Kasih Dalam Tindakan

Laporan dari Indonesia

Kasih Menjangkau
Anak-Anak yang Kelaparan

Oleh saudara-inisiat I Nyoman Widyasa,
Pulau Bali (Asal dalam bahasa Indonesia)

Pada bulan Juli 2005, media setempat menyampaikan berbagai berita yang menyatakan bahwa sepuluh persen dari anak balita di provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia, menderita kekurangan gizi dan busung lapar, penyakit masa kanak-kanak yang disebabkan oleh kekurangan gizi termasuk kekurangan protein. Laporan-laporan seperti ini baru pertama kali dan bahkan terdapat daftar nama-nama penderita dan tempat tinggal mereka.

Provinsi Nusa Tenggara Barat terkenal sebagai penghasil beras, tetapi banyak penduduk setempat hidup dalam kemiskinan dan tidak dapat membeli makanan yang memadai. Setelah mendengar laporan berita mengenai situasi anak-anak tersebut, banyak inisiat dari Indonesia menghubungi center Jakarta untuk menawarkan bantuan., dan dengan demikian tim bantuan yang terdiri dari dua saudara inisiat dari Center Bali dibentuk dan disebarkan untuk mendistribusikan bantuan kepada penduduk di daerah sekitar pulau Bali.

Kemudian pada tanggal 17 Juli 2005, saudara-saudara inisiat itu melakukan perjalanan ke Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat dan bergabung dengan pekerja Palang Merah setempat untuk membagikan susu dan menolong untuk memperbaiki kondisi hidup para balita yang menderita kekurangan gizi dan busung lapar. Menurut Palang Merah, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dari para orang tua akan jumlah gizi yang harus diberikan kepada para balita. Dan satu alasan timbulnya masalah ini adalah karena para ibu membawa anak-anak mereka pada saat mereka bekerja di sawah, karena tidak ada yang dapat menjaga mereka di rumah, dan hanya memberikan mereka botol berisi air dan kadang kala jumlah makanan yang mereka makan tidaklah cukup.

Untuk mengatasi krisis ini, Palang Merah membangun sebuah kemah di desa Genggelang, di mana sekitar dua puluh orang sukarelawan bekerja bersama-sama dengan penduduk setempat. Sekitar 1.516 anak-anak desa menderita kekurangan gizi dan setelah dua minggu menjalankan program kesehatan tersebut, kondisi fisik anak-anak tersebut membaik. Syukurlah bahwa proyek tersebut akan berlanjut sekurang-kurangnya enam bulan. Selama tinggal semalaman di Lombok, para inisiat mempunyai kesempatan untuk membagikan ajaran Guru dengan orang-orang yang tinggal dengan mereka. Para penduduk sangat bergembira saat mendengarkan ajaran Guru. Para inisiat juga memberikan buku contoh kepada mereka. Selama meditasi pada malam hari itu, para praktisi mendapatkan pengalaman batin yang menakjubkan, dan salah seorang saudara inisiat dapat bermeditasi sepanjang malam.

Pada tanggal 21 Juli 2005, tim bantuan tiba di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan sekali lagi bergabung dengan pekerja Palang Merah setempat untuk membagikan susu kepada anak-anak yang sakit. Di Kupang, terdapat 621 anak-anak yang kebanyakan adalah balita, yang menderita kekurangan gizi. Tim tersebut menemukan bahwa masyarakat setempat sangat membantu, jujur dan penuh perhatian; karena sejak kedatangan mereka, para penduduk desa membawa mereka berkeliling ke puskesmas setempat di mana para orang tua membawa bayi-bayi mereka untuk divaksinasi dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Selama misi bantuan para inisiat di Lombok dan Kupang, mereka mendapatkan banyak pengalaman yang menakjubkan dan sangat tersentuh dengan kesederhanaan hidup para penduduk. Para praktisi juga merasa sangat puas akan kondisi kesehatan anak-anak tersebut yang telah meningkat, dan mereka memohon agar kasih Guru senantiasa tercurah kepada penduduk Lombok dan Kupang.