Laporan Khusus

Retret Akhir Tahun yang Penuh dengan Rahmat Surgawi

 
Oleh seorang rekan inisiat di China (Asal bahasa China)

Dengan rahmat Guru yang tak terhingga, mulai bulan Desember, Tahun Emas 5 (2008), rekan inisiat di seluruh dunia mempunyai kesempatan untuk menghadiri sesi retret empat hari di Center Saint Martin di Prancis untuk berdoa bagi perdamaian dunia dan membantu mengangkat kesadaran dunia.

Rekan-rekan inisiat kami mengikuti sesi tanggal 15 sampai 18 Desember. Selama masa ini, Guru datang untuk memberkahi kami setiap hari, menyentuh dahi kami masing-masing untuk mengingatkan kami akan mata kebijaksanaan, mentransmisikan kasih-Nya yang sangat besar. Pada malam pertama, Guru menceritakan sebuah kisah tentang Guru Sufi Muslim kepada kami. Pesan cerita itu adalah Guru-Guru tercerahkan tidak selalu menanggapi permintaan para murid, bukan karena Mereka kurang kuat untuk melakukannya, tetapi karena Mereka mempunya misi yang lebih besar untuk diselesaikan. Kadang kala bisa juga karena permintaan itu tidak baik bagi murid itu atau kerja kekuatan Guru tidak bisa diterima oleh kita. Guru selanjutnya mengingatkan kita untuk senantiasa bersyukur di dalam hati. Semakin sering kita merasa bersyukur, semakin banyak keajaiban yang akan terjadi, menghasilkan siklus transformatif. Keajaiban tak terhitung banyaknya bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, dan jika kita terus membuka mata kita dengan lebar, kita akan dapat melihatnya. Dan walaupun Tuhan tidak butuh kita untuk bersyukur kepada-Nya, tetapi rasa syukur kita yang paling menguntungkan diri kita.

Berbicara tentang peristiwa lainnya, Guru berbicara tentang pentingnya vegetarisme dan berkata bahwa jika kita salah membeli makanan yang mengandung bahan hewani, kita bisa menguburnya atau membuangnya saja daripada memberikannya kepada orang yang bukan vegetarian. Ia berkata bahwa Ia sering membeli makanan vegetarian yang lezat untuk diberikan bersama brosur ke orang luar. Lalu mereka akan merasakan bahwa makanan vegetarian itu lezat dan mau membeli lagi dan menjadikannya kebiasaan untuk berbuat demikian.

Guru sangat senang mengetahui bahwa beberapa rekan inisiat membuat makanan kotak vegetarian untuk dijual kepada orang luar. Ia berkata bahwa ini adalah metode yang baik karena tidak perlu modal yang besar untuk memulai. Namun, kita harus memastikan bahwa makanan itu lezat, bersih, dan terjangkau, dengan demikian kita baru akan mendapat banyak pelanggan, dan banyak orang akan mempunyai kesempatan untuk merasakan dan memahami lebih banyak tentang pola makan vegetarian.

Guru menasihati kami untuk belajar cara menanam hasil bumi seperti kentang, ubi, ketimun, dan semangka, yang relatif mudah untuk ditanam, mempunyai siklus panen yang pendek, dan tidak butuh banyak air untuk irigasi. Di masa depan, kita bisa berbagi hasil panen kita dengan orang-orang yang butuh makanan. Praktisi Metode Quan Yin sudah pasti tidak akan mati kelaparan, karena kita mempunya berkah yang amat besar dari Tuhan. Guru ingin kita bersiap-siap untuk masa depan, sehingga andai kata kita tidak punya makanan, kita masih bisa memperoleh cukup bahan gizi dari kekuatan mendukung kehidupan dari alam semesta. Kuncinya adalah kita harus punya keyakian kpada Tuhan. Guru berkata bahwa hidup atau mati bukanlah masalah bagi kita, kuncinya adalah cara kita hidup dan cara kita mati. Saat kita masih hidup, kita seharusnya menjalani hidup yang penuh semangat. Saat kita mati, kita seharusnya pergi dalam damai.

Meskipun waktu kami tinggal di Center St. Martin terbatas dan saat-saat yang kami nikmati bersama Guru singkat, kami merasa sangat beruntung karena telah diberkahi oleh kehadiran Guru. Selanjutnya, kami bermeditasi siang dan malam dengan rajin, yang memberi kami peningkatan yang tinggi bagi tubuh, pikiran, dan jiwa. Dipenuhi dengan rasa syukur, kami semua kembali ke rumah, sungguh-sungguh berbagi berkah Guru yang tak terhingga dengan dunia ini dan berusaha sebisa-bisanya untuk membantu menyelamatkan Bumi ini.