan tidak usah khawatir untuk mengembalikan uangnya. Bila dia hendak benar-benar mengembalikan 20 dolar itu, dia dapat menyumbangkan dan beramal begitu dia mempunyai uang dan berbuat yang sama kepada orang lain.

Sekitar seminggu kemudian, pada suatu pagi, saudara-inisiat kita melihat pria ini di halte bus yang sama. Kali ini pria ini sudah bercukur rapi, mengenakan pakaian yang rapi, dan hendak berangkat bekerja. Dia memberitahu apa telah dia lakukan dengan 20 dolarnya. Dia membeli makanan, pakaian, dan selimut dari St Vincet (organisasi sosial) untuk membantu dia melalui beberapa hari sampai dia mendapatkan upahnya.

Setelah urusan sehari-harinya beres, dia berbuat hal yang sama kepada orang lain! Dia memberikan $20 kepada seseorang yang sedang membutuhkan dan mengatakan bahwa dia diberikan $20 pada waktu dia sangat membutuhkan, dan diberi tahu untuk melakukan hal yang sama ketika dia sudah mampu melakukannya. Jadi, dia meminta orang ini untuk melakukan hal yang sama dan dijawab dengan positif “Ya.”

Saudara-inisiat tersebut sangat tersentuh dengan pria ini karena dia menyadari dengan membantu orang lain, dia telah menyampaikan kasih Tuhan, menemukan rasa percaya dirinya, dan sangat berbahagia dapat menolong orang lain. Dari seorang pengemis saat dia sedang putus asa, dia telah menjadi orang terkaya di dunia karena dia telah memperkaya jiwanya.