Materi bantuan diterima oleh staff pemerintah setempat

Pada tanggal 25 November 2007, gempa bumi dengan kekuatan 6,5 Skala Richer terjadi di Kepulauan Sumbawa, Indonesia dan menyebabkan banyak korban meninggal, luka-luka, serta mendatangkan penderitaan bagi lebih dari 30.000 orang jiwa di 27 desa.

Kuatir akan keadaan para korban, Guru segera memberi US$5.000 untuk membantu program pemulihan. Para inisiat dari Center Jakarta dan Bali segera membentuk tim, termasuk dua orang dokter bersama dengan kontribusi finansial untuk terbang ke Kota Bima di Sumbawa pada tanggal 4 Desember.

Begitu tiba, mereka membeli 4.000 kg beras, 300 kotak mie instant, dan 100 terpal yang mereka bawa ke posko Palang Merah di Dompu, daerah yang paling memerlukan bantuan. Di posko itu mereka mencari informasi mengenai daerah yang terkena dampak bencana serta menata bantuan dalam paket kecil untuk mempermudah pembagian pada keesokan harinya. Pada tanggal 5 dan 6, dengan ditemani oleh Palang Merah, relawan, polisi, satu ambulans, dan tiga kendaraan Palang Merah Indonesia, para inisiat mulai membagikan paket bantuan sebanyak dua truk penuh di tujuh desa. Selain membagikan makanan dan kebutuhan sehari-hari, tim pemulihan juga memberikan layanan medis gratis yang sangat dibutuhkan. Sebagai tambahan, mereka juga memberikan 200 sak semen melalui Palang Merah Indonesia untuk renovasi bangunan sekolah di Kelurahan Kilo.

 

Layanan medis sangat dibutuhkan	200 sak semen untuk merenovasi gedung sekolah melalui Palang Merah Indonesia.
Malam perpisahan dengan anggota Palang Merah Indonesia dan penduduk setempat	Anggota Palang Merah membawa publikasi Guru dengan seksama.

 

Selama pekerjaan bantuan, para inisiat juga mengambil kesempatan untuk memperkenalkan ajaran Guru. Sebagai contoh, pada saat membungkus paket bantuan, mereka juga memberikan buku contoh Guru kepada anggota Palang Merah, relawan, serta polisi. Setelah membacanya, mereka merasa sangat tersentuh dengan pesan kasih di dalamnya. Salah seorang polisi membaca dengan serius hingga ia melupakan tugasnya. Pada acara perpisahan di malam terakhir, beberapa inisiat menjawab semua pertanyaan mereka mengenai vegetarian serta Meditasi Cahaya dan Suara. Beberapa orang terlihat sangat tertarik dengan diet vegetarian.

Para inisiat sangat berterima kasih karena bisa mendapat kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kasih mereka melalui misi ini serta berbagi cinta kasih Tuhan kepada korban bencana di Pulau Sumbawa.

Expenditures by Supreme Master Ching Hai and Her International Association for Earthquake Relief Work at NTB, East Indonesia

<<	Daftar Isi	>>
Beritahu teman