Pada tanggal 18 Januari 2003, lima
ratus tiga puluh rumah hancur, empat orang tewas, dan banyak lagi yang
terbakar saat berusaha menyelamatkan kediaman mereka selama kebakaran
semak yang menghanguskan di Canberra, ibu kota Australia, tetapi
ibu saya dan rumahnya selamat secara ajaib dari kobaran api ini!
Bagaimana itu terjadi, hanya dapat dikatakan sebagai campur tangan Ilahi
Pada
tanggal 18 Januari pukul 9:00 pagi, ibu saya menelpon dari rumahnya di
Duffy, di pinggir kota Canberra. Tidak biasanya ia menelpon saya
pagi-pagi sekali dan saya merasa heran. "Tolong datang dan jemput saya
dan bawa saya kemana saja," ia berkata. "Ke mana ibu hendak pergi?"
tanya suami saya, mengetahui bahwa ibu saya tidak pernah suka
meninggalkan rumahnya, terutama pada akhir pekan. "Saya tidak peduli,
bawa saya kemana saja," jawabnya.
Suami
saya lalu pergi menjemputnya, dan ketika mereka tiba kembali di rumah
saya, saya bertanya kepadanya, "Ma, ada apa? Apakah engkau sakit atau
sesuatu?" "Tidak," ia berkata, "Saya hanya merasa bahwa saya harus
datang ke rumahmu hari ini." Kami menjadi tenang dan berpikir bahwa
segala sesuatu baik-baik saja. Tetapi setelah makan siang, saya
memperhatikan bahwa ibu terlihat agak murung. Ia memberitahu saya bahwa
ia ingin kembali ke rumahnya, karena ia punya perasaan khawatir
mengenai rumahnya.
Saat
kami berbicara tentang kembali ke Duffy, telepon berdering. Itu dari
perwakilan Palang Merah yang merawat ibu saya. Dia menyuruh saya untuk
membawa ibu keluar dari Duffy, karena kebakaran semak menjadi sangat
berbahaya mendekati pinggir kota. Kami baru saja selesai bicara kepada
perwakilan Palang Merah itu, kemudian telepon berbunyi lagi. Itu dari
anak perempuan saya, Ildiko, ia berkata, "Ma, hidupkan radio dan
dengarkan berita" karena kebakaran semak sudah mencapai Duffy. Segera
setelah saya meletakkan telepon, anak lelaki saya Arpad mengetuk pintu
dan sewaktu saya membuka pintu, dia berkata, "Ma, Duffy dalam bahaya.
Kita harus ke rumah nenek dan menjemputnya."
Ibu
saya masih bersikeras pulang ke rumah untuk mendapat pengobatannya
sehingga pada pukul 3:00 siang suami saya membawanya masuk ke dalam
mobil dan berangkat, tetapi saat mereka sampai di jalan raya yang
menuju Duffy, api telah mengamuk. Asapnya sangat tebal sehingga membuat
lampu-lampu jalan menyala secara otomatis, dan jarak pandang hanya 10
meter. Sisi jalan raya yang berlawanan semuanya menyala, dan segala
sesuatunya terbakar - pohon, rumput, rumah. Suami saya lalu balik
kembali dikarenakan api dan asap itu.
Selanjutnya,
anak lelaki saya memutuskan pergi ke rumah ibu saya untuk
memperoleh obat-obatan neneknya. Tetapi di Duffy, dia tiga kali
dihentikan oleh polisi dan diberitahu agar tidak meneruskan perjalanan.
Ketika dia akhirnya dapat melalui rumah ibu saya, rumah di sebelahnya
sudah terbakar, dan terbakar dengan dahsyat. Dia dan temannya lalu
mulai menyirami rumah ibu saya dan mencegah api mencapai rumah itu. Di
dalam rumah penuh dengan asap dan jelaga yang masuk melalui jendela
terbuka. Rumput dan pohon buah di halaman belakang telah terbakar,
sampai jarak satu meter dari rumah itu. Anak lelaki saya tinggal di
sana sampai tengah malam, menggempur api dan mempertahankan tanah milik
neneknya, dan dengan berkah Tuhan, rumah itu akhirnya selamat.
Saya tidak
pernah meragukan bahwa itu adalah suatu keajaiban Ilahi yang
menyelamatkan ibu saya dan juga barang-barang miliknya, yang merupakan
hasil jerih payah dari ibu dan ayah saya selama hidup mereka.
Pertolongan Tuhan juga terungkap melalui anggota Asosiasi Internasional
Maha Guru Ching Hai dari Sydney dan Canberra, yang mengumpulkan uang
untuk mengecat kembali dapurnya yang rusak. Saya berdoa kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa untuk membalas kebaikan mereka seribu kali lipat, dan
menyelamatkan mereka agar tidak mengalami kejadian-kejadian mengerikan
seperti yang kami alami selama kebakaran semak yang baru saja terjadi.