Liputan Media

 

Indra Keenam Hewan Menyelamatkan Mereka dari Tsunami
di Asia Selatan

Oleh Grup Berita Los Angeles (Asal dalam bahasa Inggris)

China Daily tanggal 4 Januari 2005, melaporkan bahwa hewan-hewan liar tampaknya lolos dari bencana tsunami di bulan Desember 2004 - yang telah membunuh puluhan ribu orang di Asia dan Afrika. Hal ini memperkuat gagasan, bahwa mereka memiliki “indra keenam” untuk mendeteksi bencana yang akan terjadi, atau setidaknya memiliki indra pendengaran yang jauh melampaui manusia; yang menyebabkan hewan-hewan tersebut  dapat mendeteksi getaran yang halus dari gempa bumi dan peristiwa-peristiwa alam lainnya sebelum peristiwa-peristiwa itu terjadi.

Petugas-petugas Sri Lanka melaporkan bahwa ombak raksasa yang telah menelan lebih dari 40.000 nyawa, tampaknya tidak menimpa hewan-hewan liar. “Tidak ada gajah yang mati, dan bahkan tidak terdapat mayat kelinci yang ditemukan. Saya pikir binatang-binatang tersebut dapat merasakan akan datangnya bencana. Mereka memiliki indra keenam. Mereka mengetahui ketika sesuatu akan terjadi,” kata H.D.Ratnayake, wakil direktur dari Departemen Hewan Liar Sri Lanka.

Ombak menyebabkan banjir di Taman Nasional Yala, tempat penampungan hewan liar terbesar di Sri Lanka, tetapi di sana tidak terdapat tanda-tanda adanya gajah, macan tutul, rusa, serigala ataupun buaya yang mati. Fenomena ini menambah catatan sejarah yang berkaitan dengan gempa bumi dan erupsi vulkanik; dimana burung-burung beterbangan, anjing melolong, dan kawanan binatang berlarian menyelamatkan diri sebelum terjadinya bencana.

Banyak bukti dari cerita-cerita anekdot pendek mengenai anjing yang menggonggong atau burung-burung yang bermigrasi sebelum letusan gunung berapi atau gempa bumi terjadi. Tetapi tidak terdapat penelitian secara spesifik karena kita tidak dapat mengetesnya di laboratorium atau di lapangan,“ kata Matthew van Lierop dari Kebun Binatang Johannesburg Afrika Selatan. Clive Walker, pengarang dari beberapa buku mengenai Fauna Afrika, setuju bahwa: “Hewan liar, khususnya burung-burung, tampaknya dapat menangkap fenomena-fenomena tertentu. Terdapat banyak laporan bahwa burung-burung mendeteksi bencana-bencana yang akan terjadi.” Hewan-hewan secara pasti bergantung pada indra mereka seperti indra penciuman dan pendengaran untuk menghindari predator/pemangsa dan bahaya-bahaya lainnya. Dan gagasan akan indra keenam hewan diperkuat dengan adanya bukti di pantai yang terkena bencana di Sri Lanka itu.

Sebagai kesimpulan, peradaban kuno menganggap gajah, burung hantu dan jenis hewan lainnya sebagai sesuatu yang sakral; memberikan mereka lambang yang khusus. Mungkin saja pendapat para nenek moyang kita adalah benar dan peristiwa bencana seperti tsunami tahun 2004 di Samudra Hindia memang diperlukan untuk menyadarkan peradaban modern kita akan kemampuan mengagumkan dari saudara-saudara kita, para hewan, yang selama berabad-abad dipandang sebagai “bentuk kehidupan yang lebih rendah dari kita”. Seperti yang dikatakan Guru, ”Hewan-hewan itu sangatlah pintar. Mereka mengerti segalanya. Mereka tidak lebih rendah dari kita. Mereka sama (dengan kita) karena mereka sangat pintar.” (Kutipan dari DVD #712 Kecerdasan Ilahi Hewan-Hewan)


Liputan Media:

Harian Apple, Hong Kong
Harian Berita Medan, Indonesia
Indra Keenam Hewan Menyelamatkan Mereka dari Tsunami di Asia Selatan 
Hewan-Hewan Menunjukkan Rasa Simpati - Seperti Halnya Manusia, dalam Menyelamatkan Para Korban Tsunami
Keputusasaan Setelah Bencana Berubah Menjadi Harapan