Kasih Dalam TindakanLaporan dari FormosaKasih Ilahi Menyebar di Rumah Jompo WanliOleh Grup Berita Taipei (Asal dalam bahasa Cina)Pada tanggal 27 Agustus 2005, para inisiat setempat mengunjungi Wisma Kasih Manula di Wanli, sebagai tindak lanjut dari hasil kegiatan penyebaran buku di wisma tersebut pada bulan April yang lalu. Selain membawa serta publikasi, foto dan hadiah berkah dari Guru; rekan-rekan inisiat juga membawa kue bulan dan bunga segar untuk para penghuni usia lanjut di sana. Para rekan sepelatihan melakukan kunjungan bulan Agustus ini setelah memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang fasilitas tersebut. Sebelumnya mereka tidak bisa melakukan kegiatan tersebut, karena Wisma tersebut baru ditambahkan dalam daftar kunjungan mereka pada detik-detik terakhir. Wisma yang berdiri di samping bukit dekat laut, menampung para manula yang miskin dan sendirian serta tidak mampu lagi memperoleh penghasilan atau secara fisik tidak berdaya lagi. Pada hari kunjungan tersebut, Xu Qing-lan yang berusia 93 tahun dan berjalan dengan bantuan tongkat, melihat foto dirinya di majalah Berita No.158 sewaktu dia berbincang-bincang dengan rekan-rekan inisiat, dan meminta mereka untuk menggantungkan foto Guru di dinding dekat tempat tidurnya sehingga dia senantiasa dapat melihat Guru. Selain itu, Ibu Guo Chen Su-yue yang berusia 85 tahun dan seorang Kristen yang saleh, meminta rekan inisiat, “Tolong tuliskan nama suci Guru di belakang foto-Nya sehingga saya tidak akan melupakan-Nya” sambil menambahkan bahwa ia begitu menyukai Guru dan akan menempatkan foto-Nya di samping foto Yesus Kristus dan berdoa kepada Mereka berdua. Memperhatikan senyuman yang tulus dari wajah para inisiat, wanita itu juga berkomentar, “Kalian semua sungguh penuh kebajikan, dan kalian semuanya adalah malaikat. Semakin saya melihat kalian, semakin saya yakin bahwa kalian terlihat persis seperti Maha Guru Ching Hai.” Ibu Guo telah berdoa pada Tuhan setiap hari selama delapan belas tahun di Wisma, dan setiap kali para penghuni mendapatkan pengunjung, ia menerimanya sebagai suatu berkah Ilahi. Dengan kesehatan yang prima ia berdiri dan membungkuk kepada para rekan inisiat untuk mengungkapkan rasa syukurnya, khususnya untuk sifat peduli kasih dari Guru. Seorang manula lainnya, Ibu Pan, meminta foto Guru dipasang di dua sisi ranjangnya sehingga dia dapat melihat Guru dari dua sisi kiri dan kanannya dan juga mengungkapkan rasa rindunya untuk bertemu Guru secara langsung. Setelah melalui perpisahan yang berat, rekan-rekan praktisi meninggalkan tempat tinggal para manula wanita, makan siang dan bermeditasi untuk mengisi kembali persediaan mereka di rumah salah satu inisiat setempat, lalu kembali lagi ke Wisma tersebut untuk mengunjungi tempat tinggal para manula lelaki di mana mereka menyajikan teh dan kue bulan bagi para penghuni sambil menikmati makanan bersama mereka. Beberapa manula di sana tertarik pada pesan Guru dan membaca buku-Nya dengan penuh perhatian. Misalnya, Paman Zhan yang telah kehilangan penglihatan di kedua matanya, namun tetap saja dia menyambut riang ajaran Guru. Tersentuh oleh ketulusannya, seorang rekan inisiat memberikan Walkman-nya, beberapa baterai, dan satu kaset Buddha Chanting (Madah Buddha). Mengetahui bahwa barang-barang tersebut merupakan hadiah kasih dari Guru, Paman Zhan mengangguk dan berkata, “Terima kasih banyak, Guru Agung Ching Hai!” Dan begitu dia mendengarkan Walkman tersebut, suatu senyum penuh kebahagiaan tebersit di wajahnya. Sebelum rekan-rekan inisiat meninggalkan Wisma Kasih Manula,
staf di sana mengumumkan bahwa mulai hari itu mereka akan memutarkan
Buddha Chanting Guru selama setengah jam setiap sore melalui sistem
pengeras suara di setiap lantai bangunan tersebut. Setelah mengunjungi
Wisma tersebut, para rekan praktisi begitu bahagia bahwa mereka bisa
membangun suatu jembatan kasih Ilahi yang menjadikan Cahaya Guru
bersinar di seluruh penghuni manula yang kesepian dan tanpa-daya
tersebut. Sejak saat itu, setiap harinya mereka diselubungi oleh
cinta-kasih Guru yang tak terbatas melalui musik-Nya. Para rekan
inisiat juga bersyukur kepada Guru karena membantu mereka belajar
berinteraksi secara dekat dengan para manula dan dengan demikian dapat
menunjukkan ketidakkekalan sifat alami kehidupan manusia dan perlunya
berlatih dengan rajin selagi kita masih mampu. ChanghuaCinta Kasih Ilahi Mengilhami
|