Pada suatu pagi yang dingin, seorang
saudara-inisiat yang kebetulan menjadi supir bus di kota Brisbane
berhenti di salah satu halte bus. Dia sudah di akhir trayeknya dan
hendak beristirahat untuk trayek berikutnya.
Pada suatu pagi yang dingin, seorang
saudara-inisiat yang kebetulan menjadi supir bus di kota Brisbane
berhenti di salah satu halte bus. Dia sudah di akhir trayeknya dan
hendak beristirahat untuk trayek berikutnya. Di pintu gerbang salah
satu gedung kota, dia memperhatikan seorang pria sedang tidur dengan
satu selimut saja. Segera dihampirinya pria ini dan berkata dengan
ringan, “Tidur di luar?” Pria tersebut menjawab sambil bergurau, “Ya,
berkemah.” Setelah mengobrol sebentar, saudara-inisiat itu menemukan
bahwa pria ini sedang mengalami masalah keluarga dan harus meninggalkan
rumahnya. Dia tidak punya uang dan tidak ada tempat untuk berteduh
sehingga ia harus tidur di jalan.
Selama percakapan, terlihat jelas bahwa pria
ini tidak mempunyai rasa percaya diri, sehingga saudara-inisiat kita
berusaha untuk memberikan dukungan sebisa mungkin. Dia juga mengetahui
bahwa meskipun pria ini mempunyai pekerjaan, upahnya tidak dapat
diterimanya sampai beberapa hari lagi. Jadi, selain tidak punya tempat
berteduh, pria ini juga tidak punya uang untuk membeli makanan ataupun
untuk membeli pakaian hangat. Maka, saudara-inisiat tersebut memberikan
semua uangnya yang ada, yaitu sebanyak 20 dolar Australia.
Pria itu sangat gembira dan berterima kasih.
Tidak henti-hentinya dia berterima kasih kepada saudara-inisiat
tersebut dan berkata bahwa dia akan membayarnya kembali.
Saudara-inisiat kita mengatakan tidak usah khawatir untuk mengembalikan
uangnya. Bila dia hendak benar-benar mengembalikan 20 dolar itu, dia
dapat menyumbangkan dan beramal begitu dia mempunyai uang dan berbuat
yang sama kepada orang lain.
Sekitar seminggu kemudian, pada suatu pagi,
saudara-inisiat kita melihat pria ini di halte bus yang sama. Kali ini
pria ini sudah bercukur rapi, mengenakan pakaian yang rapi, dan hendak
berangkat bekerja. Dia memberitahu apa telah dia lakukan dengan 20
dolarnya. Dia membeli makanan, pakaian, dan selimut dari St Vincet
(organisasi sosial) untuk membantu dia melalui beberapa hari sampai dia
mendapatkan upahnya.
Setelah urusan sehari-harinya beres, dia
berbuat hal yang sama kepada orang lain! Dia memberikan $20 kepada
seseorang yang sedang membutuhkan dan mengatakan bahwa dia diberikan
$20 pada waktu dia sangat membutuhkan, dan diberi tahu untuk melakukan
hal yang sama ketika dia sudah mampu melakukannya. Jadi, dia meminta
orang ini untuk melakukan hal yang sama dan dijawab dengan positif
“Ya.”
Saudara-inisiat tersebut sangat tersentuh
dengan pria ini karena dia menyadari dengan membantu orang lain, dia
telah menyampaikan kasih Tuhan, menemukan rasa percaya dirinya, dan
sangat berbahagia dapat menolong orang lain. Dari seorang pengemis saat
dia sedang putus asa, dia telah menjadi orang terkaya di dunia karena
dia telah memperkaya jiwanya.
|